Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 17 Januari 2025, Contoh 4 Maksiat Hati yang Dapat Gugurkan Amalan

Beriktu ini Terdapat Contoh Naskah Khutbah Jumat 17 Januari 2025, Contoh 4 Maksiat Hati yang Dapat Gugurkan Amalan

Kompas.com
Naskah Khutbah Jumat 17 Januari 2025, Contoh 4 Maksiat Hati yang Dapat Gugurkan Amalan 

Setiap anggota tubuh kita ada bentuk-bentuk maksiatnya. Mulai dari tangan, kaki, mata, telinga, hingga hati. Namun, di antara kemaksiatan paling merugikan yang dilakukan oleh anggota tubuh kita, tampaknya kemaksiatan hati. Mengingat kemaksiatan hati sendiri bersifat tersembunyi, sulit teridentifikasi dan sulit untuk diobati.  

Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 10 Januari 2025: Bulan Rajab, Bulan Pernuh Berkah

Oleh sebab itu, siapa pun yang di antara kita yang hendak menata dan menghindari kemaksiatan seluruh anggota tubuh kita, sebaiknya terlebih dahulu menata dan membersihkan hati. Tak terkecuali dari kebiasaan dan kemaksiatan-kemaksiatan yang biasa dilakukannya. Kaitan dengan kemaksiatan hati, Syekh Abdullah ibn Hasan dalam kitab Sullam at-Taufiq-nya menguraikan kepada kita setidaknya ada 4 kemaksiatan, sebagaimana yang dijelaskan oleh Syekh Muhammad Nawawi dalam Syarah Sullam at-Taufiq, Terbitan Daru Ihyail-Kutub al-‘Arabiyyah, halaman 63-65.

Maksiat hati yang pertama adalah riya saat beramal. Sebagaimana yang kita maklumi, riya sendiri beramal karena ingin terlihat baik di mata orang lain. Padahal, Allah sendiri telah melarang sifat ini, bahkan menyebutnya sebagai syirik kecil, sebagaimana dalam ayat Al-Qur'an:  

فَمَن كَانَ يَرْجُواْ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَٰلِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدًۢا 

Artinya: “Siapa yang mengharapkan pertemuan dengan Tuhannya hendaklah melakukan amal saleh dan tidak menjadikan apa dan siapa pun sebagai sekutu dalam beribadah kepada Tuhannya,” (QS. Al-Kahfi [18]: 118).   

Ditafsirkan para ulama, syirik dalam beribadah pada ayat ini adalah sifat riya atau beramal ingin terlihat orang lain. Selanjutnya, riya juga tidak hanya beramal ingin terlihat orang lain. Tetapi juga takut beramal semata takut terlihat orang lain juga termasuk riya yang dapat menggugurkan pahala amal itu sendiri, dan tergolong maksiat hati dan tercela di mata syariat.   

Untuk menjauhi sifat riya, maka marilah kita memperbaiki niat ramal kita. Sayangilah amal kita agar tetap bernilai dan berpahala di sisi Allah. Tanamkan dalam hati, akibat sifat riya, amal yang kita lakukan hanya akan sia-sia dan tanpa balasan dari yang Maha Kuasa.   

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 10 Januari 2025: Rajab Bulan yang Tepat untuk Bertaubat dari Maksiat

Selanjutnya, berbuatlah sewajarnya. Jangan pernah berlebihan. Stabilkan hati kita saat berbuat kebaikan. Jangan terganggu jika ada yang memuji amal kita. Begitu pun saat ada yang mencela. Ingat, beramallah karena Allah, bukan karena manusia. Betapa pun besar kecilnya amal, akan tampak di hadapan Allah dan akan dirasakan balasannya: 

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ * وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

Artinya: “Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat biji gandum, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya,” (QS. Az-Zalzalah [99]: 7-8). 

Ma'asyirol muslimin jamaah shalat Jumat rahimakumullah 

Maksiat hati yang kedua adalah rasa ujub. Rasa atau sifat ujub sendiri yaitu melihat kemampuan beramal atau kemampuan taat kepada Allah datang dari diri sendiri. Sama halnya dengan sifat riya, sifat ujub juga dapat menghapus pahala amal. Tak hanya itu, sifat ujub biasanya ditandai dengan sifat takabur, sombong, angkuh, dan menolak kebenaran yang biasanya ditandai dengan melihat diri lebih terhormat, lebih mulia, dan lebih agung dari orang lain, serta melihat orang lain lebih rendah dari kita.  Dalam  Al-Qur'an, sifat ujub dan sifat-sifat turunannya ini merupakan sifat yang tidak disukai Allah, sebagaimana dalam ayat yang artinya: “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong,” (QS. An-Nahl [16]: 23). 

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 10 Januari 2025: Allah Taalaa Telah Menjamin Rezeki Setiap Makhluk di Bumi

Selain itu, sifat sombong juga merupakan sifat yang membahayakan dan menjauhkan pelakunya dari balasan surga, sebagaimana yang diingatkan oleh Rasulullah saw dalam haditsnya: 

لا يَدْخُلُ ‌الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ 

Artinya, “Tidak akan masuk surga bagi seseorang yang di dalam hatinya ada sebesar biji sawi dari sifat takabur,” (HR. Muslim).   

Halaman
1234
Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved