Hari Anak Nasional 2025

Daftar Kata Sambutan Upacara Hari Santri 2025, Cocok untuk Kepala Madrasah

Berikut ini disajikan Daftar Kata Sambutan Upacara Hari Santri 2025, Cocok untuk Kepala Madrasah

Tribunpriangan.com/Ai Sani Nuraini
PIDATO HARI SANTRI - Daftar Kata Sambutan Upacara Hari Santri 2025, Cocok untuk Kepala Madrasah. Ilustrasi pidato. (Foto:Bupati Ciamis, Herdiat Sunarya saat memberikan sambutan di acara Silaturahmi di Pendopo Ciamis, Senin (3/3/2025) 

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Baca juga: 5 Teks Doa Upacara Hari Santri Nasional 2025, Penuh Makna dan Semangat Perjuangan

Kata Sambutan 3:

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,

Yang saya hormati para guru, staf, dan seluruh peserta upacara yang berbahagia,

Marilah kita memulai amanat ini dengan menundukkan kepala sejenak, merenungi makna keberadaan kita di dunia ini, sembari mengucapkan syukur yang tak terhingga kepada Allah SWT. Dialah yang memberikan kita kekuatan, kesehatan, dan kesempatan untuk bisa berkumpul pada pagi hari ini dalam memperingati Hari Santri, sebuah hari yang penuh dengan nilai, makna, dan sejarah perjuangan.

Hari Santri adalah hari yang mengingatkan kita bahwa dalam kehidupan ini, kita harus selalu berpegang teguh pada tiga hal: iman, ilmu, dan amal. Ketiganya adalah tiang penyangga bagi kehidupan seorang santri dan seorang muslim yang sejati. Mari kita renungkan, seberapa jauh kita telah melangkah dalam menjaga ketiga hal ini? Seberapa kokoh kita menancapkan iman di hati, seberapa dalam kita mencari ilmu, dan seberapa tulus kita mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari?

Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah,

Hari ini, kita memperingati perjuangan para santri di masa lalu, yang dengan ikhlas dan penuh keyakinan berjuang demi kemerdekaan negeri ini. Mereka tidak hanya berjuang dengan fisik, tetapi juga dengan hati dan jiwa yang bersih, berharap hanya kepada Allah SWT. Semangat keikhlasan inilah yang harus kita teladani. Perjuangan bukan sekadar tentang apa yang terlihat, tetapi tentang keikhlasan hati, pengorbanan yang tidak dilihat manusia, dan perjuangan yang hanya diketahui oleh Allah.

Di zaman yang penuh dengan kemudahan dan kenyamanan ini, marilah kita merenung, apakah kita sudah memiliki keikhlasan seperti para santri terdahulu? Apakah kita sudah benar-benar berjuang dalam menjalani hidup kita? Di tengah segala kecanggihan teknologi dan arus informasi yang begitu deras, apakah hati kita tetap suci dan fokus hanya kepada Allah?

Sebagai santri, kita tidak hanya dituntut untuk menjadi cerdas secara intelektual, tetapi juga bijak secara spiritual. Kita harus selalu ingat bahwa jihad terbesar adalah jihad melawan hawa nafsu. Bagaimana kita mampu menahan diri dari keinginan yang merusak, bagaimana kita bisa tetap teguh di jalan kebaikan, di saat godaan duniawi begitu menggoda. Inilah perenungan yang harus kita lakukan hari ini.

Mari kita tundukkan hati kita sejenak dan bermunajat kepada Allah SWT.

Ya Allah, ya Rahman, ya Rahim,
Kami hamba-hamba-Mu yang lemah ini memohon kepada-Mu, berikanlah kekuatan kepada kami untuk selalu berada di jalan-Mu. Kuatkanlah iman kami di tengah godaan duniawi, bersihkanlah hati kami dari sifat-sifat buruk, dan bimbinglah kami agar selalu ikhlas dalam setiap langkah perjuangan kami.

Ya Allah, ya Nur,
Terangilah jalan kami dengan cahaya ilmu-Mu. Jadikanlah kami para santri yang mencintai ilmu, yang tak pernah lelah untuk belajar, yang tak pernah puas dalam mencari hikmah dari setiap peristiwa. Karuniakanlah kami hikmah dan pemahaman yang mendalam, agar kami bisa membawa kebaikan bagi umat, bangsa, dan negara kami.

Ya Allah, ya Qadir,
Kuatkanlah niat kami untuk selalu berbuat baik. Jadikanlah amal-amal kami sebagai ladang pahala, sebagai bentuk cinta kami kepada-Mu dan kepada sesama manusia. Dan jadikanlah kami sebagai generasi yang terus berjuang dalam kebaikan, meski kami tak terlihat, meski kami tak dihargai, karena kami tahu Engkau melihat setiap niat dan usaha kami.

Saudara-saudaraku,

Perenungan yang kita lakukan hari ini adalah untuk menyadarkan kita bahwa kita memiliki peran yang besar di dunia ini. Sebagai santri, kita bukan hanya murid yang menimba ilmu di pesantren, tetapi kita adalah penerus perjuangan. Perjuangan yang tidak hanya melawan kebodohan, tetapi juga melawan ketidakadilan, kemiskinan, dan kehancuran moral. Kita adalah harapan bagi bangsa dan umat, dan untuk itu, kita harus selalu berada di jalan yang benar, dalam ridha-Nya.

Akhir kata, marilah kita bersama-sama melanjutkan perjuangan dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita kekuatan, kesabaran, dan keteguhan hati untuk selalu berjuang dalam kebaikan, di dunia ini, hingga akhirat nanti.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Baca juga: 50 Ucapan Hari Santri Nasional 2025, Penuh Makna dan Doa, dan Harapan Baru

Kata Sambutan 4:

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,

Yang saya hormati para guru, staf, dan seluruh peserta upacara yang saya banggakan.

Pertama-tama, marilah kita memanjatkan rasa syukur ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kita dapat berkumpul di pagi hari ini dalam rangka memperingati Hari Santri dengan penuh semangat dan kebersamaan.

Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan sebuah pesan penting tentang Semangat Jihad bagi Santri. Jihad di sini bukanlah sekadar mengangkat senjata atau berperang, melainkan memiliki makna yang lebih luas, yaitu perjuangan tanpa henti untuk kebaikan dan kebenaran, baik untuk diri sendiri, keluarga, agama, dan negara.

Santri memiliki peran historis yang sangat besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Sejarah mencatat bagaimana para santri dan ulama berjuang mempertahankan kedaulatan negara ini dengan mengorbankan tenaga, pikiran, bahkan jiwa mereka. Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh KH. Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945 menjadi bukti nyata bahwa jihad bagi santri adalah perjuangan membela agama dan tanah air dari segala bentuk penjajahan dan ketidakadilan.

Namun, di zaman sekarang, jihad para santri tidak lagi berbentuk angkat senjata. Jihad yang kita perjuangkan adalah jihad menuntut ilmu, jihad melawan kebodohan, jihad melawan kemiskinan, dan jihad melawan segala bentuk kerusakan moral yang dapat mengancam generasi kita.

Sebagai santri, kita dituntut untuk berjuang keras dalam meningkatkan ilmu dan memperbaiki akhlak. Jihad menuntut ilmu adalah salah satu bentuk jihad terbesar di era modern ini. Dengan ilmu, kita mampu berkontribusi lebih banyak untuk masyarakat, memperbaiki kualitas hidup, dan menjaga keharmonisan bangsa. Ilmu adalah senjata paling kuat dalam menghadapi tantangan globalisasi, perkembangan teknologi, dan persaingan internasional.

Selain itu, jihad menjaga akhlak juga menjadi tantangan tersendiri. Di tengah derasnya arus budaya dan informasi yang masuk tanpa batas, kita harus mampu menjaga identitas kita sebagai umat Islam yang berpegang teguh pada nilai-nilai keimanan dan kesopanan. Ini adalah jihad harian yang harus kita perjuangkan dengan sungguh-sungguh.

Saudara-saudaraku yang saya banggakan,
Semangat jihad bukan berarti harus selalu tampak besar atau heroik. Jihad dimulai dari hal-hal kecil, dari diri kita sendiri, seperti disiplin dalam belajar, menjaga adab kepada orang tua dan guru, hingga kepedulian terhadap sesama. Inilah jihad yang sesungguhnya di masa kini, jihad yang membawa kebaikan bagi diri kita, lingkungan kita, dan negara kita.

Di akhir amanat ini, saya ingin mengajak kita semua untuk terus bersemangat dalam berjihad di jalan yang benar. Jadilah santri yang tangguh, berjiwa besar, dan penuh semangat juang. Bersama-sama kita wujudkan cita-cita bangsa dan agama dengan terus berkarya dan berkontribusi positif.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan kepada kita untuk tetap berada di jalan-Nya, berjuang demi kebenaran, dan menebarkan kebaikan di setiap langkah kita.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Baca juga: 35 Ucapan Hari Santri Nasional 2025, untuk Postingan Media Sosial Maupun Ucapan di Grup

Kata Sambutan 5: 

Yang saya hormati para guru, staf, dan seluruh peserta upacara yang berbahagia.

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya, sehingga kita bisa berkumpul dalam upacara peringatan Hari Santri Nasional ini dengan penuh rasa syukur.

Hari ini, 22 Oktober, adalah hari yang sangat istimewa bagi seluruh umat Islam di Indonesia, khususnya bagi para santri. Hari Santri tidak hanya sekadar peringatan, tetapi juga penghormatan bagi perjuangan para santri dalam sejarah kemerdekaan bangsa kita. Pada masa lalu, santri bersama para ulama telah berjuang dengan semangat jihad untuk membela tanah air dari penjajahan. Resolusi Jihad yang dipelopori oleh KH. Hasyim Asy'ari menjadi salah satu tonggak penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Saudara-saudara sekalian,

Semangat perjuangan para santri bukan hanya soal mengangkat senjata, tetapi juga tentang mempertahankan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan. Santri adalah simbol ketangguhan, kesederhanaan, dan kecintaan terhadap ilmu. Sebagai generasi penerus, kita harus meneladani semangat tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari.

Di era modern ini, tantangan yang kita hadapi tidak kalah besar. Kita dihadapkan pada berbagai persoalan seperti globalisasi, perkembangan teknologi, dan pergeseran nilai-nilai budaya. Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai santri-baik yang berada di pesantren maupun masyarakat umum-untuk selalu memperkuat iman, menjaga akhlak, dan terus menuntut ilmu. Dengan ilmu yang kuat dan akhlak yang mulia, kita akan mampu menghadapi segala tantangan dan tetap menjadi garda terdepan dalam menjaga keutuhan bangsa.

Santri juga harus siap menjadi agen perubahan di masyarakat, membawa pesan-pesan kebaikan, persatuan, dan kedamaian. Mari kita bersama-sama menjadikan Hari Santri sebagai momentum untuk meningkatkan semangat belajar, berkarya, dan berkontribusi positif bagi agama, bangsa, dan negara.

Demikian amanat yang dapat saya sampaikan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan keberkahan kepada kita semua.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

(*)

Baca artikel TribunPriangan.com lainnya di Google News

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved