1.305 Lulusan IPDN Diwisuda Hari Ini Rabu 23 Juli 2025, Ini Pesan Menteri Tito Karnavian

Tito mengatakan, eksistensi IPDN menjadi sangat penting karena merupakan pusat untuk melahirkan para pemikir di bidang ilmu pemerintahan

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Dedy Herdiana
Tribunjabar.id/Kiki Andriana
MENDAGRI DI IPDN - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, Tito Karnavian saat memberikan keterangan usai mewisuda 1.305 lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), di Balairung, IPDN Kampus Jatinangor, Sumedang, Rabu (23/7/2025). 

Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana

TRIBUNPRIANGAN.COM, SUMEDANG - Sebanyak 1.305 lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)  yang berasal dari daerah-daerah yang beragam di Indonesia diwisuda, Rabu 23 Juli 2025.

Wisuda di perguruan tinggi kedinasan di bawah Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia yang bertujuan untuk mendidik kader pemerintahan itu dihadiri langsung oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, Tito Karnavian di Balairung, IPDN Kampus Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. 

Wisudawan sebanyak itu, 1.110 orang berasal dari Sarjana Terapan Ilmu Pemerintahan, 81 Magister Terapan Ilmu Pemerintahan, 56 Doktor Ilmu Pemerintahan, dan 58 orang Program Profesi Kepamongprajaan.

Tito mengatakan, eksistensi IPDN menjadi sangat penting karena merupakan pusat untuk melahirkan para pemikir di bidang ilmu pemerintahan. 

“IPDN merupakan tempat lahirnya ASN profesional yang bisa menjalankan pemerintahan yang efektif dan efisien sehingga nantinya menjadi kunci untuk dapat survive di dunia”, kata Tito. 

Baca juga: Gubernur Lemhanas Sampaikan Isu Geopolitik Global Pada Kepala Daerah di Retreat IPDN Jatinangor

Hingga tahun ini, kata Tito, IPDN telah menghasilkan sebanyak 34.278 alumni baik dari program Sarjana Terapan, Magister, Doktor dan Program Profesi Kepamongprajaan.

"Para lulusan ini akan semakin memperkuat sistem pemerintahan di Indonesia," ucapnya. 

Tito mengamanatkan kepada para lulusan IPDN tidak hanya mencari gelar tapi juga harus dapat berpikir secara ilmiah. 

Menurut Tito, senada dengan yang diutarakan oleh Joseph Mayone Stycos, _if theory without policy is for academics then policy without theory is for gamblers_. Hanya berteori tapi tidak pernah direalisasikan itu hanya untuk berwacana atau diskusi bagi para akademik, nilainya menjadi kurang. Sebaliknya, kata Tito, jika membuat kebijakan terutama bagi para pengambil kebijakan tanpa didasarkan pada teori atau basis data itu gambling. 

"Yang terbaik adalah membuat kebijakan didasarkan kepada data atau teori yang ilmiah, " katanya. 

Rektor IPDN, Dr. Halilul Khairi, M.Si berharap kepada para wisudawan agar dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dengan sebaik-baiknya.

"Bermanfaat bagi bangsa, negara dan masyarakat serta dapat berbuat baik dan menjaga nama baik almamater dengan berperilaku yang baik dan positif dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan akademik," ucap Halilul. 

 

 

 

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved