Perang Israel vs Hamas

Siapa Israa Jaabis, Wanita Palestina yang Turut Dibebaskan Israel Pada Hari Ke-2 Gencatan Senjata

Israa Jaabis adalah seorang tahanan warga Yerusalem yang ditahan Israel pada 2015 dalam kondisi luka bakar hingga 60 persen

Editor: Machmud Mubarok
Istimewa/Risalah Amar
Israa Jaabis adalah seorang tahanan warga Yerusalem dari desa Jabal Mukaber, selatan Yerusalem, yang dibebaskan Israel pada hari kedua gencatan senjata dan bisa bertemu kembali dengan keluarganya, 

Dimulainya jeda membawa ketenangan bagi 2,3 juta warga Palestina yang terguncang oleh pemboman Israel tanpa henti yang telah menewaskan ribuan orang, mengusir tiga perempat penduduk dari rumah mereka dan meratakan daerah pemukiman. Tembakan roket dari militan Gaza ke Israel pun berhenti.

Warga Palestina yang lelah akibat perang di Gaza utara, yang menjadi fokus serangan darat Israel, kembali turun ke jalan, mengais-ngais reruntuhan di antara puing-puing bangunan yang hancur, dan terkadang menggalinya dengan tangan kosong.

Di rumah sakit Indonesia di Jabaliya, yang dikepung oleh militer Israel pada awal bulan ini, mayat-mayat bergelimpangan di halaman dan di luar gerbang utama.

Bagi Emad Abu Hajjer, seorang penduduk kamp pengungsi Jabaliya di wilayah Kota Gaza, jeda waktu itu berarti ia dapat kembali mencari sisa-sisa rumahnya yang rata dengan tanah akibat serangan Israel pekan lalu.

Dia menemukan mayat sepupu dan keponakannya, menambah jumlah korban tewas dalam serangan tersebut menjadi 19 orang.

Dengan saudara perempuannya dan dua kerabat lainnya yang masih hilang, ia melanjutkan penggaliannya pada hari Sabtu.

"Kami ingin menemukan mereka dan menguburkan mereka dengan bermartabat," katanya.

PBB mengatakan bahwa jeda ini memungkinkan mereka untuk meningkatkan pengiriman makanan, air, dan obat-obatan dalam jumlah terbesar sejak dimulainya kembali konvoi bantuan pada 21 Oktober. PBB juga mampu mengirimkan 129.000 liter (34.078 galon) bahan bakar - lebih dari 10 persen dari volume harian sebelum perang - serta gas untuk memasak, yang merupakan yang pertama sejak perang dimulai.

Di Tel Aviv, beberapa ribu orang memadati alun-alun yang disebut "alun-alun para sandera", menunggu kabar pembebasan kedua.
"Jangan lupakan yang lain karena ini semakin sulit, semakin sulit dan semakin sulit. Ini memilukan," kata Neri Gershon, seorang warga Tel Aviv. Beberapa keluarga menuduh pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tidak melakukan cukup banyak hal untuk membawa pulang para sandera.

Warga Israel yang dibebaskan terdiri dari sembilan wanita dan empat anak berusia 9 tahun ke bawah. Mereka dibawa ke rumah sakit Israel untuk diobservasi dan dinyatakan dalam kondisi baik.

Beberapa jam kemudian, 24 wanita Palestina dan 15 remaja laki-laki yang ditahan di penjara Israel di Tepi Barat dan Yerusalem timur dibebaskan. Para remaja tersebut telah dipenjara karena pelanggaran ringan seperti melempar batu. Para wanita termasuk beberapa orang yang dihukum karena mencoba menikam tentara Israel.

"Ini adalah kebahagiaan yang diwarnai dengan kesedihan karena pembebasan kami dari penjara harus mengorbankan nyawa para syuhada dan anak-anak yang tak berdosa," kata salah satu tawanan yang dibebaskan, Aseel Munir Al-Titi. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved