Geng Motor di Tasikmalaya

Pendiri Bogart Shark Club Beberkan Sejarah Berdiri dan Aksinya, Beda dengan Geng Motor BSC Tasik

Rofi mengatakan BSC yang kepanjangan Bogart Shark Club didirikan pada tahun 1987.

Penulis: Aldi M Perdana | Editor: Dedy Herdiana
Istimewa
Uyung Aria dan Rofi saat menunjukkan jaket BSC ( Bogart Shark Club) yang dibuat saat mereka masih duduk di bangku SMA. 

"Karena pada pisah dan masuk SMA, mereka ngajak teman-teman ke BSC. Akhirnya, dulu rapat-rapatan di kediaman saya. Tercetuslah logo, warna juga bukan warna merah-kuning-hijau seperti sekarang, tapi warna grifone hijau-oren-kuning, terus diputuskanlah dalam bentuk organisasi dan berstruktur," terangnya.

Bahkan, sambung Uyung, logo hiu yang mereka gunakan menunjukkan 10 gigi.

"Logo juga gigi hiunya ada 10, karena pengurusnya 'kan 10 orang. Kegiatan kami juga dulu itu road race, slalom, motor cross, dan bikin event-event," ujarnya.

BSC juga sempat melakukan pawai saat Tasikmalaya mendapat penghargaan.

"Paling nakal-nakalnya itu, ya kami berantem, dulu kan ada kelompok kami BSC, kemudian ada CMG, dan Zombie. Dulu itu, kalau ada masalah pun, ya kami berantem satu lawan satu dan disaksikan oleh seluruh anggota, kadang juga balap keluar kota. Tidak pernah menyasar masyarakat," tuturnya.

Para pendiri Bogart Shark Club atau BSC berfoto bersama pada 1989 silam.
Para pendiri Bogart Shark Club atau BSC berfoto bersama pada 1989 silam. (Istimewa)

Uyung juga mengaku, mereka sempat membuat kegiatan di Lapangan Udara Wiriadinata pada 1990 silam.

"Bahkan kami mengundang 2 personil Slank, Kakak dan Pay waktu tahun 1990 itu, padahal Event Organizer (EO) belum ada di Tasikmalaya waktu itu, saat album Slank yang pertama," paparnya.

Pada 1992, Uyung juga mengatakan, bahwa BSC akhirnya harus berpisah, lantaran masing-masing dari mereka mesti menempuh pendidikan kuliah di luar kota.

"Setelah kami keluar dari Tasikmalaya tahun 1992 untuk (menempuh pendidikan) kuliah, kami bahkan tidak tahu BSC ini diteruskan oleh siapa-siapa saja, karena setahu kami, BSC ini ya kami-kami saja, tidak pernah membuka pendaftaran, tidak pernah merekrut siapa-siapa, ya kami-kami saja," jelasnya.

Akan tetapi, bertahun-tahun kemudian, sekembalinya mereka ke Tasikmalaya, Uyung dan Rofi sempat dengar adanya BSC yang masih eksis namun dengan kepanjangan yang berbeda, yakni Bogart Shark Classic.

"Sempat bertanya-tanya, kenapa Classic? Karena dulu 'kan Club. Ketuanya juga siapa, saya enggak tahu, sekretariatnya di mana pun saya enggak tahu," terangnya.

"Pernah ada suatu kejadian dan dengar dari orang lain, kami sempat ingin komunikasi, ingin tahu jejak langkahnya sekarang gimana. Bahkan, saya pernah tegur via DM Instagram BSC ini waktu tahun 2016, karena waktu itu ada yang meminta video ucapan ultah, tapi ucapannya minta bahwa kelahiran BSC 1983, padahal kan 1987. Ini 'kan sudah semakin dipertanyakan," lanjut Uyung.

Uyung juga sempat meminta dipertemukan dengan ketuanya, akan tetapi tidak terlaksana.

"Malahan, saya pernah membuat karya di salah satu tembok Jalan Dewi Sartika kolaborasi antara seniman Tasikmalaya dengan pelukis Payung Geulis, tapi justru dicoret-coret oleh salah satu member Shark Student yang saya duga terafiliasi dengan BSC yang itu. Pernah saya tegur dengan nada keras via akun Facebook mereka, tapi tidak ada respons apa-apa," ucapnya.

Saat dikonfirmasi mengapa Uyung dan Rofi baru angkat bicara sekarang, mereka pun mengaku bahwa Bogart Shark Classic atau BSC yang ini benar-benar bukan bagian dari mereka.

Halaman
123
Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved