Liputan Khusus Sampah di Jabar

Jabar Belum Merdeka dari Sampah: Banyak TPA Penuh dan Ada Pemda yang Kena Sanksi

Kondisi ini diperparah dengan sanksi administratif dariKLHK pada Maret 2025, yang mewajibkan penghentian praktik open dumping

|
Editor: Dedy Herdiana
Grafis Tribun Jabar
LIPUTAN KHUSUS - Jabar Belum Merdeka dari Sampah: Banyak TPA Penuh dan Ada Pemda yang Kena Sanksi 

Ribuan Ton Sampah Tak Terangkut

KOTA Bandung hingga saat ini tampaknya belum benar-benar merdeka dari sampah. Kondisi itu terbukti karena dari semua timbulan sampah per hari masih ada puluhan truk yang belum terangkut ke TPA Sarimukti akibat pembatasan ritase.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, mengatakan, hingga kini Bandung menghasilkan 180 ritase sampah per hari, namun hanya 140 ritase yang dapat diangkut ke TPA dan sisanya yang berjumlah 40 ritase atau setara 40 truk masih belum terangkut setiap hari.

Setiap harinya sampah di Kota Bandung mencapai sekitar 1.500 ton. Dari jumlah itu, sekitar 140 ritase truk (kapasitas 3 ton per truk) yang diizinkan mengangkut sampah ke TPA Sarimukti, atau setara 420 ton per hari. Akibatnya, kurang lebih 1.000 ton sampah tidak terangkut, dan sebanyak 230 ton di antaranya tertahan di TPS tanpa bisa diangkut sehari-hari.

“Kami menargetkan akhir tahun ini surplus 40 ritase itu sudah habis terolah. Politik anggaran kami sudah jelas, sebagian besar diarahkan untuk penanganan sampah,” ujar Farhan di Kantor PT Pindad, Kamis (14/8).

Farhan menilai, teknologi pengolahan yang dimiliki Pindad, seperti insinerator yang telah digunakan di Kecamatan Bandung Kulon, terbukti efektif. Sehingga diharapkan bisa mengembangkan mesin-mesin pengolah sampah organik, mengingat 60 persen sampah Bandung bersifat organik.

Selain itu, Farhan juga mengusulkan desain kendaraan compact (ringkas) khusus untuk mengangkut sampah di jalan-jalan kecil, menggantikan kendaraan triseda yang dinilai tidak tahan lama. “Kalau ada Compactor sampah seukuran kendaraan Maung, itu akan jauh lebih sustainable,” katanya.

Farhan mengatakan, Pemkot Bandung menutup opsi pembangunan fasilitas waste-to-energy skala besar, karena keterbatasan lahan dan risiko lingkungan. Fokus saat ini adalah pada solusi terdistribusi yang ramah lingkungan dan dapat segera diterapkan.

“Kolaborasi seperti ini memberi harapan besar. Target kami, Januari 2027 Bandung sudah
bebas dari tumpukan sampah di pagi hari,” ucap Farhan. 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Darto, mengatakan, untuk menangani sisa sampah yang belum terangkut ke TPA Sarimukti itu pihaknya sudah mengoperasikan 9 insinerator untuk mengolah sampah.

“Dari 9 insinerator itu, ada yang bisa mengolah 1 ton, 4 ton, terus dua mesin bisa 32 ton. Kita targetkan
30 ritase sampah yang tidak terbuang bisa kita olah,” kata Darto.

Ia mengatakan, dari total 9 insinerator tersebut di antaranya, ada tiga unit di dua titik Kecamatan Bandung Kulon, kemudian Babakan Sari, Gandapura, Jalan Indramayu, dan di kawasan Taman Cibeunying. (Hilman Kamaludin)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved