Idul Adha 1446 H

Ternyata Ini Alasan Tidak Boleh Laksanakan Puasa Apapun saat Hari Tasyrik Setelah Idul Adha

Berikut ini terdapat penjelasan tentang: Ternyata Ini Alasan Tidak Boleh Laksanakan Puasa Apapun saat Hari Tasyirik Setelah Idul Adha

Freepik
LARANGAN PUASA TAYSRIK - Ternyata Ini Alasan Tidak Boleh Laksanakan Puasa Apapun saat Hari Tasyirik Setelah Idul Adha. (Dok: Arsip TribunPriangan.com/Freepik) 

TRIBUNPRIANGAN.COM - Hari Tasyrik merupakan rangkaian hari istimewa dalam kalender Islam yang berlangsung setelah perayaan Idul Adha

Hari-hari ini memiliki keterkaitan erat dengan pelaksanaan ibadah kurban, di mana umat Muslim menyembelih hewan sebagai bentuk ketaatan dan pengorbanan.

Pemerintah telah menetapkan 1 Dzulhijjah 1446 H dirayakan pada hari Jumat, 6 Juni 2025. Merunut keputusan tersebut, maka hari Tasyrik Idul Adha 1446 H jatuh mulai 7-10 Juni 2025.

Salah satu larangan bagi umat Islam di hari Tasyrik Idul Adha 1446 H ialah menunaikan puasa. 

Namun pada hari tersebut, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan sejumlah amalan seperti menyembelih hewan kurban bagi yang memiliki kelebihan harta.

Baca juga: Kapan Hari Tasyrik Idul Adha Tahun 2025? Jangan Salah Ini Daftar Hari yang Diharamkan untuk Berpuasa

Lantas mengapa tidak boleh berpuasa saat hari Tasyirik?

Alasan Larangan Puasa saat Hari Tasyirik

Salah satu larangan bagi umat Islam di hari Tasyrik Idul Adha 1446 H ialah menunaikan puasa. 

Namun pada hari tersebut, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan sejumlah amalan seperti menyembelih hewan kurban bagi yang memiliki kelebihan harta.

Nabi Muhammad saw. pernah bersabda terkait imbauan berkurban dalam sebuah hadis riwayat Imam Ahmad.

Baca juga: Dianjurkan Bertakbir Selama Hari Tasyrik, Berikut Keutamannya

“Barang siapa yang memiliki kelapangan [harta], sedangkan ia tidak berkurban, janganlah dekat-dekat tempat salat kami," (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Hakim).

Selain itu, mengutip berbagai sumber, Imam Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim menjelaskan bahwa hari Tasyrik merupakan sebutan bagi tiga hari setelah hari Nahar (10 Dzulhijjah) atau Idul Adha.

Secara terminologi, Tasyrik berasal dari kata dasar Bahasa Arab ‘syarraqa’ yang memiliki arti ‘matahari terbit atau menjemur sesuatu’, sebagaimana melansir laporan Antara News.

Kemudian, Syekh Ibnu Manzur menjelaskan pendapat sejumlah ulama tentang penyebutan hari Tasyrik. Pada hari tersebut, umat Islam zaman Nabi Muhammad menjemur daging kurban sebagai salah satu cara untuk menyimpan daging agar bertahan lama.

Pasalnya, pada hari tersebut umat Islam mendapat daging kurban yang melimpah. Sehingga perlu dilakukan pengolahan yang tepat agar daging tetap awet dan bisa dikonsumsi.

Baca juga: Lantunkan Takbir di Hari Tasyrik 11, 12, 13 Zulhijah, Begini Keutamaan Terbaik Bagi yang Menjalankan

Selain itu, hari Tasyrik juga menjadi waktu umat Islam untuk menyembelih hewan kurban. Artinya, umat Islam memiliki waktu selama empat hari untuk menyembelih hewan kurban, yaitu pada hari Idul Adha dan hari Tasyrik.

Pada hari Tasyrik, umat Islam dilarang berpuasa sebab dianjurkan untuk menikmati hidangan daging kurban dan memperbanyak ibadah lainnya. Hal ini tertuang dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.

عَنْ نُبَيْشَةَ الْهُذَلِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ وَزَادَ فِي رواية وَذِكْرٍ لِلَّهِ

Artinya: Dari Nubaisyah Al-Hudzali, ia berkata, Rasulullah saw bersabda, “Hari Tasyrik adalah hari makan, minum (pada riwayat lain), dan hari zikir” (HR Muslim).

Keharaman puasa di hari Tasyrik juga dijelaskan oleh Syekh Zainuddin Al-Malibari dalam kitabnya Fathul Mu’in:

تتمة: يحرم الصوم في أيام التشريق والعيدين

Artinya: "Pelengkap: puasa pada hari tasyrik dan dua hari raya id adalah haram."

Baca juga: Perbanyak Dzikir di Hari Tasyrik Guna Datangkan Rezeki Terbaik Serta Memperkuat Iman

Selain dilarang puasa, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan sejumlah amalan ibadah. Amalan tersebut diantaranya menyembelih hewan kurban bagi yang mampu, memperbanyak takbir, memperbanyak doa dan dzikir.

Dengan demikian, puasa pada hari-hari ini tidak diperbolehkan karena bertentangan dengan semangat syukur dan perayaan yang dianjurkan.

Hari Tasyrik ditetapkan sebagai hari untuk berbagi daging kurban, mempererat hubungan sosial, serta menikmati rezeki yang Allah limpahkan.

Lalu, bagaimana sebenarnya asal-usul dan sejarah Hari Tasyrik dalam tradisi Islam?

Penanggalan ini bersifat tetap setiap tahunnya. Pada tahun 2025, Hari Tasyrik jatuh pada tanggal 7, 8, dan 9 Juni dalam kalender Masehi.

Baca juga: Menyembelih Hewan Qurban Setelah Hari Raya Idul Adha/ Tasyrik, Bolehkah? Begini Penjelasan Hukumnya

Hari Tasyrik dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut setelah Hari Raya Idul Adha, yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah dalam penanggalan Hijriyah.

Ketiga hari ini merupakan bagian dari rangkaian ibadah Idul Adha yang memiliki makna spiritual mendalam bagi umat Islam.

Secara etimologis, kata Tasyrik berasal dari bahasa Arab syarraqa, yang berarti “terbitnya matahari” atau “menjemur sesuatu”.

Kata ini juga memiliki kaitan dengan arah timur, yakni tempat matahari terbit. Terkait penamaan Hari Tasyrik, terdapat dua pendapat utama yang berkembang di kalangan ulama mengenai asal-usulnya.

1. Menjemur daging kurban

Dilansir dari SerambiNews.com, (7/6/2025), pada masa Nabi Muhammad SAW, belum ada teknologi pendingin seperti sekarang. 

Karena itu, daging kurban yang melimpah dijemur di bawah sinar matahari untuk diawetkan.

Tradisi ini diyakini menjadi asal-usul istilah "Tasyrik".

2. Waktu Penyembelihan

Kurban Pendapat lain menyebutkan bahwa kurban disunnahkan dilakukan setelah matahari terbit.

Maka, hari-hari setelah Idul Adha disebut Hari Tasyrik karena berkaitan dengan waktu penyembelihan yang ideal.

Selain itu, umat Islam dilarang berpuasa di Hari Tasyrik.

Hal ini karena hari-hari tersebut adalah waktu untuk menikmati daging kurban dan bersyukur atas nikmat Allah SWT.

Baca juga: 5 Amalan Sunnah di Hari Tasyrik Setelah Idul Adha 1445 H

Amalan Hari Tasyrik Berdasarkan panduan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), berikut amalan yang dianjurkan selama Hari Tasyrik:

 1. Hari untuk makan dan minum sebagai bentuk syukur Hari Tasyrik termasuk hari raya umat Islam yang dianjurkan untuk diisi dengan makan dan minum sebagai ungkapan rasa syukur.

Dalam hadis riwayat An-Nasa’i disebutkan: “Hari Arafah, hari Idul Adha, dan hari Tasyrik adalah hari raya kita umat Islam, dan merupakan hari-hari untuk makan dan minum” (HR. An-Nasa’i no. 2954).

2. Memperbanyak ibadah dan dzikir Meskipun berpuasa dilarang, umat Islam tetap dianjurkan memperbanyak zikir, doa, dan takbir. Ini adalah momen untuk memperkuat hubungan dengan Allah dan mengisi hari-hari dengan ibadah.

3. Menyembelih hewan kurban Hari Tasyrik juga masih merupakan waktu yang sah untuk melaksanakan penyembelihan kurban.

 Ibadah ini merujuk pada perintah Allah dalam Surah Al-Kautsar ayat 2: “Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah!” Ibadah kurban pada hari-hari ini menegaskan bentuk ketakwaan dan penghambaan kepada Allah.

(*)

Sebagian artikel telah tayang di SerambiNews.com dengan judul "Kapan Hari Tasyrik Dilaksanakan dan Mengapa Dilarang Berpuasa?" (https://aceh.tribunnews.com/2025/06/06/kapan-hari-tasyrik-dilaksanakan-dan-mengapa-dilarang-berpuasa?page=all#goog_rewarded)

Baca artikel TribunPriangan.com lainnya di Google News

Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved