Presiden Prabowo Utus Mardiono ke Garut, Tinjau SMK Ketahanan Pangan di Pesantren Zawiyah
Kunjungan itu dilakukan untuk meninjau langsung Sekolah Menengah Kejuruan jurusan pengolahan hasil pertanian yang sejalan dengan ketahanan pangan
Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Garut, Sidqi Al Ghifari
TRIBUNPRIANGAN.COM, GARUT - Utusan Khusus Presiden Bidang Ketahanan Pangan, Muhammad Mardiono berkunjung ke Pondok Pesantren Zawiyah At Tijaniyah, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Kunjungan itu dilakukan untuk meninjau langsung Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan pengolahan hasil pertanian.
Ia menilai keberadaan jurusan tersebut sangat relevan dengan agenda besar pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat pondasi ketahanan pangan nasional.
"Yang menarik pesantren ini tidak hanya untuk mengaji, tetapi juga di sini ada pendidikan tinggi, juga ada SMK, di mana di sini ada SMK yang mengambil kurikulum ketahanan pangan sesuai dengan agenda besar Pak Presiden," ujarnya kepada Tribunjabar.id usai kunjungan, Jumat (21/11/2025) malam.
Baca juga: Sederet Program Ketahanan Pangan Pemkab Sumedang, 2026 Fokus Bantuan Pupuk
Ia menuturkan, visi Prabowo memasukkan ketahanan pangan sebagai prioritas utama adalah untuk mencapai swasembada dan menyongsong Indonesia Emas 2045.
Menurutnya, berbagai program nasional seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) maupun peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak mungkin berjalan tanpa ketersediaan pangan yang kuat dan stabil.
“Sebagaimana kita tahu, ketahanan pangan adalah landasan dari semua program dan SMK ini akan kami sinergikan dengan Menko Pangan serta kementerian terkait untuk pilot project," ungkapnya.
Mardiono menambahkan bahwa jurusan ketahanan pangan di tingkat SMK masih jarang di Indonesia, sebab selama ini bidang tersebut umumnya masuk dalam rumpun pertanian.
Karena itu menurutnya, Garut berpotensi menjadi pusat pengembangan tenaga muda di bidang penelitian pangan mengingat kondisi lahan Indonesia yang beragam dari satu pulau ke pulau lainnya dan membutuhkan pendekatan ilmiah yang lebih spesifik.
Baca juga: Pemkot Tasikmalaya Siapkan Lahan Untuk Pembangunan Sekolah Rakyat Permanen
"Pak Presiden berharap kita tahun ini sudah tidak impor lagi, dalam 5 tahun dan seterusnya kita harus mencapai swasembada pangan," katanya.
Ia menjelaskan pemerintah tengah mengupayakan penguatan produksi pangan lainnya, termasuk mengurangi ketergantungan terhadap komoditas berbasis gandum.
Mardiono menilai perubahan pola konsumsi masyarakat kini banyak mengkonsumsi gandum, padahal Indonesia tidak memiliki kondisi yang mendukung untuk penanaman gandum sehingga selama ini masih bergantung pada impor dari negara-negara seperti Rusia dan Ukraina.
"Sehingga harganya menjadi mahal. Nah ini juga menjadi prioritas utama untuk bisa kita atasi," tandasnya.
Baca juga: Pemkab Sumedang Jadi Percontohan Penyelenggaraan Sekolah Rakyat
| Jemaah Calon Haji Garut Demo, Tolak Pengurangan Kuota Haji 2026 dan Minta Kepmen Dibatalkan |
|
|---|
| UPDATE Banjir Cisurupan Garut, 47 Rumah Terdampak, Mayoritas Rusak Pagar dan Halaman |
|
|---|
| Setelah Banjir Bandang di Garut, H Uden Minta Pemerintah Lakukan Normalisasi Sungai |
|
|---|
| Banjir Bandang Garut, Air Mulai Surut Warga Bersihkan Material Banjir |
|
|---|
| Pasarkaler Cisurupan Paling Terdampak Banjir Bandang Garut, Ketinggian Lumpur Capai 1 Meter |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/priangan/foto/bank/originals/Muhamad-Margiono-tinjau-Pesantren-Zawiyah-At-Tijaniyah-Garut.jpg)