Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 17 Januari 2025/ 17 Rajab 1446 H: Sosok dan Kepribadian Rasulullah

Berikut Naskah Khutbah Jumat 17 Januari 2025/ 17 Rajab 1446 Hijriah, dengan judul Sosok dan Kepribadian Rasulullah Muhammad SaLlahu A'lahi Wassalam.

Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
Ilustrasi
Ilustrasi nama RasuluLlah 

Ayat ini ditujukan kepada seluruh manusia. Ayah, suami, anak, negarawan, pemimpin masyarakat atau militer, semuanya dapat menimba keteladanan dari sumber yang tidak pernah kering. Itu berarti bahwa semua orang dapat menemukan pada diri Nabi Muhammad SAW keteladanan yang dapat mengantar kita memperoleh rahmat Ilahi serta kebahagiaan dunia dan akhirat.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 17 Januari 2025: Tujuan Tahapan Isra dan Miraj di Bulan Rajab

Jamaah Jumat rahimakumullah 

Keteladanan beliau tercermin pada segala aspek, baik sikap, tutur kata, perbuatan, kebijakan, dakwah, dan semua aspek kehidupan lainnya. Berikut ini 10 gambaran sosok dan kepribadian Rasulullah SAW. 

1. Jika berbicara santun, jelas didengar, tiada yang tak bermanfaat. Pilihan kata-katanya sangat tepat. Lantaran ini, bahkan beliau dianugerahi al-kalim, yakni kemampuan menyusun kalimat sarat makna. Beliau juga tidak pernah berkata keji atau kotor: 

لَمْ يَكُنْ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاحِشَاوَلاَ مُتَفَحِّشَا 

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan orang yang perkataannya keji ataupun orang yang berusaha berkata keji.” 

Beliau juga begitu lembut dan bersahabat, lapang dada serta terbuka, sehingga rela mengulang-ulang kata-katanya supaya orang lain mengerti. Seperti hadits yang diriwayatkan melalui Anas bin Malik r.a., “Rasulullah sering mengulang perkataannya sampai tiga kali supaya dimengerti dan dipahami.” (HR. Bukhari) 

2. Tertawa beliau umumnya hanya senyum. Kalaupun melebihi senyum, itu tidak sampai terbahak. Paling-paling antara gigi taring dan gerahamnya saja yang terlihat.  

”Aku tidak pernah melihat Rasulullah berlebih-lebihan ketika tertawa hingga terlihat langit-langit mulut beliau, sesungguhnya (tawa beliau) hanyalah senyum semata.” (HR. Al-Bukhari kitab al-Aadab bab at-Tabassum wadh Dhahik (no. 6092), al-Fat-h (X/617)). 

3. Tangis dan keprihatinannya lebih banyak daripada tertawanya. Ketika putranya Ibrahim wafat, beliau menangis. Air mata berlinang, hati duka, tetapi kita tidak berucap kecuali yang diridhai Allah.  

4. Cara Rasulullah SAW berjalan dalam mengayunkan kedua kakinya. Beliau memiliki langkah yang mantap, postur yang tegap, kuat, layaknya orang yang berjalan menuruni perbukitan dari arah ketinggian. Sebagaimana yang digambarkan oleh Sahabat ‘Ali bin Abi Thâlib radhiyallahu anhu: 

اِذَامَشَى تَكَفَّأَتَكَفُّؤًاكَأَنَّمَاانْحَطَّ مِنْ صَبَبٍ لَمْ أَرَقَبْلَهُ وَلاَبَعْدَهُ 

Beliau berjalan dengan tegak layaknya orang yang sedang menapaki jalan menurun. Aku belum pernah melihat orang seperti beliau sebelum atau setelahnya. [Hadits shahîh, Mukhtashar asy-Syamâil no. 4]. 

5. Kemurahan dan kerendahan hati Nabi SAW sangat menonjol. Beliau tidak menggunakan atau menerima sedikit pun sedekah, tetapi menerima hadiah dan menganjurkan untuk saling bertukar hadiah. Dari orang Nasrani dan Yahudi pun beliau menerima hadiah dan membalasnya. Raja Mesir, al-Muqauqis, antara lain pernah memberinya hadiah keledai (baghal) yang kemudian dikendarai beliau dalam peperangan Hunain. Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil (memberi sebagian dari hartamu) terhadap mereka yang tidak memerangi kamu karena agama dan tidak pula mengusir dari negerimu (QS. 60:8). 

Walau demikian, Rasul SAW mewanti-wanti pejabat yang menerima hadiah, jangan sampai di belakang hadiah itu terdapat motif yang tidak lurus, suap, gratifikasi, dan lain-lain. 

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved