Omzet Turun Drastis Dihantam Online, Pengepul Bendera di Ciamis Jual Sisa Barang Tahun Lalu

omzet penjualan bendera dan umbul-umbul jelang Agustus di Ciamis mengalami penurunan drastis sejak menjamurnya toko online pascapandemi.

Penulis: Ai Sani Nuraini | Editor: Machmud Mubarok
TribunPriangan.com/Ai Sani Nuraini
OMZET TURUN - Husni (52) seorang pengepul bendera asal Blok Ciledug, Dusun Ranjirata, Desa Cimari, Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis, mengaku omzet penjualan mengalami penurunan drastis sejak menjamurnya toko online pasca-pandemi. 

Laporan Wartawan TribunPriangan.com, Ai Sani Nuraini

TRIBUNPRIANGAN.COM, CIAMIS – Penjualan bendera dan umbul-umbul menjelang Hari Kemerdekaan Indonesia yang biasanya menjadi momen puncak omzet bagi para pelaku usaha musiman, kini tidak lagi secerah tahun-tahun sebelumnya. 

Husni (52), seorang pengepul bendera asal Blok Ciledug, Dusun Ranjirata, Desa Cimari, Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis, mengaku omzet penjualan mengalami penurunan drastis sejak menjamurnya toko online pascapandemi.

“Dulu sebelum ramai online, pedagang bisa membawa dagangan sampai Rp100–110 juta ke berbagai kota di Jawa Barat, Jawa Tengah, sampai Jawa Timur. Tapi sejak 2020, omzet terus turun, bahkan tahun lalu dari target Rp200 juta, yang masuk cuma sekitar Rp80 juta,” kata Husni saat ditemui di rumahnya, Senin (21/7/2025).

Menurut Husni, sejak COVID-19 melanda dan aktivitas jual beli beralih ke platform digital, persaingan harga menjadi tak terhindarkan.

 “Di online mah harga sudah kelihatan semua, ukuran pun lengkap. Konsumen tinggal bandingkan tanpa datang ke lapak,” jelasnya.

Husni menyebut bahwa sejak tahun 2020 hingga sekarang, tren penjualan terus menurun. 

“Dulu terakhir laku keras itu tahun 2018. Tapi sejak 2020, makin lama makin gelap, makin berat. Sekarang berpikir dua kali kalau mau produksi banyak, takut nggak laku,” ujarnya.

Baca juga: MPLS di SMPN 1 Ciamis, Orang Tua Siswa Ikuti Upacara Bendera Sambil Duduk di Kursi

Omzet pedagang kini hanya mencapai 30–40 persen dari target awal. 

Bahkan sekitar 60 persen barang tidak terjual dan harus disortir kembali untuk dijual tahun ini. 

“Barang masih bagus, jadi kami bisa jual lagi di tahun ini, tinggal kami sortir saja sesuai ukuran dan jenis benderanya," tambahnya.

Menurutnya, meski pemasangan bendera dan umbul-umbul di lapangan mulai berlangsung sejak akhir Juli hingga awal Agustus, puncak daya beli hanya berlangsung sebentar, sekitar tanggal 4 hingga 5 Agustus.

Para pedagang bendera asal Ciamis itu biasanya mulai berangkat ke wilayah Jawa Tengah sejak tanggal 25 Juli.

Kini, banyak pedagang lebih memilih menjual dengan sistem konsinyasi (titip jual) karena penjualan ritel langsung di lapangan semakin tidak menjanjikan. 

“Sekarang 40 persen barang laku, 60 persen enggak. Kami manfaatkan yang masih bagus untuk dijual lagi,” ujar Husni.

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved