Para Pelajar dari SD hingga SMA di Pangandaran Dapat Bantuan PIP Akhir Tahun Ini

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna

TRIBUNPRIANGAN.COM, PANGANDARAN - Para pelajar dari SD, SMP dan SMK sederajat mendapatkan bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) dari Pemerintah Pusat.

Salah satu sekolah yang mendapat PIP adalah SMK Negeri 1 Padaherang Kabupaten Pangandaran. Ratusan pelajar di sekolah tersebut mendapatkan bantuan PIP.

Staf TU SMK Negeri 1 Padaherang, Nurdin mengatakan, pihaknya sudah mengusulkan penerima untuk mendapatkan bantuan PIP.

Baca juga: Habiskan Liburan Akhir Tahun di Pantai Madasari Pangandaran, Bisa Berkemah Sambil Nikmati Sunset

"Usulannya ada sebanyak 1050 orang. Tapi yang mendapatkan SK bantuan baru 205 orang siswa," ujar Nurdin kepada Tribunjabar.id melalui WhatsApp, Senin (11/12/2023) siang.

Sementara nominal bantuan yang diterima beragam, ada yang menerima Rp500 ribu dan ada yang Rp1 juta.

"Yang mendapatkan Rp500 ribu itu siswa kelas 10 awal dan kelas 12 akhir. Adapun untuk kelas 11 awal dan 12 awal itu diterimanya sebesar Rp 1 juta," katanya.

Sedangkan teknis pencairannya itu diinformasikan oleh pihak perbankan.

Baca juga: KPU Pangandaran Belum Terima Laporan Parpol Bakal Kampanye

Penerimaannya dibagi dua tahap dan ketika ada panggilan, anak-anak tinggal berangkat ke bank.

"Ketika sudah cair, kita pulang lagi ke sekolah bersama sama dan adapun siswa yang punya tunggakan kita siapkan disini karena memang uang dipegang oleh si anak," ucap Nurdin.

Para pelajar yang masih menunggak mesti membayar lunas semua ketika mendapatkan PIP.

"Kadang-kadang kan ada anak yang punya tunggakan cukup besar tapi bayarnya relatif kadang ada yang bayar Rp100 ribu, Rp200 ribu atau Rp500 ribu," ujarnya.

Baca juga: Tanggapan Kepala Sekolah Terhadap Video Viral Pelajar Terlantar di Terminal Pangandaran

Adapun kategori penerima bantuan PIP berdasarkan hasil verifikasi data dari data pokok pendidikan (Dapodik).

Siswa penerima bantuan PIP ada yang berasal dari kalangan keluarga kurang mampu ataupun mampu.

"Tapi, kita utamakan (orang tua siswa berpenghasilan minim). Kan, dari biodata itu ada orang tua siswa yang kerjanya buruh harian lepas dengan penghasilan minimal. Dan dari kementerian juga kan akan melihat dari data Dapodik," kata dia. (*)