Tahun Baru Imlek

Apa Perbedaan Antara Perayaan Imlek dan Cap Go Meh? Berikut Penjelasannya

Berikut ini dia beberapa perbedaan yang mendasar antara Perayaan Imlek dan Cap Go Meh

(KOMPAS.com/WASTI SAMARIA SIMANGUNSONG)
Suasana malam perayaan Cap Go Meh di Singkawang, Kalimantan Barat, Senin (14/02/2022). 

Saat malam tiba, ia mengenakan pakaian merah, menyalakan lilin, dan petasan untuk menakuti nian.

Baca juga: Berikut 8 Tampilan Para Artis Tanah Air Dalam Merayakan Tahun Baru Imlek 2023

Kemudian, warga keturunan Tionghoa mengikuti cara lelaki tua itu mengusir nian setiap malam Imlek.

Tradisi Cap Go Meh diyakini berasal dari warga keturunan Tionghoa di daratan Cina Selatan.

Mereka meyakini pada hari ke-15 bulan pertama kalender lunar, para dewa keluar dari surga untuk membagikan keselamatan, kesejahteraan, dan nasib baik.

Oleh sebab itu, warga keturunan Tionghoa tersebut merayakannya dengan menyalakan lampion, menggelar pertunjukkan barongsai dan liong, serta menyajikan makanan-makanan khas seperti lontong Cap Go Meh.

Baca juga: Perayaan Imlek Belum Puncaknya, Umat Konghucu Tasikmalaya: Masih Ada Cap Go Meh

4. Tradisi perayaan

Seperti disampaikan sebelumnya, Cap Go Meh merupakan puncak perayaan rangkaian Tahun Baru Imlek.

Melansir dari China Highlights, puncak perayaan Tahun Baru Imlek tersebut, ditandai dengan festival lampion, atau dikenal dengan nama Yuan Xiao Jie.

Lampion melambangkan bahwa warga Tionghoa telah melepaskan tahun lalu dan menyambut tahun baru dengan keberuntungan.

Menurut Sekretariat Badan Pengurus Perkumpulan Boen Tek Bio, Tedy Santibalo menjelaskan, lampion adalah simbol dari harapan warga Tionghoa pada tahun baru.

Baik dari sisi kesehatan, rezeki, kesuksesan, dan aspek kehidupan lainnya yang lebih baik dari tahun sebelumnya.

Baca juga: Begini Meriahnya Perayaan Imlek Se-Priangan Timur di Tasikmalaya

“Tahun baru, harapan baru. Mengharapkan kemakmuran, rezeki , kesuksesan, kesehatan yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Harapan tersebut disimbolkan dengan penerangan kehidupan kita, dengan lampion sebagai penerangan kehidupan,” jelasnya.

Sementara itu, warna merah pada lampion melambangkan kemakmuran, kesatuan, dan rezeki.

“Masyarakat Tionghoa percaya bahwa lampion memberi jalan dan menerangi rezeki bagi penggunanya,” imbuhnya.

Festival lampion itu turut dimeriahkan dengan penampilan barongsai dan liong.

Warga keturunan Tionghoa juga menyajikan aneka hidangan khas Imlek seperti kue keranjang, jeruk mandarin, pangsit, dan lainnya. (*)

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

Beli LEGO One Piece Di Blibli

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved