Pasien BPJS Ditolak RSUD

BREAKING NEWS: Berobat Pakai BPJS, Balita Asal Singaparna Ditolak di RSUD KHZ Musthafa Tasikmalaya

Kronologi kejadian awalnya pasien mendatangi IGD RSUD KHZ Mustofa sekira pukul 19.05 WIB di IGD RSUD KHZ Musthafa Kabupaten Tasikmalaya kondisi panas

Penulis: Jaenal Abidin | Editor: Dedy Herdiana
Tribunpriangan.com/Jaenal Abidin
PASIEN BPJS DITOLAK - Penampakan RSUD KHZ Mustofa Kabupaten Tasikmalaya. Pihak RSUD ini menolak balita asal Singaparna yang ingin berobat karena mengalami sakit panas tinggi, Selasa (28/7/2025). 

Laporan wartawan TribunPriangan.com, Jaenal Abidin 

TRIBUNPRIANGAN.COM, KABUPATEN TASIKMALAYA - Anak dari Anggota DPRD Kabupaten Tasikmalaya mendapat penolakan perawatan karena menggunakan BPJS di IGD RSUD KHZ Musthafa, dengan alasan tidak menunjukan NIK.

Kronologi kejadian awalnya pasien mendatangi IGD RSUD KHZ Mustofa sekira pukul 19.05 WIB di IGD RSUD KHZ Musthafa Kabupaten Tasikmalaya dengan gejala panas tinggi dan terlihat seperti sesak, gelisah dan menangis terus menerus yang masih berumur 6 bulan.

Pihak orang tua yakni Luthfi menuju loket untuk melakukan mendaftarkan pasien dengan membuka aplikasi JKN. Sedangkan identitas seperti KK tidak terbawa karena spontan dan kondisi panik melihat anaknya panas tinggi.

Namun, petugas loket pendaftaran kekeuh meminta identitas seperti KTP dengan alasan untuk mengetahui NIK. Padahal dalam identitas yang sudah diperlihatkan kepada petugas sudah ada dengan nomor BPJS dan statusnya aktif (Bukti Terlampir). 

Baca juga: Hadir di Hari Jadi Ke-393 Kabupaten Tasik, Gubernur Jabar Minta Jalan Hingga Sekolah Diperbaiki

Karena kondisi panik akhirnya orang tua meninggalkan loket pendaftaran dan masuk IGD untuk memastikan pasien sudah ditindak atau belum.

Ketika masuk ke IGD pasien tidak ada tindakan sama sekali dan masih berdiri dengan ibu pasien tanpa ada fasilitas seperti brangkar padahal kondisi IGD pada waktu itu tidak banyak pasien.

Penanganan baru dilakukan setelah beberapa menit oleh dokter tanpa diberi obat apapun dan menjelaskan perihal hasil pemeriksaan serta memberikan satu lembar resep obat untuk dibeli di luar rumah sakit.

“Pasien terlihat sesak, gelisah dan menangis tiada henti (menurut saya sebagai orang tua) pasien. Namun, petugas IGD menunda penanganan medis dengan alasan harus menyelesaikan administrasi pendaftaran terlebih dahulu,” ungkap Luthfi ketika dikonfirmasi wartawan TribunPriangan.com, Selasa (28/7/2025). 

Luthfi menjelaskan, bahwa saat dirinya menuju loket pendaftaran untuk mendaftarkan pasien dengan membuka aplikasi JKN. Karena untuk identitas seperti KK tidak terbawa dan kondisi panik melihat anaknya sakit.

“Karena kondisi panik akhirnya saya meninggalkan loket pendaftaran dan masuk IGD untuk memastikan pasien sudah ditindak atau belum,” ungkapnya.

Penanganan baru dilakukan setelah beberapa menit tertunda, yang tentu sangat berisiko bagi keselamatan pasien. 

“Beberapa menit baru ada tindakan dari petugas security membawa brangkar dan pasien diperiksa oleh dokter tanpa diberi obat apapun dan perihal hasil pemeriksaan selanjutnya dokter memberikan satu lembar resep obat untuk dibeli di luar rumah sakit," keluhnya.

Ia juga mengaku, soal fasilitas menggunakan BPJS aktif tetap dipersulit, padahal kondisi anaknya sedang darurat.

Luthfi membayangkan bagaimana jika kejadian ini menimpa masyarakat kecil dengan memiliki BPJS aktif yang jauh tapi malah mendapatkan kesulitan di fasilitas kesehatan milik pemerintah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved