Balita Diduga Dianiaya

Polisi Periksa 6 Saksi dalam Kasus Dugaan Penganiayaan Balita di Garut

Saat ini, kepolisian masih menunggu hasil visum untuk memastikan penyebab luka yang dialami korban.

Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: Dedy Herdiana
dok HO - Tiktok Garutundercover
BALITA DIDUGA DIANIAYA - SA (2) yang diduga mengalami kekerasan fisik di wajah, ia merupakan warga rumah susun Kelurahan Margawati, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Garut, Sidqi Al Ghifari 

TRIBUNPRIANGAN.COM, GARUT - Polres Garut melakukan penyelidikan terhadap video viral seorang balita berinisial SA (2) yang diduga mengalami penganiayaan.

Balita tersebut merupakan warga Kampung Kandang, Kelurahan Sukanegla, Kecamatan Garut Kota, Jawa Barat.

Sebelumnya ibu dari SA membantah anaknya itu mengalami kekerasan melainkan mengidap penyakit Osteogenesis Imperfecta yang menyebabkan anak tersebut rentan cedera.

Kasatreskrim Polres Garut AKP Joko Prihatin mengatakan bahwa pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi dalam proses penyelidikan kasus tersebut.

"Ada enam saksi yang sudah kami periksa, salahsatunya dari keluarga dan pengasuh," ujarnya kepada Tribunjabar.id, Sabtu (15/11/2025).

Ia menuturkan, keluarga dari pihak ayah anak tersebut juga telah membuat laporan resmi kepada polisi setelah video itu viral.

Saat ini, kepolisian masih menunggu hasil visum untuk memastikan penyebab luka yang dialami korban.

"Kami masih menunggu hasil visum keluar," ungkapnya.

KELAINAN GENETIK - Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah Jabar kunjungi kediaman SA (2) anak yang diduga alami kekerasan, di Kelurahan Margawati, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Rabu (12/11/2025) sore.
KELAINAN GENETIK - Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah Jabar kunjungi kediaman SA (2) anak yang diduga alami kekerasan, di Kelurahan Margawati, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Rabu (12/11/2025) sore. (TRIBUN JABAR / SIDQI AL GHIFARI )

Ibu dari SA (2) balita asal Garut yang videonya viral karena diduga mengalami kekerasan, akhirnya memberikan penjelasan. 

Ia membantah adanya tindakan penganiayaan dan menyebut sang anak mengidap penyakit genetik langka bernama Osteogenesis Imperfecta (OI).

Indah Marliantini (23), ibu dari SA menjelaskan bahwa anaknya sempat dibawa ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan medis. 

Dari hasil pemeriksaan itu, dokter menyampaikan bahwa tulang sang anak rapuh dan mudah patah akibat kelainan bawaan.

BANTAH ANIAYA – Orangtua SA (2) Indah Marlianti (23) membantah tudingan telah melakukan kekerasan terhadap anaknya. Ia menyebut bahwa anaknya itu mengidap penyakit Osteogenesis Imperfecta (OI). Ia ditemui di kediamannya di Kampung Kandang Sapi, Kelurahan Sukanegla, Kecamatan Garut Kota, Jawa Barat, Selasa (12/11/2025) sore.
BANTAH ANIAYA – Orangtua SA (2) Indah Marlianti (23) membantah tudingan telah melakukan kekerasan terhadap anaknya. Ia menyebut bahwa anaknya itu mengidap penyakit Osteogenesis Imperfecta (OI). Ia ditemui di kediamannya di Kampung Kandang Sapi, Kelurahan Sukanegla, Kecamatan Garut Kota, Jawa Barat, Selasa (12/11/2025) sore. (Tribunpriangan.com/Sidqi Al Ghifari)

"Diagnosis kata dokter anak saya mengidap penyakit OI (Osteogenesis Imperfecta)," ujar Indah saat ditemui Tribunjabar.id di kediamannya di Kampung Kandang Sapi, Kelurahan Sukanegla, Kecamatan Garut Kota, Jawa Barat, Selasa (12/11/2025).

Ia menuturkan, sebelum viral anaknya memang kerap mengalami nyeri mendadak tanpa sebab yang jelas. Kadang muncul lebam di pipi, bengkak di tangan, atau luka ringan di wajah. 

Menurutnya, kondisi itu kerap muncul setelah anak bangun tidur atau demam di malam hari, namun hal tersebut sembuh dengan sendirinya tanpa bantuan medis.

"Itu kalo lagi kepicu (kambuh) anak ini memang suka megangin lukanya, lagi sariawan juga dikorek-korek sama tangannya, karena aktif anaknya," ungkapnya.

 

 

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved