Kisah Perajin Kendang Sunda Asal Bandung, dari Kena PHK hingga Karyanya Tembus Pasar Internasional

Kisah Perajin Kendang Sunda Asal Bandung, dari Kena PHK hingga Karyanya Diminati Mancanegara

Dok. Humas Kota Bandung
Perajin Kendang Sunda, Asep 'Bucrak' Kurnia (47) warga RW 4 Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung, Rabu (14/12/2022). 

TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG - Berbekal kecintaan pada seni budaya Sunda dan kehilangan pekerjaan akibat Pemutusan hubungan kerja (PHK), Asep 'Bucrak' Kurnia (47) warga RW 4 Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung, terinspirasi untuk menjadi perajin kendang.

Bermodalkan alat sederhana, dia menyulap gelondongan-gelondongan kayu menjadi alat musik pukul yang biasa digunakan untuk mengiringi pagelaran Sunda semisal jaipong, wayang golek, dan pencak silat.

"Berawal dari di-PHK dari pabrik, ditambah bapak seorang seniman terompet Sunda. Awalnya saya juga servis kendang saja, lama-kelamaan saya bikin kendang sendiri," ujar Asep dikutip dari Humas Kota Bandung Rabu 14 Desember 2022.

Baca juga: Atasi Banjir, Pemkot Bandung Kembali Hadirkan Rumah Pompa di Wilayah Gedebage

Pada awal usahanya membuat kendang tahun 2007 lalu, Asep melakukan semuanya seorang diri.

Dia mulanya mencari kayu, memotong bentuk, membuat pola hingga menentukan jenis kendang apa yang akan dibuat. Semuanya dia rakit dengan penuh ketelitian dan kesabaran.

Asep menggunakan kayu nangka lokal Jawa Barat dan menggunakan kulit kerbau sebagai bahan dasar pembuatan kendang.

Perajin Kendang Sunda, Asep 'Bucrak' Kurnia (47) warga RW 4 Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung, Rabu (14/12/2022).
Perajin Kendang Sunda, Asep 'Bucrak' Kurnia (47) warga RW 4 Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung, Rabu (14/12/2022). (Dok. Humas Kota Bandung)

"Kolaborasi kayu pohon nangka dan kulit kerbau menghasilkan suara jauh lebih bagus," katanya.

Seiring berjalannya waktu, usaha kendangnya kian maju, kini dia dibantu satu pekerjanya. Dalam sebulan, Asep mampu memproduksi 3-4 set kendang.

Setiap set kendang terdiri dari 2 indung (kendang berukuran besar) serta 4 kulanter (kendang berukuran kecil) untuk pencak silat dan untuk jaipong 1 indung serta 2 kulanter.

Baca juga: Wisata Alam Kawah Putih Ciwidey Bandung, Cocok untuk Liburan Akhir Tahun!

"Satu set itu selesai dalam waktu 7 sampai 10 hari," katanya.

Karya-karya kendangnya banyak diminati oleh kalangan musisi gamelan Sunda, rombongan pemusik Wayang Goleg, dan para pelestari tradisi di Jawa Barat lainnya.

Kendang buatannya juga sudah banyak terjual ke berbagai daerah di Indonesia. Bahkan, kendang buatannya sudah merambah pasar internasional sampai ke Belanda dan Prancis.

Baca juga: Masih Ingat Vokalis Seurieus Candil Asal Bandung? Begini Aktivitasnya Sekarang

"Kita sudah sampai ke Belanda dan Perancis untuk penjualannya. Ada yang pesan untuk dibawa kesana," katanya.

Setiap set gendang dijual mulai dari harga Rp 3 juta hingga Rp 5 juta. Bahkan kendangnya sempat terjual Rp 20 juta per set.

"Itu ada pesanan buat ke luar negeri, tembus Rp 20 juta per set," ujarnya.

Baca juga: Liburan Akhir Tahun, Berburu Foto Instagramable di Wisata Alam Kawah Putih Ciwidey Bandung

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved