Bayi Prematur Meninggal di Klinik

Dinkes Kota Tasikmalaya Bentuk Tim Audit Buntut Bayi 1,5 Kilogram Meninggal Dunia

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya telah membentuk tim pemeriksaan kematian pada bayi buntut laporan keluarga pasien terhadap satu klinik

|
Penulis: Aldi M Perdana | Editor: Machmud Mubarok
TribunPriangan.com/Aldi M Perdana
Klinik di Tasikmalaya Dilaporkan ke Dinkes, Diduga Lalai Sebabkan Bayi Baru Lahir Meninggal 

Istrinya sudah tidak kuat dan merasakan kontraksi hebat. 

Diketahui usia kehamilan tepat 36 minggu atau 9 bulan.

"Istri saya sudah sering kontrol (check up) ke klinik tersebut di tangani oleh Bidan Dwi, dan bidan pun menyatakan bahwa kondisi kehamilan istri saya dalam keadaan normal dan baik-baik saja," katanya.

Lalu pada sore hari, sang istri berangkat dengan kakaknya, Nadia ke klinik Alifa. Sang suami tidak ikut menemani karena ada urusan pekerjaan.

Namun bidan jaga di klinik tersebut menyuruh pulang karena dianggap masih pembukaan dua.

"Karena menurut bidan istri saya masih pembukaan dua padahal keadaan istri saya sudah sangat lemas dan terlihat seperti akan segera melahirkan. Kemudian istri saya pulang lagi ke rumah," sambungnya. 

Lalu pukul 20.00 WIB, sang suami kembali membawa istrinya ke klinik karena melihat sang istri sudah tidak bisa lagi menahan sakit perutnya.

Bidan Asyik Main Handphone

Kedatangan pasangan suami istri ini ke klinik tidak direspon baik, bahkan dia melihat tim medis justru bermain handphone.

"Di klinik ini saya tidak dilayani dengan baik oleh bidan jaga, bidan tersebut malah terus main handphone, tidak memperdulikan istri saya yang sudah sangat kesakitan, dan bidan itu pun bilang akan di periksa pukul 24.00 WIB," tambahnya.

Sekitar pukul 21.30, sang suami menemani istrinya buang air kecil, dia melihat ada banyak darah yang  keluar beserta air ketuban.

"Saya pun bilang ke bidan dan tanggapan bidan itu sudah biasa katanya dan belum waktunya untuk melahirkan karena masih pembukaan dua," jelas sang suami.

Mendapati kabar tersebut, suami kembali membawa istrinya ke ruang bersalin sembari berusaha menguatkan dan menenangkan agar tidak kehabisan tenaga pada saat melahirkan.

"Bidan jaga tersebut masih tetap tidak memperdulikan istri saya, dan terus saja bilang belum waktunya melahirkan dan akan kembali di cek pada pukul 24.00 WIB.

Tanpa memberikan edukasi dan pelayanan yang baik kepada ibu hamil, bagaimana agar proses persalinan lancar, masih tetap sibuk dengan handphone nya. Istri saya terus-terusan nangis kesakitan, barulah di tindak dan dilihat keadaannya," timpalnya.

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved