BPBD Pangandaran Sebut Waspada Cuaca Ekstrem, Asita: Trip Wisata Belum Ada yang Batal

Meski Pemda sudah memberi kabar kewaspadaan menurut Budijanto hingga saat ini belum ada laporan pembatalan perjalanan wisata ke Pangandaran

|
Editor: Dedy Herdiana
tribunpriangan.com/padna
PANTAI BARAT PANGANDARAN - Ilustrasi suasana indahnya sunset di Pantai Barat Pangandaran, beberapa waktu lalu. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita

TRIBUNPRIANGAN, BANDUNG - Pemerintah Kabupaten Pangandaran melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah menyatakan kewaspadaan tinggi terhadap potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan berlangsung hingga 30 April 2026. 

Informasi tersebut langsung menjadi perhatian pelaku industri pariwisata, mengingat Pangandaran merupakan salah satu destinasi pantai unggulan di Jawa Barat yang ramai dikunjungi wisatawan pada akhir tahun.

Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia ( ASITA) Jawa Barat, Budijanto Ardiansyah, menyebut bahwa Pangandaran memang selalu menjadi wilayah yang mendapat perhatian khusus saat memasuki musim hujan. 

Kondisi geografisnya dan catatan historis bencana membuat kawasan ini rentan terdampak gelombang tinggi, cuaca buruk, hingga potensi banjir.

“Setiap akhir tahun biasanya, terutama di musim hujan, Pangandaran memang jadi destinasi yang jadi perhatian. Selain Pangandaran, ada juga Sukabumi dan beberapa daerah lain yang berpotensi terjadi bencana alam,”kata Budijanto saat dihubungi, Sabtu (15/11/2025).

Baca juga: Langkah Konkrit Bupati dan Ketua DPRD di Pangandaran Atasi Banjir Akibat Luapan Sungai Citanduy

Meski pemerintah daerah sudah memberi kabar kewaspadaan menurut Budijanto hingga saat ini belum ada laporan pembatalan perjalanan wisata oleh anggota Asita. 

Pihaknya masih menunggu rilis resmi dari BMKG sebagai dasar kuat bagi asosiasi travel untuk mengeluarkan imbauan atau rekomendasi tertentu.

“Saya belum cek lagi, tapi sejauh ini belum ada pembicaraan dari kawan-kawan di Pangandaran maupun Jawa Barat. Biasanya kita menunggu rilis resmi dari BMKG,” kata dia.

Ia menegaskan bahwa Asita selalu mengimbau seluruh anggotanya untuk meneruskan informasi kondisi cuaca kepada wisatawan. Termasuk larangan berenang di titik-titik rawan seperti kawasan Cijulang, yang kerap ditutup saat ombak tinggi.

Budijanto menjelaskan bahwa ketika Pangandaran memasuki masa rawan bencana, travel biasanya mengalihkan wisatawan ke lokasi lain yang lebih aman. 

Meski pilihan pantai di Jawa Barat tidak banyak, beberapa alternatif wisata darat seperti Ciamis, Garut, dan Tasikmalaya kerap menjadi pilihan.

“Kalau wisatawan tetap ingin ke Pangandaran, agen biasanya melihat dulu pantai mana yang masih aman dikunjungi. Tapi kalau risikonya tinggi, kami alihkan ke tempat lain,” katanya.

Meskipun masuk periode rawan cuaca buruk, Pangandaran tetap menjadi destinasi favorit terutama bagi wisatawan lokal. 

Pemerintah Provinsi Jawa Barat bahkan sedang mempercepat sejumlah proyek pengembangan wisata, termasuk reaktivasi jalur kereta untuk mempersingkat waktu tempuh dari Jakarta menuju Pangandaran.

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved