Hukum Puasa Syawal
Bayar Hutang Puasa Ramadhan Dulu atau Puasa Syawal Dulu? Begini Penjelasan Hukumnya
Berikut ini terdapat penjelasan Bayar Hutang Puasa Ramadhan Dulu atau Puasa Syawal Dulu? Ini Hukumnya
Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
TRIBUNPRIANGAN.COM - Selepas bulan Ramadhan, umat muslim tidak diperintahkan untuk berhenti mengumpulkan amal.
Termasuk pada bulan setelah Ramadhan yakni Syawal.
Syawal merupakan bulan yang diberkahi, penuh ketaatan dan awal pelaksanaan ibadah haji.
Waktu tersebut diperintahkan bagi mereka yang sedang tidak melaksanakan ibadah haji, untuk ikut memanen pahala dengan cara berpuasa selama kurang lebih 6 hari.
Hukum puasa Syawal tidak wajib 6 hari tersebut memiliki keutamaan yang agung dan ganjaran pahala besar.
Baca juga: BAGAIMANA Hukum Menggabungkan Puasa Syawal, Yaumil Bidh, dan Senin-Kamis? Ini Kata Ustad Khalid
Keutamaan lain dari puasa Syawal adalah dilakukan setelah menunaikan puasa qadha Ramadan.
Bagi umat Islam yang memiliki utang puasa, hendaknya melunasi semuanya sebelum menjalankan puasa Syawal.
Hal itu menunjukkan bahwa puasa Ramadan harus disempurnakan terlebih dulu, kemudian dapat mengerjakan Syawal.
Berdasarkan pandangan ulama, puasa Syawal tidak dapat terealisasi apabila belum menyempurnakan puasa Ramadan.
Namun disisi lain, selama Puasa Ramdhan berlangung, tak ayal beberapa kalangan umat muslim pun ada yang tidak bisa melaksanakan sebulan full, dengan alasan yang beragam namun masih termasuk syar'i.
Baca juga: Bolehkah Mulai Puasa Syawal di Hari Sabtu? Ini Penjelasan Hukumnya Menurut Ulama
Terutama kaum muslimah yang harus mengalami haid setiap bulan termasuk pada bulan Puasa, dan golongan lain.
Lantas bagaimana hukumnya jika sudah masuk bulan syawal dan ingin melaksanakan puasa syawal namun masih memiliki hutang puasa?
Hukum Puasa Syawal namun Punya Utang Puasa
Dalam kitab Syarah Al-Lu'lu Wa Al-Marjan (kitab kumpulan hadits shahih Bukhari dan Muslim) dijelaskan bahwa tidak boleh melaksanakan puasa syawal sebelum melaksanakan qodho puasa, dan yang dijadikan sandaran menyebut menyelesaikan puasa Ramadan baru berpuasa 6 hari di bulan Syawal.
Hal ini dikarenakan seseorang yang memiliki tanggung jawab untuk mengganti puasa Ramadan, maka dianjurkan untuk segera melakukan puasa qadha.
Baca juga: BACAAN NIAT Puasa Syawal 1445 Hijriah dan Terjemahannya, Lengkap Beserta Tata Caranya
Umat Islam perlu mendahulukan puasa qadha yang merupakan sebuah kewajiban.
Prioritas dalam menjalankan kewajiban agama sangatlah penting dalam Islam. Jika seorang muslim mendahulukan puasa Syawal daripada puasa qadha Ramadan, maka sama saja mendahulukan yang sunah daripada yang wajib.
Mengutamakan kewajiban (fardhu) lebih penting daripada melakukan ibadah sunah, karena kewajiban merupakan perintah langsung dari Allah SWT.
Puasa Ramadan adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap muslim yang mampu melaksanakannya.
Jika seseorang memiliki puasa Ramadan yang belum diganti (qadha), maka menjadi lebih utama bagi mereka untuk segera melaksanakan puasa qadha tersebut sebelum menjalankan puasa sunah, seperti puasa Syawal.
Baca juga: Ingin Puasa Syawal Beriringan dengan Puasa Senin Kamis, Bolehkah? Ini Hukumnya
Seorang muslim yang mendahulukan puasa sunah Syawal juga tidak mendapatkan keutamaan puasa Syawal. Seperti yang dijelaskan dalam hadis nabi, untuk mendapatkan keutamaan puasa yang setara satu tahun penuh, seseorang harus menyelesaikan puasa Ramadan secara sempurna, baru diikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawal.
Meski demikian, masih ada perbedaan pendapat di kalangan ulama terkait hal ini. Sebagian yang lain memperbolehkan mengakhirkan puasa qadha dan melaksanakan puasa Syawal terlebih dahulu. Para ulama yang menyatakan pendapat ini berhujjah dengan hadits Aisyah RA berikut,
كَانَ يَكُونُ عَلَىَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ ، فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِىَ إِلاَّ فِى شَعْبَانَ
Artinya: "Aku dahulu punya kewajiban puasa Ramadan dan aku tidak bisa membayar utang puasa tersebut kecuali pada bulan Syakban." (HR Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud)
Kapan Bisa Melaksanakan Puasa Syawal
engerjakan puasa sunnah Syawal boleh dilakukan secara berturut-turut dan juga terpisah. Menurut Imam Syafi'i dan Imam Hanbali, diutamakan dilakukan secara berurutan. Sementara menurut Imam Maliki dan Imam Hanafi berpendapat pelaksanaan puasa ini disunnahkan tidak berurutan atau dua hari setiap satu pekan.
Puasa sunnah dapat dilakukan setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri yakni pada tanggal 2 Syawal. Kenapa tidak tanggal 1 Syawal? Sebab, tanggal tersebut merupakan hari raya yang di mana adanya pelarang berpuasa pada hari tersebut.
Baca juga: BENARKAH Puasa Syawal Harus Dilakukan 6 Hari Secara Berturut-turut? Begini Ulasannya
Lantas, kapan batas akhir berpusa Syawal?
Untuk batas waktunya mengikuti akhir bulan Syawal yang berakhir pada tanggal 30. Umat Islam mempunyai kesempatan selama satu bulan untuk memilih hari tertentu atau digabungkan dengan puasa Senin Kamis, ayyamul bidh, hingga puasa Daud.
Niat Puasa Syawal
Membaca niat puasa Syawal sama seperti niat puasa pada umumnya, dimulai malam hari hingga terbitnya fajar.
Namun, ada kebolehan untuk mengucapkan niat pada siang hari apabila lupa. Berikut ini bacaan niatnya:
1. Niat Puasa Syawal Malam Hari
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnatis Syawwâli lillâhi ta'âlâ.
Artinya: "Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT,"
2. Bacaan Niat Puasa Syawal Pagi Hari
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i sunnatis Syawwâli lillâhi ta'âlâ.
Artinya: "Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT,"
Baca juga: Niat dan Tata Cara Puasa Syawal 1445 Hijriah, Puasa 6 Hari Seperti Puasa Selama Satu Tahun
Pahala Puasa Syawal 6 Hari
Bagi muslim yang berpuasa selama 6 hari di bulan Syawal akan mendapat pahala puasa setahun penuh sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadis sahih berikut ini:
"Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadan lalu ia mengiringi dengan berpuasa selama enam hari di bulan Syawal maka ia seperti berpuasa setahun," (HR. Muslim).
"Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadan, maka puasa selama sebulan sebanding dengan puasa selama sepuluh bulan dan puasa enam hari setelah Idul Fitri sebanding dengan puasa selama dua bulan. Dengan demikian, hal itu setara dengan puasa selama setahun," (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Ibnu Khuzaimah).
Keutamaan Puasa Syawal
Berikut rangkuman keutamaan puasa Syawal dilansir buku Faedah-faedah Seputar Puasar Syawal milik Muhammad Shalil Al-Munajjid, detikHikmah dan NU Online.
1. Membiasakan Diri untuk Berpuasa
Berdasarkan penjelasan laman NU Online, menunaikan ibadah puasa Syawal menjadi salah satu langkah membiasakan diri tetap berpuasa setelah Ramadan berakhir.
Sesungguhnya Allah SWT menerima amal kebaikan seseorang dan akan menganugerahi ia untuk terus berbuat kebaikan setelahnya.
Sebagian ulama berpendapat bahwa ganjaran perbuatan baik adalah perbuatan baik setelahnya.
Maka siapa saja yang berbuat kebaikan kemudian mengikutinya dengan perbuatan baik lainnya maka hal yang demikian adalah tanda diterima kebaikan yang pertama.
Begitu juga sebaliknya, jika seseorang berbuat baik kemudian mengikutinya dengan perbuatan buruk maka yang demikian tanda ditolak kebaikan.
2. Tanda Syukur Kepada Allah
Salah satu keutamaan berpuasa di bulan Syawal adalah tanda rasa syukur kepada Allah SWT karena telah berhasil melalui bulan Ramadan. Berharap setelah berakhirnya Ramadan, bisa mendapatkan anugerah rahmat yang melimpah.
3. Ibadah yang Dilakukan Pada Ramadan tidak Terputus
Selesainya bulan Ramadan bukan menjadi pertanda ibadah yang dilakukan terhenti.
Hal ini menjadi pemicu untuk berusaha mempertahankan kualitas dan kuantitas ibadah di bulan setelahnya.
Puasa Syawal menjadi salah satu bentuk untuk melestarikan ibadah yang sudah dijalankan selama Ramadan.
عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الأَنْصَارِيِّ، - رضى الله عنه - أَنَّهُ حَدَّثَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ " مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ "
Artinya: "Abu Ayyub al-Ansari (semoga Allah SWT ridho atasnya) melaporkan Rasulullah SAW berkata, "Dia yang berpuasa selama Ramadhan dan melanjutkannya dengan enam hari puasa saat bulan Syawal akan seperti melakukan puasa terus menerus." (HR Muslim).
4. Penyempurna Ibadah Wajib
Alasan dianjurkannya puasa Syawal karena dapat menyempurnakan kekurangan dalam menjalankan ibadah wajib seperti puasa Ramadan. Hal itu dijelaskan dalam sebuah hadis berikut ini:
"Sesungguhnya amalan seorang hamba yang pertama kali dihisab adalah salatnya. Jika salatnya baik, sungguh dia telah beruntung dan sukses. Sebaliknya apabila salatnya rusak maka di celaka dan merugi. Kemudian jika ada kekurangan dalam salat wajib, Allah berfirman kepada malaikat: lihatlah apakah hambaku mengerjakan salat sunah? Jika dia mengerjakan salat sunah, kekurangan dalam salat wajib akan disempurnakan dengan salat sunnah. Kemudian seluruh amal yang lain akan dihisab seperti itu," (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi). (*)
Baca artikel TribunPriangan.com lainnya di Google News
Bolehkah Mulai Puasa Syawal di Hari Sabtu? Ini Penjelasan Hukumnya Menurut Ulama |
![]() |
---|
Bolehkah Menggabungkan Niat Puasa Syawal dengan Puasa Senin-Kamis? Ini Kata Buya Yahya |
![]() |
---|
Bolehkah Mendahulukan Puasa Syawal Dibanding Puasa Qadha Ramadhan? Begini Penjelasannya |
![]() |
---|
Niat dan Tata Cara Puasa Syawal 1445 Hijriah, Puasa 6 Hari Seperti Puasa Selama Satu Tahun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.