Cegah Kasus HIV Aids dan LSL Pelajar, Disdikpora Pangandaran akan Lakukan Sosialisasi Besar Besaran

Cegah Kasus HIV Aids dan LSL Pelajar, Disdikpora Pangandaran akan Lakukan Sosialisasi Besar Besaran

|
Penulis: Padna | Editor: ferri amiril
Istimewa
FOTO ILUSTRASI - Ilustrasi HIV/AIDS. Cegah Kasus HIV Aids dan LSL Pelajar, Disdikpora Pangandaran akan Lakukan Sosialisasi Besar Besaran 

Laporan Kontributor TribunPriangan.com Pangandaran, Padna


TRIBUNPRIANGAN.COM, PANGANDARAN - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Pangandaran memperkuat langkah pencegahan penularan HIV/AIDS serta perilaku berisiko di kalangan pelajar

Sejumlah langkah koordinasi dan edukasi sudah ditempuh untuk menekan potensi penyebaran kasus pada peserta didik tingkat sekolah dasar maupun menengah.

Kepala Disdikpora Kabupaten Pangandaran, Soleh Supriadi, mengatakan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan terkait isu ini.

"Kami sudah berkoordinasi dengan para kepala puskesmas, Korwil, K3S, MKKS, PGRI, dan pihak lainnya. Kami nyatakan komitmen untuk memerangi penyebaran HIV/AIDS serta perilaku yang berisiko, terutama di kalangan pelajar," ujar Soleh kepada sejumlah wartawan di ruangan kantornya, Rabu (19/11/2025) siang.

Baca juga: Duh! Pelajar SMP di Pangandaran Diduga Terjangkit HIV/AIDS, Didominasi Lelaki Suka Lelaki

Soleh menegaskan, perkembangan media sosial yang tidak terkontrol menjadi satu faktor yang mempengaruhi perilaku peserta didik. 

Banyak konten yang dinilai tidak bijak dan berpotensi menjerumuskan pelajar pada perilaku yang menyimpang atau berisiko terhadap kesehatan.

Untuk itu, Disdikpora berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) dalam melakukan upaya pencegahan menyeluruh. 

Kemudian program jangka panjang yang direncanakan antara lain sosialisasi besar- besaran secara berkelanjutan khususnya terkait literasi digital dan penggunaan media sosial yang bijak.

Media sosial saat ini sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat, termasuk anak-anak. 

"Karena itu edukasi terkait bijak bermedia sosial menjadi penting. Kami pun mendorong keterlibatan orang tua untuk turut mengawasi dan melindungi anak-anak mereka," katanya.

Menurutnya, tantangan terbesar dalam pencegahan HIV/AIDS di kalangan pelajar adalah aktivitas mereka di luar jam sekolah. 

Meskipun sekolah menerapkan sistem full day school, peserta didik tetap memiliki waktu berinteraksi di luar lingkungan sekolah.

"Kami tidak bisa mengawasi siswa selama 24 jam. Maka dari itu diperlukan edukasi yang berkelanjutan dan kerjasama antara sekolah, orang tua, serta pihak terkait," ucap Soleh.(*)

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved