Puasa Ramadan 2023

UPDATE Jelang Ramadan, Negara Islam di Eropa Kompak Boikot Kurma Israel, Bagaimana dengan Indonesia?

Umat Muslim di seluruh Eropa diminta menghindari membeli kurma asal Israel selama bulan Ramadhan ini.

TribunTravel.com
Ilustrasi buah kurma (Instagram/ @kurma_manisku) 

TRIBUNPRIANGAN.COM - Sejumlah negara Eropa tengah gencar dengan seruan boikot kurma Israel.

Umat Muslim di seluruh Eropa diminta menghindari membeli kurma asal Israel selama bulan Ramadhan ini.

"Dengan memilih untuk tidak membeli kurma Israel pada Ramadhan ini, umat Muslim memberi pesan yang jelas untuk mengecam kependudukan ilegal Israel dan apartheid di Palestina," ujar Shamiul Joarder dari Friend of Al-Aqsa (FOA), dilansir dari Arab News.

Kurma memang jadi salah satu buah khas yang selalu ramai di bulan Ramadhan, yang juga kerap dijadikan menu takjil saat azan Maghrib berkumandang.

Baca juga: Jelang Ramadhan, Seperti Apa Tradisi Malam Nisfu Syaban di Indonesia? Simak Begini Ulasannya

Dalam hadis riwayat Abu Dawud disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda menganjurkan umat Muslim untuk berbuka puasa dengan kurma.

"Apabila salah seorang di antara kalian berbuka, maka berbukalah dengan kurma, sebab kurma itu mendatangkan berkah. Namun apabila tidak ada, berbukalah dengan air karena itu bersih." [HR Abu Dawud]

Ada banyak jenis kurma yang dikenal di tengah masyarakat.

Lantas, apa itu kurma Israel yang kini tengah ramai diboikot?

Melansir The New Arab, buah kurma yang berasal dari Israel merupakan jenis kurma Medjool.

Sebagai produsen kurma Medjool terbesar di dunia, 50 persen kurma Israel banyak diekspor ke negara-negara Eropa. Kurma ini kemudian dijual di supermarket besar serta toko-toko lokal di seluruh Eropa.

Baca juga: Pemerintah Bakal Bagi-bagi Bansos Jelang Ramadhan dan Idul Fitri, Ini Syaratnya

Namun demikian, kurma ini banyak diprotes karena berasal dari hasil pendudukan Israel di tanah Palestina. Sekitar 40-60 persen kurma Israel ditanam di pemukiman ilegal.

Medjool dikenal sebagai 'Ratu Kurma' karena ukurannya yang besar dan rasa manis yang cukup kuat.

Dahulu kala kurma Medjool dikenal sebagai makanan para raja karena hanya dapat dikonsumsi oleh kaum bangsawan. Kini, kurma Medjool sebenarnya banyak dibudidayakan di negara-negara beriklim hangat.

Baca juga: Jelang Ramadan, Ridwan Kamil Minta Bupati dan Wali Kota Jaga Kebutuhan Pangan: Jangan Terus Diimport

Mengutip Healthline, kurma ini memiliki ukuran yang besar, dengan tekstur yang lebih lembut, dan panjang hampir mencapai 2 inci atau sekitar 5 sentimeter.

Selain itu, kurma ini juga dikenal lebih manis daripada jenis kurma lainnya.

Rasa manisnya bahkan disebut-sebut menyerupai karamel, yang juga mengandung tinggi kalsium dan zat besi.

Baca juga: Siap-siap, Bansos dari Pemerintah Akan Dibagi Jelang Ramadhan dan Idul Fitri, Simak Ini Syaratnya

Satu porsi kurma mampu memberikan 20 persen serat makanan harian.

Namun, karena rasa manisnya yang cukup legit, orang dengan diabetes dilanjutkan untuk tidak mengonsumsi kurma Israel yang diboikot ini.

Selain kurma Medjool, adapun beberapa kurma yanf ikut dibaikot beramai-ramai diantaranya :

1. Jordan River

2. King Solomon

3. Mehadrin

4. Galilee Export

5. Carmel Agrexco

6. Star Dates

Baca juga: Jelang Ramadan, Ridwan Kamil Minta Bupati dan Wali Kota Jaga Kebutuhan Pangan: Jangan Terus Diimport

Diketahui gerakan boikot kurma Israel ini bukanlah hal yang baru, dimana pada tahun 2012, muslim AS sempat memprakarsai gerakan tersebut.

Menurut AlJazeera, Muslim Amerika untuk Palestina (AMP) memprakarsai boikot nasional pertama kalinya terhadap kurma yang diproduksi Israel selama Ramadan 2012.

Gerakan tersebut berlaku di wilayah New York, New Jersey, Detroit, Minnesota, Chicago, Sacramento, serta Washington DC, dan Philadelphia.

Baca juga: Jelang Ramadan, Ridwan Kamil Minta Bupati dan Wali Kota Jaga Kebutuhan Pangan: Jangan Terus Diimport

Karena pemberlakuan boikot ini, ekspor kurma Israel ke AS telah turun secara signifikan sejak 2015.

Dari 10,7 juta kg kurma Israel yang memasuki pasar AS pada 2015-2016, turun menjadi jadi 3,1 juta kg di tahun 2017-2018.

Selain disebabkan oleh isu kemanusiaan yang dilanggar Israel, alasan lain terkait boikot ini juga disebabkan oleh penanaman kurma yang dilakukan di lahan ilegal dengan menggunakan pekerja Palestina yang digaji rendah, serta turut memperkerjakan para anak anak.

Baca juga: Jelang Ramadhan dan Lebaran 2023, Jokowi Minta Jajarannya Pastikan Stok Beras Aman di Pasaran

Bagaimana Dengan Indonesia Sebagai Negar Mayoritas Muslim?

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan dukungan mereka terhadap aksi boikot produk kurma Medjool yang berasal dari Israel.

Boikot tersebut digencarkan oleh sebuah komunitas pecinta Masjid Al Aqsha yang berbasis di Inggris yakni Friends of Al-Aqsa (FOA) belum lama ini.

Baca juga: Jelang Ramadan, Ridwan Kamil Minta Bupati dan Wali Kota Jaga Kebutuhan Pangan: Jangan Terus Diimport

Melalui tagar #CheckTheLabel, FOA menyerukan seluruh Muslim dunia terutama yang tinggal di Eropa memeriksa label terlebih dulu sebelum membeli kurma mengingat Ramadan sebentar lagi akan tiba.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia (KHLN MUI), KH. Bunyan Saptomo mengatakan MUI pada dasarnya mendukung seruan boikot korma produk Israel.

“Ya, MUI mendukung boikot kurma Israel itu,” katanya dikutip dari Beritasatu.com melalui pesan singkatnya Minggu (5/3/2023) lalu.

Baca juga: Cokusi Kameumeut Hadir di Garut Festival 2022, Kreasikan Dodol Berisi Kurma

Bukan tanpa alasan, MUI menyatakan dengan tegas dukungan tersebut dikarenakan kurma Israel yang marak beredar berasal dari hasil pendudukan negara itu di tanah Palestina.

“Yang kedua, PBB sendiri telah menyatakan bahwa pendudukan Israel di Palestina tersebut adalah illegal,” katanya.

Sebelumnya diketahui muslim dunia diminta untuk tidak mengonsumsi kurma buatan Israel.

Hal tersebut mengacu pada kebengisan mereka terhadap masyarakat Palestina hingga kini.

Baca juga: Jelang Ramadan, Ridwan Kamil Minta Bupati dan Wali Kota Jaga Kebutuhan Pangan: Jangan Terus Diimport

“Dengan memilih untuk tidak membeli kurma Israel pada Ramadan kali ini, komunitas Muslim telah menuliskan pesan yang sangat jelas dan kuat untuk mengutuk pendudukan ilegal Israel di tanah Palestina,” kata Shamiul Joarder di FoA, mengutip laman The New Arab.

Imbauan tersebut tiba dikarenakan pada saat Ramadan lonjakan pembeli kurma di Eropa selalu naik setiap tahunnya.

Menurut sumber di Pusat Promosi Impor dari negara berkembang mengatakan bahwa setiap tahun Eropa mengalami lonjakan konsumi kurma.

Terlebih di bulan tertentu, yakni Ramadan.(*)

Sumber : Berbagai Sumber

Simak berita update TribunPriangan.com lainnya di : Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved