Mahasiswi Unpad Bikin Boks Makanan Ramah Lingkungan, Ini Bahan dan Manfaatnya

Karya itu telah dilombakan dalam Lomba Karya Ilmiah AIGIS Green Scientific Unpad 2025 sebagai juara pertama.

|
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Dedy Herdiana
Tribunjabar.id/Kiki Andriana
BOKS MAKANAN RAMAH LINGKUNGAN - Diah Nur Oktavia (kiri)dan Hasya Zafira (kanan) , mahasiswi FMIPA Unpad, saat menunjukkan boks makanan dari bahan yang ramah lingkungan kepada Tribun Jabar.id, di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Senin (30/6/2025). 

Laporan Kontributor TribunJabar.id Kiki Andriana dari Sumedang

TRIBUNPRIANGAN.COM, SUMEDANG - Dua mahasiswi Universitas Padjadjaran ( Unpad) membuat boks makanan dari bahan yang ramah lingkungan. Boks ini sebagai pengganti produk berbahan sterofoam yang sulit diurai oleh alam dunia. 

Karya itu telah dilombakan dalam Lomba Karya Ilmiah AIGIS Green Scientific Unpad 2025 sebagai juara pertama.

Kedua mahasiswi itu adalah Diah Nur Oktavia dan Hasya Zafira dari FMIPA Unpad, dengan karya berjudul “BIOSTAY: Biopackaging Berbasis Selulosa Limbah Kulit Singkong dan Sekam Padi dengan Formulasi Antioksidan Kulit Jeruk Untuk Mendukung Green Economy dan Transformasi Bisnis Digital”.

Lomba itu sebagai bagian dari AIGIS atau Annual Indonesia Green Industry Summit, sebuah acara tahunan yang berfokus pada transformasi industri hijau di Indonesia yang tahun ini berkolaborasi dengan Toyota. 

Baca juga: Pelatihan Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan, Ciamis Dorong Pertanian Organik

Boks itu selain ramah lingkungan, juga dapat membuat masa simpan makanan lebih awet.

Itu karena ada unsur jeruk yang terjandung di dalam bahan baku boks tersebut. 

"Ini bio-packaging pengganti sterofoam, menggunakan limbah organik lokal seperti kulit singkong dan sekam padi yang melimpah di Indonesia," kata Diah Nur Octavia kepada Tribun Jabar.id, di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Sumedang, Senin (30/6/2025).  

Menurutnya, sekam padi dan kulit singkong mudah didapatkan di Indonesia, tak terkecuali di Kabupaten Sumedang.

Secara umum di Indonesia, pemanfaatan sekam padi juga baru 30 persennya.

"Dan pemanfaatannya juga menggerakkan warga sekitar dengan stakeholder, dan ini masih skala kecil jadi perlu pengembangan lebih lanjut," 

"Soal bahan, sejauh ini insyaallah tercukupi mengingat sekam banyak, dan baru 30 persen pemanfaatan. Kulit singkong juga banyak, terutama di Sumedang," katanya. 

Untuk membuat boks makanan ramah lingkungan itu, perlu waktu empat hari penjemuran.

Itu karena penjemuran masih manual. Jika dengan menggunakan mesin pemanas, hanya perlu waktu 2 hari. 

"Ya sebelumnya riset dulu, awalnya terpikir karena ingin join lomba. Kami cari apa yang ada di sekitar, sampai kesini kami bawa terus," kata Hasya yang diamini Diah. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved