Kisah Hilwa, Mahasiswi Penjual Bakso Aci di Jatinangor Sumedang, Begini Kesehariannya

Kisah Hilwa, Mahasiswi Penjual Bakso Aci di Jatinangor Sumedang begini kesehariannya

Penulis: Kiki Andriana | Editor: ferri amiril
tribunpriangan.com/kiki andriana
Kisah Hilwa, Mahasiswi Penjual Bakso Aci di Jatinangor Sumedang begini kesehariannya 

Laporan Kontributor TribunPriangan.com Sumedang, Kiki Andriana 

TRIBUNPRIANGAN.COM, SUMEDANG - Bisa melanjutkan sekolah hingga ke jenjang yang lebih tinggi adalah impian setiap orang, tak terkecuali perempuan muda asal Desa Sayang, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Hilwa Gifty Salsabila (22). 

Namun, tidak seperti banyak orang beruntung dengan kondisi finansial yang memadai. Untuk bisa berkuliah, Hilwa harus ikut bekerja keras, membantu orang tuanya berjualan bakso aci

Bakso Aci adalah penganan bakso yang bahannya terbuat dari tepung kanji. Bakso aci isinya cingcang daging. Selain itu, ada juga pelengkap lain seperti tahu, ceker ayam, siomay, dan sebagainya yang menjadi campuran bakso aci itu. 

Hilwa berkuliah di Universitas Islam Bandung (Unisba) jurusan Matematika dan lulus tahun lalu. Selama kuliah, dia membagi waktu dengan memproduksi dan berjualan bakso. 

"Di sini sudah 6-7 tahunan. Selama kuliah, saya berjualan. Selesai kuliah, saya segera pulang untuk bantu orang tua berjualan," kata Hilwa kepada TribunPriangan.com, Kamis (5/10/2023). 

Hilwa berjualan di Jalan Kolonel Ahmad Syam, Desa Sayang, Jatinangor, Sumedang, tepatnya di depan Perumahan Ikopin. Sehari-hari, dia berjualan bersama ibunya, Eulis Roslia (51). 

Warung bakso aci itu buka selepas zuhur dan baru tutup pada petang. Paling malam, warung bakso itu tutup pada pukul 20.00. Hilwa sendiri bisa membagi waktu kuliah dan berdagang karena dagang dimulai siang, sementara kuliah banyak waktu pagi. 

"Ya untuk biaya kuliah dengan hasil bakso ini. Mamah yang merintis. Saya enggak malu. Toh ini berdagang, bukan mencuri," katanya. 

Teman-temannya di universitas juga tak pernah ada yang mencibir. Bahkan teman-temannya mendukung Hilwa dengan cara memesan bakso aci itu. 

Bakso aci ini bisa dikemas dalam tema bakso aci instan, sehingga penikmatnya hanya tinggal merebus bakso ini dan membubuhkan sejumlah bumbu yang tersedia. 

"Kalau di sini tidak dihitung per porsi. Per biji. Misalnya siomay dan sebagainya harganya Rp3.500, dan bakso isi cingcang harganya Rp5.000, nanti tinggal dihitung saja berapa banyak yang diambil, ada ceker ayam juga," katanya. 

Kini Hilwa telah lulus kuliah dan aktivitasnya tetap terbagi dua. Yakni, mengajar les privat matematika dan berdagang. Jika kebetulan dia ada jadwal mengajar, maka yang menjaga warung bakso, ibunya. 

"Sehari 100 butir bakso besar bisa terjual. Dengan ini dan itu yang juga laris, omzet per hari bisa Rp1 juta. Semua yang dijual di sini buatan sendiri," katanya. 

Hilwa mengatakan dia belum menjual bakso itu secara online melalui aplikasi-aplikasi penjaja makanan. Itu semua lantaran kesibukannya. 

Namun, pemesanan online tetap bisa dilakukan, hanya via WhatsApp. 

"Pesan lewat WA nanti diambil ojek online. Dengan begitu, harga bakso dan perintilannya tetap sama, tingga pembeli bayar ongkos ojek online saja," katanya. 

Dia berpersan kepada anak-anak muda seusianya agar tetap semangat, terus belajar dan giat bekerja. 

"Hargai waktu, kerja keras sekarang," katanya.(*)

 

Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved