Kisah Sukses UMKM di Sumedang

Seblak Susan di Sumedang Bisa Raup Omzet Rp 5 Juta Per Hari, Setelah 7 Tahun Jatuh Bangun

Susan membuka warung seblak di Jalan Empang, Kelurahan Regol Wetan, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang sejak tahun 2017.

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Dedy Herdiana
Tribunpriangan.com/Kiki Andriana
Susan Febriani (40), pedagang seblak di Jalan Empang, Kelurahan Regol Wetan, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Jumat (23/8/2024). 

WhatsApp dan media sosial lainnya, memudahkan Susan dalam penjualan. Selama 7 tahun ini, seblak Susan baru ramai kurang lebih tiga tahun terakhir, setelah media sosial Tiktok digunakannya untuk menyebar informasi seblak. 

"Ramainya tiga tahun ke belakang, pembeli saling kasih tahu, bawa teman, kaya kesini musim tiktok, food vloger datang, dari Depok, Bekasi, Jakarta, sudah datang ke sini," katanya.  

Dahulu, hasil usaha sehari-harinya tak pernah dia hitung. Bahkan hingga kini. Maksudnya, belum ada pembukuan yang ketat. Yang terpenting menurutnya, dari usaha yang dijalani, dia dan suaminya dapat makan, bisa belanja kembali untuk bahan jualan, dan bisa menyekolahkan anaknya. 

"Pernah sampai Rp 4-5 juta per hari, sekarang memang lagi agak turun, enggak tahu gimana, namanya juga usaha. Sekarang di angka Rp 2 juta per hari," katanya. 

Warung seblak Susan punya karyawan 7 orang, namun seorong berjalannya waktu, sisa 5 orang karyawan. 

Tulang, Ceker, dan Bakso Jumbo

Seblak adalah makanan berkuah dengan bumbu rempah yang kental. Terlebih, aroma kencur yang kuat. Seblak berisikan kerupuk sebelum dioreng, bakso ikan, bakso sapi, tulang ayam, hingga ceker ayam. 

"Menunya masih kerupuk, makaroni, mie, sioamay, tahu kering, tulang, ceker, baso aci, bakso besar, dan sebagainya," kata Susan.  

Bakso besar, tulang, dan ceker ayam Seblak Susan menjadi pembeda dari penjual-penjual seblak lainnya. Para pembeli berkomentar, bahwa tulang dalam setiap porsi Seblak Susan selalu banyak. 

"Harganya mulai Rp7 ribu, kadang minta seporsi yang Rp50 ribu," katanya. 

Soal bahan, dia membeli kerupuk dua puuh bal dalam seminggu. Ada grosir yang mengirimnya, jadi jika habis, Susan tinggal menelpon dan kiriman datang. Tulang ayamnya, sehari 1 kuintal.  

"Apa ya bedanya mungkin rasa atau udah legend dari dulu, tapi ah namanya rejeki kan, rejeki udah diatur. Mungkin juga karena pelanggannya udah banyak dari dulu. Di sini ada baso jumbo atau porsi tulangnya yang banyak," katanya.  

Banyak Yang Nawari Pinjaman 

Jika sehari saja omzetnya paling rendah Rp2 juta, sebulan Rp60 juta. Susan dan suaminya tak menyangka akan banyak uang, namun, dia tetap merendah bahwa itu adalah pengaturan Allah SWT. 

"Tujuan hidunya ibadah, yang dikejar akhirat dunia pasti ikut, inginnya bisnis maju bisa tambah rame lagi, bisa lebih rame ada buat bisnis keluarga, pengen buka lapangan kerja, pengen buka cabang, namun belum tereaslisasi," katanya. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved