Ramadan 2025
Naskah Kultum 17 Ramadhan 1446 H Bertema Spesial Malam Nuzulul Quran
3 Naskah Kultum 17 Ramadhan 1446 H, Spesial Malam Nuzulul Quran dengan Makna Menyentuh
Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
Selanjutnya Jibril kembali berkata, “Bacalah!” Nabi melanjutkan ceritanya, aku menjawab, “Apa yang akan aku baca?” Jibril memelukku lagi sehingga aku mengira bahwa ia adalah malaikat maut, setelah itu dia melepasku.
Setelahnya Jibril mengulangi perkataannya, “Bacalah!” Nabi melanjutkan, aku menjawab, “Apa yang akan aku baca?” Jibril memelukku lagi untuk yang sekian kalinya sehingga aku mengira bahwa ia adalah malaikat maut, setelah itu dia melepasku kembali.
Kemudian Jibril mengulang perkataannya untuk yang keempat kalinya, “Bacalah!” Nabi melanjutkan kisahnya dengan berkata, aku menjawab, “Apa yang akan aku baca?” Nabi berkata lagi, “Tidaklah aku mengatakan hal demikian, kecuali semata-mata untuk merespons apa yang Jibril lakukan kepadaku.”
Sehingga pada akhirnya Jibril berkata, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan! Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Tuhanmu-lah Yang Maha mulia, yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq [96]: 1-5) Nabi bercerita, lalu aku mengikuti bacaan tersebut dan Setelahnya Jibril pergi.
Jamaah kaum muslimin yang dirahmati Allah
Bukan tanpa sebab, ternyata Allah Swt menurunkan wahyu pertama berupa perintah sebagai landasan utama dalam membangun aspek fundamental yang diperlukan untuk mewujudkan reformasi masyarakat. Salah satu caranya ialah dengan menanamkan kesadaran tentang keberadaan Tuhan yang dapat dicapai melalui proses membaca.
Melalui penguatan literasi dan peningkatan spiritual dapat mengantarkan peradaban manusia yang semula berada dalam kehidupan jahiliah, berkembang, dan berubah menjadi zaman pencerahan dengan datangnya cahaya Islam.
Dengan sering membaca, manusia diharapkan bisa bertransformasi menjadi makhluk yang lebih baik. Nasiruddin al-Baidhawi dalam kitab Anwaruttanzil wa Asrarutta’wil, jilid 5, halaman 325, menjelaskan bahwa QS. Al-Alaq ayat 1-2 menggambarkan tentang perintah Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw dan manusia secara umum untuk membaca Al-Qur’an, berupaya menyebut nama Allah saat memulai membacanya serta menampilkan hikmah luar biasa tentang proses penciptaan manusia yang berasal dari segumpal darah.
Selanjutnya, dalam ayat 3-5 menggambarkan tentang keistimewaan Allah Swt yang telah memerintahkan hambanya untuk membaca, memberikan ilmu pengetahuan dan mengajarkan apa yang tidak mereka ketahui.
Jamaah kaum muslimin yang dirahmati Allah Tidak ada yang kebetulan di dunia ini, semua peristiwa yang terjadi merupakan ketetapan Allah yang dihiasi dengan pelajaran berharga untuk kehidupan manusia yang lebih baik. Berkenaan dengan sejarah turunnya wahyu pertama dalam Nuzulul Qur’an, mengajarkan kita tentang urgensi membaca sebagai wasilah awal untuk mengubah peradaban umat manusia.
Oleh karenanya, mari mengalokasikan waktu agar bisa menyempatkan diri untuk membaca guna menambah ilmu, pahala dan kedekatan bersama tuhan, khususnya dengan membaca Al-Qur’an.
Baca juga: Naskah Singkat Kultum Subuh 14 Ramadhan 1446 H/14 Maret 2025: Ghibah di Bulan Suci Ramadhan
3. Nuzulul Qur’an dan Anjuran Memperbanyak Tadarus
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah
Bulan Ramadhan merupakan bulan mulia, penuh rahmat dan ampunan. Pada bulan yang mulia ini, tercatat banyak peristiwa bersejarah dalam Islam terjadi. Salah satu peristiwa yang tercatat dalam sejarah Islam di antaranya ialah bulan Ramadhan merupakan bulan diturunkannya Al-Qur’an. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 185:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ
Artinya, “Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil).” (QS Al-Baqarah: 185)
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah
Syekh Nawawi al-Bantani dalam tafsirnya Marah Labid (juz I, halaman 61) menjelaskan bahwa ayat ini menerangkan fase pertama turunnya Al-Qur’an. Saat itu, Jibril membawa Al-Qur’an secara keseluruhan pada malam Lailatul Qadar, tanggal 24 Ramadhan, dari Lauhul Mahfudz ke langit dunia.
Lalu, Jibril menyerahkannya kepada malaikat safarah (pencatat), yang kemudian menuliskannya di lembaran-lembaran. Lembaran-lembaran itu lalu disimpan di satu tempat di langit yang disebut Baitul Izzah. Setelah itu, Jibril menurunkan Al-Qur’an kepada Rasulullah SAW secara bertahap selama 23 tahun, sepanjang masa kenabian.
Turunnya ayat-ayat ini sesuai dengan kebutuhan, kadang satu ayat, dua ayat, tiga ayat, atau bahkan satu surat utuh. Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi umat manusia. Kitab ini memiliki banyak keistimewaan. Selain menjadi kitab samawi terakhir, Al-Qur’an juga merupakan satu-satunya kitab yang turun dalam dua fase. Syekh Manna Al-Qathan dalam kitabnya Mabahits fi Ulumil Qur’an (halaman 96) menjelaskan bahwa, sebagaimana dituturkan oleh Ibnu Abbas dan disepakati mayoritas ulama, Al-Qur’an mengalami dua fase turunnya.
Fase pertama disebut fase inzali, yaitu turunnya Al-Qur’an secara global dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah di langit dunia sebagai bentuk pengagungan terhadap Al-Qur’an. Fase kedua disebut tanzili, yaitu turunnya Al-Qur’an secara bertahap kepada Nabi Muhammad SAW selama 23 tahun, sesuai dengan peristiwa yang terjadi dan mempertimbangkan sebab turunnya ayat.
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa bulan Ramadhan juga menjadi waktu di mana Nabi Muhammad SAW mendaras Al-Qur’an bersama Malaikat Jibril. Karena itu, umat Islam sangat dianjurkan untuk memperbanyak membaca Al-Qur’an di bulan yang mulia ini, dengan niat meneladani Nabi Muhammad SAW. Momen turunnya Al-Qur’an serta semangat Nabi dalam mendarasnya inilah yang kemudian membuat Ramadhan juga disebut sebagai Syahru Nuzulil Qur’an wa Tilawatih (bulan turunnya Al-Qur’an dan bulan membacanya).
Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa di bulan Ramadhan, Nabi Muhammad SAW menjadi lebih dermawan, dan setiap hari bertemu Jibril untuk membaca Al-Qur’an. Seperti halnya puasa, Al-Qur’an juga akan memberikan syafaat di hari kiamat. Salah satunya dalam hadits riwayat Ibnu Abbas yang artinya sebagai berikut:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ، وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ، فَيُدَارِسُهُ القُرْآنَ، فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ أَجْوَدُ بِالخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ المُرْسَلَةِ
Artinya: “Dari Ibnu Abbas RA, berkata, ‘Rasulullah saw merupakan orang yang paling dermawan dan ia sangat dermawan saat bertemu malaikat Jibril. Jibril menemuinya setiap malam pada bulan Ramadhan dan membaca Al-Qur’an dengan Nabi Muhammad SAW. Sungguh Rasulullah saw ketika bertemu Jibril sangat dermawan dengan kebaikan dibandingkan angin yang berhembus’.” (HR. Bukhari).
Kesimpulannya, di bulan Ramadhan kali ini, mari kita tingkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah SWT, salah satunya dengan memperbanyak tadarus Al-Qur’an. Kita bisa menjalankan program one day one juz (satu hari satu juz) atau program lain yang membantu kita membiasakan diri membaca Al-Qur’an. Semoga ini menjadi langkah awal untuk terus membaca Al-Qur’an, bahkan setelah Ramadhan berakhir. Dengan begitu, kita telah memanfaatkan bulan Ramadhan sebaik mungkin untuk memperbaiki diri dan mempererat hubungan kita sebagai hamba dengan Allah SWT. Semoga kita termasuk orang-orang yang benar-benar memanfaatkan bulan suci ini dan menjadi bagian dari mereka yang disebut dalam firman-Nya sebagai orang-orang yang bertakwa.
(*)
Baca artikel TribunPriangan.com lainnya di Google News
Ramadan 2025
naskah khutbah
tema kultum Nuzulul Quran 2025
naskah kultum 17 Ramadhan
Contoh Naskah Kultum Subuh Ramadhan
Contoh Naskah Kultum Tarawih Ramadhan
Contoh Naskah Kultum
Naskah Kultum Tarawih Singkat 16 Ramadan 1446 H/16 Maret 2025: Menjadi Lebih Sabar Setelah Ramadan |
![]() |
---|
Naskah Singkat Kultum Subuh 16 Ramadhan 1446 H/16 Maret 2025: Pentingnya Menjunjung Akhlak Mulia |
![]() |
---|
Naskah Kultum Tarawih Singkat 17 Ramadhan 1446 H/17 Maret 2025: Tips Ngabuburit Islami Panen Pahala |
![]() |
---|
20 Tema Kultum Ramadhan 2025 Bertemakan Meraih Cinta Allah di Bulan Ramadhan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.