Angin Puting Beliung Terjang Jatinangor

Sederet Fakta dan Petunjuk Brin soal Puting Beliung Rancaekek, Disebut yang Pertama di Indonesia

Sederet Fakta dan Petunjuk dari Brin soal Angin Puting Beliung di Rancaekek, Disebut-sebut Sebagai yang Pertama di Indonesia

Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
TribunNews.com
Angin Puting Beliung Terjang Jatinangor 

Apabila skala radiusnya masih berada di bawah angka dua kilometer, maka hal itu masih dikategorikan mikro dan belum termasuk meso seperti tornado.

Baca juga: Sumedang Tanggap Darurat Bencana Angin Puting Beliung, Berlaku 7 Hari

2. Beberapa Data yang Sulit Terbaca

Kendati demikian, Erma belum menyebutkan data kecepatan angin dan diameter maupun penyebab tornado tersebut.

"Kami tim periset dari BRIN secepatnya akan melakukan rekonstruksi dan investigasi tornado Rancaekek," ungkap Erma.

3. Memiliki Radius Efek yang Lebih Luas dari Puting Beliung Biasa

"Efek tornado: beda dengan puting beliung, tornado punya skala kekuatan angin lebih tinggi dan radius lebih luas. Angin tornado minimal kecepatan angin mencapai 70 km/jam. Dalam kajian kami di BRIN, angin puting beliung terkuat: 56 km/jam,”tandasnya.

Baca juga: 13 Pabrik di Sumedang Rusak Diterjang Puting Beliung, Bagaimana Nasib Ribuan Karyawan?

4. Masyarakat Diminta Selalu Waspada dan Mencari Titik Teraman

Selama ini, menurut Erma, bencana angin kencang yang terjadi di Indonesia tak pernah mempunyai dampak terlalu merusak dan durasinya pun cenderung singkat.

"Kemudian, yang keempat itu durasi. Puting beliung di wilayah kita selalu kurang dari 10 menit. Enggak ada yang melampaui durasinya 10 menit," katanya.

Erma pun mengatakan bahwa angin kencang yang terjadi di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang sudah memenuhi keempat faktor tersebut.

Kemudian, kata dia, fenomena angin kencang itu terlihat jelas di satelit awan sehingga memperkuat kepastian bahwa fenomena itu merupakan tornado.

"Mata badainya terlihat dari satelit awan, ya berarti tornado dong. Karena kalau puting beliung enggak bisa terdeteksi dari satelit awan, awannya itu enggak kelihatan," ujar dia.

Lebih lanjut, Erma mengimbau masyarakat agar lebih waspada saat memasuki musim penghujan.

Alangkah lebih baik, katanya, mencari tempat berlindung bila melihat awan gelap di langit yang bergerak dengan cepat.

"Intinya harus waspada kalau sudah ada awan gelap dan sebagainya. Awan itu bergerak dengan cepat, awan mendungnya itu, maka itu bisa dipastikan ada angin kencangnya. Cuma kita enggak tau muter atau enggaknya kan, jadi kita sendiri yang harus waspada," kata dia.(*)

Simak berita update TribunPriangan.com lainnya di : Google News

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved