Sejalan dengan peranannya, umum manusia akan termakan oleh usia, hal ini menjadi penting untuk mencari kandidiat baru sebagai pemimpin di masa yang akan datang dengan harapan menjalankan amanat kepemimpinan yang RasuluLlah ajarkan semasa hidupnya.
Namun tak terlepas dari peranan setan di muka bumi, kepemimpinan selalu menjadi ajang kerusakan demi kepentingan pribadi.
Rasulullah bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَخَافُ عَلَيْكُمْ سِتًّا إِمَارَةَ السُّفَهَاءِ, وَبَيْعَ الْحُكْمِ, وَكَثْرَةَ الشَّرْطِ, وَقَطِيعَةَ الرَّحِمِ, وَنَشْئًا يَنْشَئُونَ يَتَّخِذُونَ الْقُرْآنَ مَزَامِيرَ, وَسَفْكَ الدَّمِ
“Tak ada yang Aku khawatirkan selain 6 perkara yang akan datang pada diri kalian: kepemimpinan orang bodoh; jual-beli hukum/pemerintahan; banyakya polisi; pemutusan tali silaturahmi; orang muda yang tumbuh menjadikan al-Quran layaknya nyanyian; penumpahan darah” (HR Ahmad, Ibnu Abi Syaibah, ath-Thabarani).
Redaksi hadis tersebut menurut riwayat dari jalur ‘Awf bin Malik juga diriwayatkan dari jalur ‘Abis al-Ghifari.
Baca juga: Teks Khutbah Jumat 26 Januari 2024 Bertemakan Memperbaiki Niat agar Ibadah Menjadi Nikmat
Ia mengatakan, Rasul Shallallahu alaihi Wasalam bersabda:
بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ سِتًّا: إِمَارَةُ السُّفَهَاءِ, وَكَثْرَةُ الشُّرَطِ, وَبَيْعُ الْحُكْمِ, واسْتِخْفَافٌ بِالدَّمِ, وَقَطِيعَةُ الرَّحِمِ, وَنَشْوٌ يَتَّخِذُونَ الْقُرْآنَ مَزَامِيرَ, يُقَدِّمُونَ أَحَدُهُمْ لِيُغَنِّيَهُمْ وَإِنْ كَانَ أَقَلُّهُمْ فِقْهًا
Bersegeralah beramal (sebelum) enam perkara: kepemimpinan orang bodoh; banyaknya polisi; jual-beli hukum/pemeritahan; penyepelean urusan darah; pemutusan tali silaturahmi; orang muda yang menjadikan al-Quran layaknya nyanyian, mereka (penduduk zamannya) mengedepankan salah seorang dari mereka untuk mendendangkan al-Quran kepada mereka meski dia paling sedikit pemahamannya (HR ath-Thabarani).
Dalam hadis di atas, ada enam kekhawatiran Rasul terhadap umat.
Boleh jadi, kekhawatiran yang pertama adalah yang paling penting.
Bahkan lima kekhawatiran lainnya mungkin terderivasi dari yang pertama.
Rasul Shallallahu alaihi Wasalam menempatkan kepemimpinan bodoh (imâratu as-sufahâ) sebagai kekhawatiran beliau yang pertama.
Baca juga: TEKS KHUTBAH JUMAT 26 Januari 2024, Tegaskan Hati Agar Berhenti Berbuat Dzalim Kepada Siapapun
As-Sufahâ‘ bentuk jamak dari safîh, yang bermakna : Orang bodoh, kurang akal dan keahlian, ahlu al-hawa (memperturutkan hawa nafsu), sembrono atau gegabah, buruk tindakan dan penilaian. Di dalam Islam, as-sufahâ‘ adalah orang yang tidak boleh diberi kepercayaan untuk mengelola hartanya sendiri (QS an-Nisa’ [4]: 5).
Islam memerintahkan agar ada washi’ yang diangkat untuk mengurusi harta orang as-sufahâ‘ itu. As-Sufahâ’ di-hijr (dilarang untuk bertransasksi).