Tafsir dan Terjemahan Ayat Al Quran
Arab dan Tafsir Surat An-Nisa Ayat 71-60: Kematian Adalah Hal yang Pasti dan Tak Bisa Dihindari
Arab dan Tafsir Surat An-Nisa Ayat 71-60: Kematian Adalah Hal yang Pasti dan Tak Bisa Dihindari
Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: Dedy Herdiana
(Di mana pun kamu berada, pastilah akan dicapai oleh maut sekalipun kamu di benteng yang tinggi lagi kokoh) karena itu janganlah takut berperang lantaran cemas akan mati. (Dan jika mereka ditimpa) yakni orang-orang Yahudi (oleh kebaikan) misalnya kesuburan dan keluasan (mereka berkata, "Ini dari Allah." Dan jika mereka ditimpa oleh keburukan) misalnya kekeringan dan bencana seperti yang mereka alami sewaktu kedatangan Nabi saw. ke Madinah (mereka berkata, "Ini dari sisimu,") hai Muhammad artinya ini karena kesialanmu! (Katakanlah) kepada mereka (Semuanya) baik kebaikan atau keburukan (dari sisi Allah) berasal daripada-Nya. (Maka mengapa orang-orang itu hampir-hampir tidak memahami pembicaraan) yang disampaikan kepada Nabi mereka. Mengapa pertanyaan disertai keheranan, melihat kebodohan mereka yang amat sangat. Dan ungkapan "hampir-hampir tidak memahami" lebih berat lagi dari "tidak memahaminya sama sekali."
Ayat 79
مَّآ أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ ٱللَّهِ ۖ وَمَآ أَصَابَكَ مِن سَيِّئَةٍ فَمِن نَّفْسِكَ ۚ وَأَرْسَلْنَٰكَ لِلنَّاسِ رَسُولًا ۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدًا
Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.
Tafsir:
(Apa pun yang kamu peroleh) hai manusia (berupa kebaikan, maka dari Allah) artinya diberi-Nya kamu karena karunia dan kemurahan-Nya (dan apa pun yang menimpamu berupa keburukan) atau bencana (maka dari dirimu sendiri) artinya karena kamu melakukan hal-hal yang mengundang datangnya bencana itu. (Dan Kami utus kamu) hai Muhammad (kepada manusia sebagai rasul) menjadi hal yang diperkuat. (Dan cukuplah Allah sebagai saksi) atas kerasulanmu.
Ayat 80
مَّن يُطِعِ ٱلرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ ٱللَّهَ ۖ وَمَن تَوَلَّىٰ فَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا
Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.
Tafsir:
(Siapa menaati Rasul, maka sesungguhnya ia telah menaati Allah, dan siapa yang berpaling) artinya tak mau menaatinya, maka bukan menjadi urusanmu (maka Kami tidaklah mengutusmu sebagai pemelihara) atau penjaga amal-amal perbuatan mereka, tetapi hanyalah sebagai pemberi peringatan sedangkan urusan mereka terserah kepada Kami dan Kami beri ganjaran dan balasannya. Ini sebelum datangnya perintah berperang.
Asbabun-Nuzul Surah An-Nisa' Ayat 71 - 80
Ayat 71
Ayat ini turun untuk memotifasi kaum Muslimin agar senantiasa siap siaga menghadapi musuh, terutama orang-orang kafir Quraisy dan suku Arab yang masih dalam posisi permusuhan dengan Islam.
Ayat ini oleh sebagian ahli tafsir dinyatakan turun setelah terjadinya perang Uhud.
Selain itu Allah memerintahkan agar para muslim tetap siaga baik dalam kekuatan atau kelompok besar maupun kecil.
Ayat 72-73
Ayat ini turun sebagai penjelasan mengenai perilaku orang-orang munafik yang tidak ikut bejihad bersama RasuluLlah, serta mementingkan dirinya dan setengah hati serta tidak ikhlas dalam berjihad layaknya kesetian yang diuji untuk RasuluLlah.
Sebab tingkah mereka yang menahan diri, enggan berperang, serta hanya menunggu kabar burung dari medan perang.
Sifat tersebut disebutkan sebagai orang yang bersembunyi, ketika telah menang dan mendapat harta rampasan mereka akan berkata denga penuh penyesalan, "Wahai kiranya saya ada bersama-sama mereka, tentu saya mendapat kemenangan yang besar (pula)".
Namun sebaliknya jika kaum muslim kalah, mereka pun berkata "Sesungguhnya Tuhan telah menganugerahkan nikmat kepada saya karena saya tidak ikut berperang bersama mereka".
Ayat 74-76
Ayat-ayat ini turun sebagai penegasan mengenai keutamaan berjihad dijalan Allah, serta ganjaran pahala yang janjikan Allah untuk mereka yang berjuang untuk meninggikan agama Allah.
Hal ini berlaku bagi mereka yang gugur maupun menang dimedan perang.
Permulaan kisah penurunan dalam ayat-ayat ini, mengikuti kisah para sahabat yang mengeluh tentang beratnya perjuangan, hal ini seketika dijawab oleh Allah dengan tegas bahwa dunia hanyalah kesenangan sementara, sedangkan ganjaran disisi-Nya jauh lebih baik serta kekal.
Allah juga menerangkan jika perjuangan perang yang terjadi membawa kebaikan untuk kaum muslim dengan niat menegakkan kebenaran, sedangkan orang kafir yang telibat dalam perang hanya membawa mala petaka di jalan thagut yaitu kekufuran dan kesesatan.
Karena itu Allah memerintahkan untuk kaum muslim selalu beriman dengan melawan musuh-musuh setan dengan semangat dan keberanian.
Ayat 77
Ayat ini menyinggung kembali permintaan seabagian kaum Muslimim di Mekkah sebelum hijrah.
Pasalnya mereka dahulu memohon kepada RasuluLlah untuk diizinkan berjihad. Namun ini merupakan dusta belaka. Sebab setelah perang tersebut datang setelah hijrah ke Madinah, sebagian dari mereka merasa takut dan enggan berperang.
Merak digambarkan takut pada manusia sebagaimana rasa takut yang harusnya tertuju pada Allah. maka turunlah ayat ini sebagai teguran bagi mereka agar tidak mudah goyah dan istiqomah dalam menjalankkan perintah Allah.
Ayat 78-79
Ayat ini menegaskan bahwa kematian adalah sesuatu yang pasti dan tak bisa dihindari siappun, bahkan jika ia bersembunyi di tempat yang sangat kuat dan tinggi.
Ayat ini juga sebagai peneguran dari Allah bagi orang munafik yang apabila mendapat kebaikan, mereka berkata "Ini dari Allah", sedangkan jika keburukan menimpa mereka, dengan lantang mereka berkata "Ini dari Muhammad".
Allah pun memberi penjelasan mengenai tuduhan mereka dengan berfirman: " "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?", meski musibah sering disebabkan oleh dosa dan kesalahan manusia sendiri.
Dengan demikian ayat ini turun sebagai teguran Allah bagi mereka yang kerap menyalahkan RasuluLlah atau takdir atas kesulitan hidup yang mereka alami, namun untuk lebih bisa untuk mengintospeksi diri dan memperbaiki amal masing-masing.
Ayat 80
Ayat ini turun sebagai ketegasan mengenai ketaatan pada RasuluLlah SalaLlahu alaihi wassalam bagaikan kaca yang juga sama untuk Allah.
Selain itu, ayat ini juga turun sebagai penolakan anggapan bagi kaum munafik yang meremehkan perintah Nabi dan mengira taat kepada Allah sudah cukup tanpa harus melakukan hal yang sama untuk RasuluLLah.
Disisi lain, Allah kembal8i menegaskan bahwa penantian yang ditujukan untuk Rasul adalah bagian dari keimanan, sebab segala perintah Rasul bersumber dari wahyu yang datang langsung dari Allah.
(*)
Baca artikel TribunPriangan.com lainnya di Google News
Tafsir Surat An-Nisa Ayat 71 - 80
Tafsir Surat An-Nisa
Tafsir Ayat Al-Quran
tafsir
Tafsir dan Terjemahan Ayat Al-Quran
Asbabun Nuzul Surah An-Nisa
Surah An-Nisa
| Arab dan Tafsir Surat An-Nisa Ayat 51-60: Keimanan Sejati Tidak Hanya Diucapkan |
|
|---|
| Arab dan Tafsir Surat An-Nisa Ayat 41-50: Keadilan dan Kesaksian Hari Akhir Bagi Pendusta Rasul |
|
|---|
| Arab dan Tafsir Surat An-Nisa Ayat 31-40: Larangan Iri pada Orang Lain, Pembagian Adil Harta Waris |
|
|---|
| Arab, Latin, dan Tafsir Al-Quran Surah An-Nisa Ayat 11 - 20: Perlindungan Terhadap Perempuan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/priangan/foto/bank/originals/Arab-Latin-Tafsir-dan-Sebab-Surat-Ali-Imran-Ayat-131-140.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.