Kisah Karto dari Tasikmalaya dan Kerangka Layangan Satu Kontainer yang Dikirim ke Pakistan
Jangan anggap enteng keberadaan layang-layang kampung. Barang mainan ini ternyata punya nilai ekonomi.
Laporan Kontributor TribunPriangan.com Tasikmalaya, Firman Suryaman
TRIBUNPRIANGAN.COM, TASIKMALAYA - Jangan anggap enteng keberadaan layang-layang kampung. Barang mainan ini ternyata punya nilai ekonomi.
Dan tak dinyana, nilai ekonominya tinggi karena merupakan komoditas ekspor.
Ini bisa dilihat dari kebutuhan pasar ekspor kerangka layangan yang ternyata sangat tinggi.
Satu dari sedikit pengekspor kerangka layang-layang di tanah air, ada di Kampung Panunggalan, Kelurahan Sukahurip, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya.
Dialah Karto Widodo (50), seorang perajin tusuk sate yang merambah usaha mengekspor kerangka layangan ke Pakistan.
"Terasa aneh juga ekspor layangan ke Pakistan. Tapi konon sejarah awal mula adanya layangan itu dari sekitar Indian dan Pakistan," kata Karto, yang ditemui, Selasa (11/07/23).
Karto menyebutkan, setiap bulannya ia hanya mampu mengekspor kerangka layangan sebanyak satu kontiner.
Kerangka layang-layang yang diekspor berupa split bambu berdiameter sekitar 7 mm dengan panjang sekitar 120 cm.
"Jadi bukan dalam bentuk kerangka layangan yang sudah jadi. Tapi masih berupa split, dengan ukuran sesuai dengan pesanan," ujar Karto.
Ia menyebutkan, pasar kerangka layangan ke Pakistan masih sangat tinggi. Tiap minggu mengirim satu kontainer sekalipun bisa, karena pasarnya masih terbuka.
"Saya hanya mampu satu kontainer sebulan, karena keterbatasan kapasitas produksi," kata Karto.
Saat ini ia tengah merintis pembuatan sejumlah pabrik baru dengan sistem kemitraan di daerah-daerah pelosok Kabupaten Tasikmalaya.
"Yang penting ada di jalan raya, memudahkan proses pengangkutan. Kenapa di pelosok, dalam rangka mendekati bahan baku," ujar Karto.(*)
Jembatan Peninggalan Belanda di Kota Tasik yang Ambruk, Mulai Diperbaiki |
![]() |
---|
15 Kelurahan dan 4 Kecamatan di Kota Tasikmalaya Terbelah Tol Geta, Ini Daftarnya |
![]() |
---|
DPRD Kota Tasikmalaya Sebut Gerakan Rereongan Sapoe Sarebu Berpotensi Jadi Pungutan Liar |
![]() |
---|
1 dari 69 Dapur MBG di Kota Tasikmalaya Sudah Miliki SLHS |
![]() |
---|
Pemkot Tasikmalaya Perketat Pengawasan Dapur MBG Imbas 65 Dapur Tak Miliki SLHS |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.