Pergerakan Tanah di Ciamis
Sejak 2010 hingga 2025 Tanah Terus Bergerak, Warga 2 Dusun di Payungagung Mulanya Tak Mengungsi
Kepala Desa Payungagung, Muhammad Haris Nasution, mengungkapkan pergerakan tanah ini bukan pertama kali terjadi.
Penulis: Ai Sani Nuraini | Editor: Dedy Herdiana
Meski begitu, ancaman masih mengintai. Retakan tanah semakin lebar, bahkan di beberapa titik jalan kabupaten yang menghubungkan Majalengka–Sumedang–Ciamis pun ikut terbelah.
Untuk mencegah risiko lebih besar, pemerintah desa menutup sementara akses kendaraan berat dengan tonase di atas 5 ton.
“Getaran dari kendaraan berat bisa memperparah pergeseran tanah di bawah. Jadi untuk sementara, kendaraan besar tidak boleh lewat dulu,” jelas Haris.
Ia berharap adanya perhatian dari pemerintah kabupaten hingga pusat agar proses relokasi permanen bisa segera direalisasikan.
“Warga sudah jenuh hidup dalam ketidakpastian setiap musim hujan. Kalau memang ada dukungan anggaran, kami siap menyediakan lahan relokasi. Tanahnya ada, tapi dana pembangunannya belum,” katanya.
Sementara itu, BPBD Kabupaten Ciamis bersama tim kesehatan dari Polres dan Puskesmas Payungsari telah meninjau lokasi untuk memberikan bantuan logistik serta memantau kondisi warga di pengungsian.
Meski lelah dan waswas, warga Payungagung tetap berusaha bertahan, berharap tanah berhenti bergeser dan mereka bisa kembali menjalani hidup dengan tenang.(*)
Baca juga: Dinding Retak, Genteng Ambruk, Warga Jamuresi Ciamis Ungkap Kronologi Detik-detik Pergerakan Tanah
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/priangan/foto/bank/originals/PERGERAKAN-TANAH-di-Dusun-Pamekaran-Payungagung-Panumbangan-Ciamis-1.jpg)