Intip Kecanggihan Mesin Pengolahan Air Minum dari ITB di Ponpes Al-Idrisiyyah Tasikmalaya
Membran ini memiliki pori-pori yang sangat kecil sehingga mampu menyaring kotoran, bakteri, dan zat-zat berbahaya lainnya yang terdapat dalam air.
Laporan wartawan TribunPriangan.com, Jaenal Abidin
TRIBUNPRIANGAN.COM, KABUPATEN TASIKMALAYA - Institut Teknologi Bandung (ITB) mengimplementasikan Water Refill Station dan mesin pengolahan air minum berteknologi membran Ultrafiltrasi di Ponpes Al Idrisiyyah, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya.
Kegiatan ini menjadi salah satu program Diseminasi Teknologi dan Inovasi yang didanai oleh Kemendikbudristek 2024.
Membran Ultrafiltrasi sebuah teknologi penyaringan air yang sangat canggih.
Membran ini memiliki pori-pori yang sangat kecil sehingga mampu menyaring kotoran, bakteri, dan zat-zat berbahaya lainnya yang terdapat dalam air.
Dengan demikian air yang dihasilkan akan lebih bersih, higienis dan aman untuk dikonsumsi.
Berbeda dengan teknologi Reverse Osmosis (RO), teknologi membran UF tidak menghilangkan zat penting yang dibutuhkan dalam tubuh yaitu mineral.
Asisten Direktur Bidang Transfer Teknologi, Akselerasi dan Pengembangan Bisnis, Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi (DKST) ITB, Rofiq Iqbal menjelaskan penempatan alat ini di pondok pesantren sebagai bentuk pengenalan cara mengkonsumsi air dengan aman dan sehat tanpa dimasak.
"Jadi alat ini fungsinya seperti saringan, yang bisa menyaring kotorannya di alat tersebut dan air hasil saringannya bisa langsung diminum tanpa dimasak," jelasnya.
Kemudian alat ini biasanya sekitar dua sampai tiga hari hingga seminggu harus dibersihkan, dan ada tempat yang mengeluarkan kotoran supaya tidak menempel di alat tersebut.

Sedangkan sumber air untuk minum ini biasanya memanfaatkan sumber air seperti air sumur maupun air PDAM. Kedua sumber air itu bisa menjadi sumber air minum isi ulang.
"Untuk air minum ini gak perlu dimasak dan sehat, kita sudah menguji kualitas air melalui lab di ITB dan sudah memenuhi fasilitas persyaratan air minum sesuai peraturan Kemenkes Nomor 2 Tahun 2023," ucap Rofiq.
Tak hanya itu, pihak ITB pun sudah menerapkan alat ini di beberapa wilayah dan lingkungan kampus ITB yang tersebar.
"Selain di Ponpes Al-Idrisiyyah, kami juga sudah memanfaatkannya dengan dipasang di 7 titik yakni di ITB Ganesa, Jatinangor, Cirebon, dan IKN. Bahkan, beberapa di wilayah seperti Raja Ampat, NTT, Merauke," ucapnya.
Alasan memilih pemasangan alat ini di Pondok Pesantren, karena menurut Rofiq, ponpes ini komunitas yang menarik dan kebutuhan airnya yang besar.
STKSR 2025: ITB Kumpulkan Pakar 8 Negara, Fokus Energi Berkelanjutan dan Transisi Hijau |
![]() |
---|
3 Bangunan Bersejarah Bandung Ditetapkan Jadi Cagar Budaya Nasional Bertepatan dengan HUT ke-215 |
![]() |
---|
Daftar Kuota Kursi SNBP 7 Kampus Ternama Untuk Semua Jurusan dari UI Sampai Unpad |
![]() |
---|
3 Tuntutan Keluarga Mahasiswa ITB, Usut Tuntas Tindakan Represif Aparat dan Kebobrokan Institusi |
![]() |
---|
Pakar Gempa ITB Prof Irwan Meilano Angkat Bicara Soal Sesar Lembang, Potensi Gempa di Atasa Mag 6 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.