Kuliner Ciamis

Gurame Sambal Honje Khas Ciamis yang Wajib Anda Nikmati

Olahan Ikan Gurame yang Disajikan dengan Sambal honje khas dari Ciamis

Kompas.com
Menu Ikan Gurame yang disandingkan dengan Sambal Honje dan bebrapa lalapan sebagai pelengkap. 

Perpaduan rasa asam serta segar sangat cocok untuk menetralkan ”rasa ikan” di mulut, dan membuat selera makan membubung tinggi.

Tak hanya sambal honje, rumah makan ini juga menyediakan sambal kecap cabai rawit, sambal kacang, dan sambal terasi sebagai variasi yang disajikan dengan lalapan daun singkong, daun pepaya rebus, mentimun, dan surawung (daun kemangi) segar yang juga jadi favorit pengunjung. 

Ada pilihan lain jika pengunjung ingin menambah jenis makanan diatas mejanya, menu tambahan yang dimaksud yakni tumis kangkung, genjer, dan karedok khas Sunda, dijamin tangan tak berhenti menyendok nasi hingga lapar terlampiaskan.

Di tangan Nuryani, warung makan Hj Imi memang tak banyak berubah baik dari sisi menu maupun rasa, semuanya tetap dipertahankan otentisitasnya sesuai pesan Alm.Hj Imi.

Ia bercerita mengenai janji sang ibu yang menitipkan pesan agar selalu mempertahankan cita rasa supaya tak berubah dan peanggan pun tidak berkurang. 

"Kami usahakan agar mempertahankan rasa khas supaya tetap sama seperti dulu,” katanya. Bahkan, saat harga-harga melambung tinggi, Nuryani berusaha menepati janjinya untuk tetap mempertahankan rasa. 

Baca juga: Iga Bakar Si Jangkung, Kuliner Legendaris di Bandung yang Wajib Dicoba

”Jangan sampai ada bumbu yang dikurangi agar pelanggan tak kecewa,” ucap Nuryani yang hingga kini masih terus terlibat di dapur untuk menjaga kualitas rasa. 

Kepopuleran warung Hj Imi lahir lewat promosi dari mulut ke mulut, salah satunya dari cita rasa yang juara dengan cara masak yang masih tradisional, meski terkadang persaingan makin ketat, Nuryani justru tak pernah ngotot untuk dirpromosikan. 

Baca juga: Inilah Resep Tutug Oncom Khas Tasikmalaya yang Wajib Kamu Coba

Selain kecombrang yang dibakar di dalam abu panas, cara memasak di warung Hj Imi pun hingga kini masih menggunakan hawu (tungku tanah) dengan kayu bakar.

”Istilahnya hawu asuro alias diasur-asur ka jero (memasuk-masukkan kayu ke dalam tungku). Kalau pakai gas rasanya beda. Ini juga salah satu hal yang kami pertahankan sebagaimana pesan Ibu agar masakan terasa lebih sedap,” Tambahnya.

Mempekerjakan sepuluh karyawan  di warung tersebut, salah satunya Ma Eda (65) kariyawan tertua yang tiap hari bertugas membuat bumbu dan sambal di warung Hj Imi. Selain Ma Eda, . 

Jika sadayana belum puas dengan gurami bakar dan goreng, cobalah sop gurami yang disajikan dengan bumbu khas kampung.

Orang Ciamis biasa menyebutnya sop gunung, yang dimasak dengan kemangi, seledri, tomat, bawang putih, juga kencur dan jahe untuk menghilangkan bau amis. Rasanya? dijamin Raos pisan euy.

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved