CPNS 2023

Detik-detik Tes CPNS 2023 Dibuka, Segera Simak Berikut Ini Kisi-kisi Materi TWK untuk Tes CPNS 2023

Berikut Ini Dia Kisi-Kisi Materi TWK Untuk Tes CPNS 2023 Tentang Perjuangan Melawan Kemerdekaan Indonesia Yang Bisa Dipelajari Dari Sekarang

Instagram KemenpanRB
Penerimaan CPNS 

Tokoh-tokoh Pejuang Bandung sepakat untuk mematuhi perintah pemerintah pusat untuk mengosongkan Bandung Selatan demi keselamatan rakyat.

- Sebelum meninggalkan Bandung Selatan, para pejuang membakar semua bangunan yang dapat dimanfatkan oleh tentara sekutu.

Peristiwa pembumihangusan kota Bandung pada 23 Maret 1946 dikenal dengan sebutan Bandung lautan api

Baca juga: Pendaftaran CPNS 2023 Dimulai September, Sudah Siapkan Akun SSCASN? Simak Caranya Jika Belum

e. Agresi Militer I

- Agresi ini terjadi karena Belanda mengingkari perjanjian Linggarjati.

- Terjadi pada 21 Juli 1947, saat Belanda tiba-tiba menyerang wilayah Republik Indonesia. Belanda berhasil merebut sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

 

f. Agresi Militer II

- Agresi ini terjadi karena Belanda mengingkari perjanjian Renville.

- Terjadi pada 19 Desember 1948.

- Belanda berhasil merebut Yogyakarta, yang saat itu menjadi ibu kota Indonesia.

Selain itu, Belanda juga menangkap dan mengasingkan Soekarno dan Hatta ke pulau Bangka.

Sebelum tertangkap, Presiden Soekarno telah mengirim mandat lewat radio kepada Menteri Kemakmuran, Mr Syaffiruddin Prawiranegara untuk membentuk pemerintahan darurat Republik Indonesia (PDRI) dengan ibu kota Bukit Tinggi.

 

2. Diplomasi

1. Perjanjian Linggarjati

- Perundingan Linggarjati dilaksanakan pada 10 November 1946.

- Pada tanggal 15 November 1946, hasil perundingan diumumkan dan disetujui oleh kedua belah pihak. Pada 25 Maret 1947, hasil perundingan Linggarjati ditandatangani.

Isi perjanjian Linggarjati, sebagai berikut :

1) Belanda hanya mengakui kekuasaan Republik Indonesia atas Jawa, Madura, dan Sumatra.

2) Republik Indonesia dan Belanda akan bersama-sama membentuk Negara Indonesia Serikat, yang terdiri atas Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, dan Negara Kalimantan.

3) Negara Indonesia dan Belanda merupakan Uni Indonesia-Belanda yang diketuai oleh Ratu Juliana

- Pada akhirnya, Belanda melanggar perjanjian ini dan terjadilah Agresi Militer I.

Baca juga: Ada Info Dimulai 18-30 September, Ini Respon BKN dan Menpan-RB Soal Jadwal Seleksi CPNS 2023

b. Perjanjian Renville

- Terjadi genjatan senjata, setelah Agresi Militer I berlangsung.

- PBB membentuk Komisi Tiga Negara (KTN) yang bertujuan untuk membantu menyelesaikan perang antara Belanda dan Indonesia.

KTN terdiri atas Australia yang dipilih oleh Indonesia, Belgia yang dipilih oleh Belanda, dan Amerika Serikat yang dipilih oleh Australia dan Belgia.

- KTN memprakarsai diselenggarakannya perjanjian Renville, yaitu perjanjian antara Indonesia dan Belanda yang dilaksanakan di atas Kapal Renville milik angkatan laut Amerika Serikat.

- Perjanjian Renville dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 1947 dan hasil perjanjiannya ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948.

Isi perjanjian Renville, sebagai berikut :

1) Belanda hanya mengakui daerah Republik Indonesia atas Jawa Tengah, Yogyakarta, sebagian kecil Jawa Barat, dan Sumatra.

2) Tentara Republik Indonesia ditarik mundur dari daerah-daerah yang telah diduduki Belanda.

- Belanda kembali mengingkari perjanjian, kemudian terjadi Agresi Militer II.

 

c. Roem Royen

- Pada 4 April 1949 di Jakarta, Indonesia dan Belanda dipertemukan lagi dalam meja perundingan oleh UNCI.

- Dalam perundingan ini, delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr. Moh. Roem dan delegasi Belanda dipimpin oleh Dr. Van Royen.

- Isi Perjanjian Roem Royen adalah sebagai berikut.

1) Pemerintah Republik Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta pada tanggal 1 Juli 1949.

2) Menghentikan semua gerakan militer dan membebaskan semua tahanan politik.

3) Belanda menyetujui Republik Indonesia Serikat sebagai bagian dari negara Indonesia Serikat.

4) Akan diselenggarakan Konferensi Meja Bundar (KMB) antara Belanda dan Indonesia di Den Haag, setelah Pemerintah Republik Indonesia kembali ke Yogyakarta.

Baca juga: Latihan Soal TWK untuk Seleksi CPNS 2023 Beserta Kunci Jawaban, Bisa Dipelajari dari Sekarang

d. Konferensi Meja Bundar

- Pada tanggal 23 Agustus 1949-2 November 1949 dilaksanakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda.

- Dalam perundingan ini, delegasi Indonesia dipimpin oleh Dr. Moh. Hatta, delegasi BFO (badan musyawarah negara-negara federal) dipimpin oleh Sultan Hamid II, delegasi Belanda dipimpin oleh Mr. Van Maarseveen, dan UNCI dipimpin oleh Chritchley.

Isi perundingan KMB sebagai berikut :

1) Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Belanda akan menyerahkan kedaulatan kepada RIS, pada akhir Desember 1949.

2) RIS dan Belanda akan tergabung dalam Uni Indonesia-Belanda.

3) Irian Barat akan diserahkan, setahun setelah pengakuan kedaulatan oleh Belanda.

 

e. Pengakuan Kedaulatan

- Sesuai hasil KMB, pada 27 Desember 1949 diadakan upacara pengakuan kedaulatan dari pemerintah Belanda kepada pemerintah RIS.

- Upacara pengakuan kedaulatan dilakukan di dua tempat, yaitu :

1) Den Haag: Ratu Yuliana bertindak sebagai wakil negeri Belanda dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil Indonesia.

2) Yogyakarta: Mr. Lovink (wakil tertinggi pemerintah Belanda) mewakili Belanda dan pihak Indonesia diwakili Sri Sultan Hamengkubuwono IX.

- Dengan pengakuan kedaulatan itu, berakhirlah kekuasaan Belanda atas Indonesia dan berdirilah negara Republik Indonesia Serikat.

- Sehari setelah pengakuan kedaulatan, ibu kota negara pindah dari Yogyakarta ke Jakarta.

Kemudian, dilangsungkan upacara penurunan bendera Belanda dan dilanjutkan dengan pengibaran bendera Indonesia.

 

Simak berita upadate TribunPriangan.com lainnya di : Google News

Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved