KPAID Temukan Fakta Baru di Balik Viralnya Balita Garut yang Diduga Dianiaya, Idap Penyakit Langka
Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah Jawa Barat menemukan fakta lain terhadap kondisi balita yang diduga dianiaya, punya penyakit langka
Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: Machmud Mubarok
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Garut, Sidqi Al Ghifari
TRIBUNPRIANGAN.COM, GARUT - Viral sebuah video yang memperlihatkan seorang balita berusia dua tahun dalam kondisi memprihatikan dengan wajah lebam disertai darah yang diduga menjadi korban kekerasan.
Bocah tersebut berinisial SA (2) warga Kelurahan Margawati, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Atas temuan tersebut, Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah Jawa Barat langsung memastikan kondisi anak dengan mendatangi kediaman orangtunya.
Dari hasil pertemuan itu didapat sejumlah fakta lain terhadap kondisi SA.
"Kami menemukan bahwa dari hasil asesmen yang kami lakukan hari ini, kami secara kasat mata tidak menemukan terjadinya kekerasan pada anak," ujar Ketua Forum KPAID Jabar Ato Rinanto kepada awak media usai mengunjungi kediaman korban, Rabu (12/11/2025) sore.
Ia menuturkan, salah satu indikator yang terlihat adalah meskipun pihaknya tidak membawa psikolog, anak tersebut tampak tidak menunjukkan tanda-tanda trauma. Kondisinya terlihat tenang dan mampu berinteraksi dengan baik.
Ia menambahkan, luka yang semula cukup serius pun kini berangsur membaik. Bahkan, dalam waktu relatif singkat, luka-luka tersebut mulai menghilang.
"Bahkan tangan yang diduga ada keretakan tulang ternyata juga anak masih beraktivitas normal seperti biasa,"
"Walaupun nanti mungkin keputusan yang resmi tentu akan diputuskan oleh pihak rumah sakit," lanjutnya.
Baca juga: Nasib Pedagang Pasar Kalipucang Pangandaran Bertahan di Tengah Genangan, Disebut Banjir Terparah
Baca juga: Balita di Garut Lebam Mata dan Retak Tulangnya, Didugan Alami Penganiayaan
Dari hasil asesmen sementara itu, pihaknya juga belum bisa menyimpulkan apakah terdapat kekerasan terhadap anak.
Dari pengakuan orangtua SA ungkapnya, anak tersebut memiliki penyakit atau kelainan genetika yang sudah diidap sejak 7 bulan yang lalu.
"Kami belum bisa menyimpulkan apakah ada kekerasan apakah ini ada penyakit lain yang disebut dengan gangguan genetika. Kita tidak mengetahui, kita tunggu proses berikutnya," kata Ato.
Ia mengimbau masyarakat untuk tidak terburu-buru menjustifikasi terkait apa yang terjadi pada anak tersebut.
Menurutnya, diperlukan kehati-hatian dalam menanggapi informasi yang beredar agar tidak menimbulkan kesimpulan yang keliru.
| Balita di Garut Lebam Mata dan Retak Tulangnya, Didugan Alami Penganiayaan |
|
|---|
| Garut Selatan Dikepung Bencana Longsor dan Banjir, Bupati Tetapkan Status Tanggap Darurat |
|
|---|
| Menteri Wihaji Kagum pada Tamasya An Nisa, Tempat Asuh Anak Petani dengan Gotong Royong |
|
|---|
| Akses Jalan Pakenjeng-Bungbulang Garut Tertutup Longsor, Pengendara Diminta Lewat Jalur Alternatif |
|
|---|
| Jalan Penghubung Singajaya-Peundeuy Garut Longsor, Lalu Lintas Sementara Tertutup Total |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/priangan/foto/bank/originals/KPAID-Kunjungi-Balita-Viral-di-Garut.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.