Bayi Prematur Meninggal di Klinik

Dinkes Kota Tasikmalaya Bentuk Tim Audit Buntut Bayi 1,5 Kilogram Meninggal Dunia

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya telah membentuk tim pemeriksaan kematian pada bayi buntut laporan keluarga pasien terhadap satu klinik

|
Penulis: Aldi M Perdana | Editor: Machmud Mubarok
TribunPriangan.com/Aldi M Perdana
Klinik di Tasikmalaya Dilaporkan ke Dinkes, Diduga Lalai Sebabkan Bayi Baru Lahir Meninggal 

Laporan Wartawan TribunPriangan.com, Aldi M Perdana

TRIBUNPRIANGAN.COM, KOTA TASIKMALAYA - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya telah membentuk Tim Audit Maternal Perinatal (AMP) atau tim pemeriksaan kematian pada bayi buntut laporan keluarga pasien terhadap salah satu klinik yang terjadi Kamis (16/11/2023) lalu.

Kadinkes Kota Tasikmalaya, dr Uus Supangat mengatakan bahwa pihaknya saat ini sedang berproses terkait kasus tersebut.

“Hari ini tim sedang mengunjungi klinik tersebut. Nanti juga tim akan mengunjungi pihak keluarga pasien. Saat ini sedang berproses,” jelas Uus kepada TribunPriangan.com saat ditemui di kantornya pada Senin (20/11/2023).

Tambahnya, terkait kasus ini, semua faktor akan diperiksa.

“Tentu saja kami tidak bisa sembarangan, karena ini menyangkut juga data-data pasien yang tidak boleh sembarangan dibuka, harus sesuai izin pasiennya misalnya,” jelas Uus.

Baca juga: Klinik di Tasikmalaya Dilaporkan ke Dinkes, Diduga Lalai Sebabkan Bayi Baru Lahir Meninggal

Baca juga: Kronologi Penemuan Bayi Laki-laki yang Dibuang di Desa Lengkongjaya Tasikmalaya, Kulitnya Membiru

“Pihak kliniknya juga sudah dipanggil waktu Kamis lalu itu. Untuk sekarang, tim audit masih berproses memeriksa kasus ini,” ujar Uus.

Sebelumnya, keluarga pasien dari ibu yang melahirkan melaporkan salah satu klinik yang berada di Kelurahan Bantarsari, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya, Jawa Barat pada Kamis (16/11/2023).

Salah satu anggota keluarga, Nadia Anastasia (31)—yang diketahui kakak ipar pasien ibu melahirkan tersebut—mengatakan, bahwa pelayanan klinik yang dimaksud tidak maksimal.

“Jadi, si ibu pas melahirkan tidak direspons dengan baik, terus si bayi juga yang dilahirkan sampai meninggal,” jelas Nadia.

“Bayinya ‘kan 1,5 kilogram, tidak ada perawatan intensif. Malah disuruh pulang sama klinik dan sampai meninggal,” tuturnya.

Nadia juga menilai bahwa pelayanan klinik tersebut sangat buruk.

“Pelayanan sangat buruk kalau yang saya dan keluarga rasakan mah. Contohnya, si Ibu setelah dilahirkan, darah-darahnya tidak dibersihkan. Terus, si bayi 1,5 kilogram juga disuruh pulang, tidak diinkubator. Setelah lahiran juga tidak dikasih ASI sampai beberapa jam,” tutur Nadia.

“Bidan di klinik tersebut bilangnya mau diobservasi setiap satu jam sekali, tapi tidak ada, malah pada tidur. Pas saat proses melahirkan juga si bidannya malah main handphone, tidak ada respons yang tanggap pada si ibu yang melahirkan,” lanjut dia.

Bahkan, Nadia mengeluhkan ketika adiknya yang tengah melahirkan itu ditangani oleh mahasiswa praktik.

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved