Kota Bandung Dikepung Banjir di 14 Titik, Salah Satunya di Margacinta

Editor: Dedy Herdiana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BANJIR KEPUNG BANDUNG - Banjir di Jalan Margacinta - Ciwatra, depan Margacinta Park, Kota Bandung, beberapa waktu lalu.

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG - Masalah banjir hingga saat ini masih menjadi pekerjaan rumah 'PR' bagi Pemkot Bandung karena bencana tersebut kerap mengepung sejumlah titik, terutama saat turun hujan deras.

Berdasarkan data dari Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung, pada Rabu (6/8/2025), banjir tersebut menerjang 14 titik di antaranya, Jalan Maragacinta ( depan Margacinta Park), Rancabolang, Margahayu, dan Kompleks BIR.

Kemudian Antapani, Cingised, Kompleks Sarimas, Jalan Purwakarta, Ibrahim Adjie, Terusan Jakarta, Soekarno Hatta (Terusan Pasir Koja), Jalan Cibuntu, dan Cikutra dengan genangan 5 sentimeter hingga 80 sentimeter.

Wakil Wali Kota Bandung, Erwin mengatakan, penyebab banjir ini cukup banyak, sehingga pihaknya perlu waktu lama untuk menyelesaikan masalah tersebut, tetapi untuk saat ini Pemkot Bandung sudah mulai melakukan penanganan.

Baca juga: Banjir dan Longsor Terjang Dua Kecamatan di Tasikmalaya, Hujan Deras Sejak Dini Hari

"Banjir ini banyak sekali penyebabnya karena banyak bangunan yang dibangun di bantaran sungai dan juga di atas sungai, terus ada limpahan dari wilayah lain di luar Kota Bandung," ujarnya saat ditemui di Balai Kota, Kamis (7/8/2025).

Selain itu letak geografis juga, kata Erwin, menjadi salah satu pemicu banjir karena Kota Bandung ini masuk daerah cekungan. Sehingga perlu dilakukan penanganan jangka pendek dan jangka panjang untuk menyelesaikan masalah ini.

Erwin mengatakan, untuk jangka pendeknya Pemkot Bandung akan menertibkan bangunan liar yang dibangun di bantaran sungai, pengerukan sedimentasi sungai, dan membersihkan sampah di semua drainase.

"Kalau jangka panjang kita baru membangun 15 kolam retensi kalau tidak salah. Targetnya 30, terakhir kan di Ciporeat sudah kita bangun, sekarang kita lagi mau membangun lagi di daerah Gedebage," kata Erwin.

Pihaknya menargetkan penanganan banjir tersebut bisa selesai dalam waktu cepat. Tetapi, untuk menyelesaikan masalah ini perlu banyak anggaran yang disiapkan, seperti untuk membangun 30 kolam retensi di sejumlah titik.

Erwin mengatakan, kolam retensi itu akan dibangun di beberapa titik rawan banjir seperti Bandung Timur dan pihaknya berharap berbagai penanganan banjir ini bisa diselesaikan secepatnya meski terkendala anggaran.

"Saya pengen cepatnya, tapi anggarannya juga ada keterbatasan bagaimana kita mengatasi hal ini semua. Termasuk ada beberapa lokasi (bangunan dibongkar) yang emang mungkin memerlukan biaya kerohiman," ucapnya.

Menurutnya, anggaran-anggaran untuk itu juga perlu dipikirkan karena untuk pembongkaran bangunan liar di bantaran sungai ada yang ikhlas dan ada juga yang tidak, sehingga mereka juga perlu diberikan bantuan.

"Jadi perlu ada uang kerohiman untuk tempat tinggal, misalnya untuk mengontrak. Insya Allah kalau untuk kolam retensi sudah masuk anggaran 2026, sekitar Rp 10 miliar sampai Rp 12 miliar, itu sudah dianggaran untuk membangun kolam retensi," kata Erwin.