2 Mahasiswa Polindra Hilang
Kesaksian Penjaga Bendungan Karet Lihat Perahu Karet Tertahan Pusaran Air Sungai Cimanuk
penjaga Bendungan Karet yang saat kejadian mendapat laporan adanya perahu karet terjebak di arus deras Sungai Cimanuk
TRIBUNPRIANGAN.COM, INDRAMAYU - Seorang saksi mata menceritakan detik-detik saat tujuh mahasiswa Politeknik Negeri Indramayu (Polindra) digulung pusaran air di Sungai Cimanuk, tepat di Bendungan Karet Bangkir, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (8/11/2025) siang.
Saksi tersebut bernama Junedi (48), penjaga Bendungan Karet yang saat kejadian mendapat laporan adanya perahu karet terjebak di arus deras.
Menurut Junedi, ketika dia tiba di lokasi, perahu karet yang ditumpangi para mahasiswa itu sudah berada di tengah pusaran air. Ia melihat tiga orang masih bertahan di atas perahu, sementara beberapa lainnya sudah terhempas ke sungai.
“Waktu saya sampai, perahunya sudah di tengah pusaran. Saya lihat ada tiga, dua perempuan dan satu laki-laki, masih berjuang di atas perahu,” ujar Junedi, Minggu (9/11/2025).
Ia menyebut, para mahasiswa itu terjebak di pusaran air selama hampir 50 menit. Kondisi arus sungai yang sangat deras membuat Junedi dan warga sekitar tidak bisa langsung menolong.
Beruntung, salah satu rekan Junedi yang juga penjaga bendungan sigap memompa pintu air. Upaya itu membuat tekanan air berkurang dan perahu akhirnya terlepas dari pusaran.
“Setelah bendungan dipompa, perahu perlahan keluar dari pusaran. Mereka langsung diarahkan ke tepi dan ditolong warga,” tuturnya.
Baca juga: Sukarto, Ayah Mahasiswa Polindra yang Hilang di Bendungan Karet Luapkan Emosi ke Panitia Rafting
Saat itu, Junedi belum mengetahui jumlah pasti mahasiswa yang ikut kegiatan rafting tersebut. Belakangan, ia baru tahu ada tujuh orang dalam rombongan itu.
Dari tujuh mahasiswa, lima orang berhasil selamat, masing-masing bernama Gelar, Heliyah, Nonik, Mus Ali, dan Fatir.
Sementara dua lainnya, Agung dan Muhammad Lana Wiratno, hingga kini masih belum ditemukan.
“Saya waktu itu juga panik, bingung mau ngapain. Awalnya saya dikabarin teman ada perahu terjebak, saya langsung lari ke lokasi,” kata Junedi.
Ia mengaku sangat prihatin atas kejadian tersebut dan berharap kedua korban yang masih hilang segera ditemukan.
Diberitakan sebelumnya, 7 mahasiswa Polindra melakukan kegiatan rafting di Sungai Cimanuk pada Sabtu (8/11/2025) pagi. Ketika tiba di Bendungan Karet sekitar pukul 12.30, perahu karet mereka menghadapi arus yang deras.
Perahu mereka terbalik dan ketujuh mahasiswa itu terpental dari perahu. 5 mahasiswa bisa menyelamatkan diri ke tepi sungai, sementara 2 orang lagi hilang ditelan arus deras.
2 orang yang hilang diketahui bernama Agung dan Lana.
Sementara 5 mahasiswa yang selamat adalah Gelar, Heliyah dan Nonik (keduanya perempuan, Nur Ali dan Fatir.
Keluarga Muhammad Lana Wiratno, mahasiswa Polindra yang hilang tenggelam saat kegiatan rafting atau mengarungi sungai menggunakan perahu karet, langsung mendatangi lokasi kejadian di Sungai Cimanuk, sekitar Bendungan Karet Bangkir, Lohbener, Indramayu, Sabtu (8/11/2025).
Kedatangan keluarga bertujuan untuk memantau langsung proses pencarian yang hingga kini masih dilakukan oleh tim SAR gabungan.
Sukarto (57), ayah Lana, tampak hadir di lokasi bersama sejumlah anggota keluarga. Warga Desa Terusan, Kecamatan Sindang itu berharap anaknya segera ditemukan.
“Kami minta secepatnya petugas menemukan anak saya,” ujar Sukarto di lokasi dengan nada penuh harap, dilansir Kompas.com.
Dari raut wajahnya, Sukarto tampak tak bisa menyembunyikan rasa cemas dan sedih.
Ia bahkan sempat meluapkan emosinya kepada panitia kegiatan rafting dan menyesalkan peristiwa tersebut bisa terjadi.
Menurut Sukarto, keluarga sama sekali tidak mengetahui adanya kegiatan rafting yang diikuti oleh anaknya.
Lana, kata dia, baru pulang dari kegiatan manggang di Kuningan pada Jumat (7/11/2025) malam. Namun, keesokan paginya ia sudah tidak berada di rumah.
“Bilang ke mamahnya, katanya nanti pulangnya sore,” ujarnya lirih.
Sukarto mengaku terkejut saat mendapat kabar dari tetangga bahwa anaknya dilaporkan hilang tenggelam di sungai saat bermain perahu karet.
“Ikut main perahu karet itu gak ada izin atau apa ke saya. Waktu itu dia memang pernah sempat main begituan sama kawannya, tapi kalau yang sekarang saya juga kurang tahu bisa ikut kegiatan itu,” tuturnya.
Diketahui, total ada 7 mahasiswa Polindra yang mengikuti kegiatan rafting tersebut. Mereka tergabung dalam Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Polindra.
Kegiatan dimulai dari Desa Legok. Saat melintasi area Bendungan Karet Bangkir, perahu mereka terjebak dalam pusaran air hingga terbalik.
5 mahasiswa terlempar ke sungai, sementara dua lainnya masih berada di atas perahu. Sebagian berhasil diselamatkan warga dan tim penyelamat yang datang ke lokasi
5 mahasiswa yang berhasil selamat yakni Gelar, Heliyah, Nonik, Mus Ali, dan Fatir. Sementara 2 mahasiswa lainnya, Agung dan Muhammad Lana Wiratno, hingga kini masih belum ditemukan.
Dari pantauan di lokasi, banyak warga berdatangan ke lokasi untuk melihat langsung proses pencarian korban.
Salah satu warga, Panji (50) juga menyampaikan keprihatinannya atas peristiwa tersebut.
Warga asal Desa Sindang tersebut mengaku datang ke lokasi kejadian karena penasaran ingin melihat langsung proses pencarian yang sedang dilakukan.
“Sampai di sini ternyata sudah banyak juga warga yang datang. Saya tahu dari medsos langsung ke sini mau lihat pencarian,” ujar dia.
Panji pun menaruh harapan agar kedua korban yang masih hilang bisa segera ditemukan oleh Tim SAR Gabungan.
Hingga Minggu (9/11/2025) sore, pencarian oleh tim SAR belum membuahkan hasil. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/priangan/foto/bank/originals/Pencarian-Mahasiswa-Polindra_0911.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.