Perang Israel vs Hamas

Hamas Bebaskan 8 Sandera Israel, Termasuk Mia Schem yang Ditangkap Saat Pesta Dansa 7 Oktober

Hamas membebaskan delapan sandera Israel di Gaza dalam perpanjangan kesepakatan gencatan senjata di menit-menit terakhir

Editor: Machmud Mubarok
Istimewa
Hamas membebaskan delapan sandera Israel di Gaza dalam perpanjangan kesepakatan gencatan senjata di menit-menit terakhir, pada Kamis (30/11/2023) 

TRIBUNPRIANGAN.COM, GAZA - Hamas membebaskan delapan sandera Israel di Gaza dalam perpanjangan kesepakatan gencatan senjata di menit-menit terakhir, pada Kamis (30/11/2023). Sementara Israel membebaskan 30 tahanan Palestina ketika para negosiator berusaha untuk memperbaharui jeda pertempuran lagi.

Dilansir dari Arabnews, Israel mengidentifikasi dua wanita yang dibebaskan pertama kali pada hari Kamis sebagai Mia Schem, 21 tahun, yang ditangkap di sebuah pesta dansa yang diserang oleh militan Hamas pada tanggal 7 Oktober, dan Amit Soussana, 40 tahun.

Foto-foto yang dirilis oleh kantor perdana menteri Israel menunjukkan Schem, yang juga berkewarganegaraan Prancis, memeluk ibu dan saudara laki-lakinya setelah mereka dipertemukan kembali di pangkalan militer Hatzerim, Israel.

Baca juga: Hamas Bebaskan 18 Sandera Warga Israel dan Asing, Penuh Tawa dan Senyum, Pelukan dan Tos Tangan

Baca juga: Tentara Israel Serbu Kamp Pengungsi Jenin di Tepi Barat, Dua Anak Tewas Ditembak

Kelompok pejuang Brigade Al Qassam yang mengawal proses pembebasan, kemudian membebaskan enam sandera lainnya dan menyerahkan mereka ke Palang Merah, kata militer Israel.

Empat di antaranya adalah wanita berusia 29 hingga 41 tahun, termasuk satu orang berkewarganegaraan ganda Meksiko-Israel, demikian menurut keterangan resmi.

Gambar-gambar televisi menunjukkan beberapa wanita berjalan melewati ambulans begitu mereka mencapai wilayah Israel.

Dua sandera lainnya yang baru saja dibebaskan adalah kakak beradik, Belal dan Aisha Al-Ziadna, masing-masing berusia 18 dan 17 tahun, menurut kantor perdana menteri Israel.

Mereka adalah warga negara Arab Badui Israel dan termasuk di antara empat anggota keluarga mereka yang disandera ketika mereka sedang memerah susu sapi di sebuah peternakan.

Wahid Alhuzail, yang mengetuai sebuah kelompok untuk warga Badui yang diculik pada 7 Oktober, mengatakan bahwa ia senang mereka telah dibebaskan.

"Tapi itu tidak sepenuhnya memuaskan. Kami ingin semua orang pulang dan tidak ada yang terjebak di tangan  Hamas," katanya kepada Reuters.

Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, 30 orang Palestina dibebaskan dari penjara, kata dinas penjara Israel.

Mediator internasional, termasuk Qatar, Mesir dan AS, mendorong perpanjangan jeda pertempuran.

Diplomat tinggi AS, Blinken, mengatakan bahwa Israel berencana untuk melanjutkan serangan ke Gaza, dan mendesak perlindungan yang lebih besar bagi warga sipil di daerah kantong Palestina yang terkepung tersebut.

Israel telah bersumpah untuk memusnahkan Hamas, yang memerintah Gaza, sebagai tanggapan atas serangan 7 Oktober yang dilakukan oleh kelompok militan tersebut, ketika Israel mengatakan bahwa orang-orang bersenjata menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 orang.

Hingga gencatan senjata, Israel membombardir wilayah tersebut selama tujuh minggu. Otoritas kesehatan Palestina yang dianggap terpercaya oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa lebih dari 15.000 warga Gaza telah dikonfirmasi tewas. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved