Budaya Lokal di Ciamis

Helaran, Napas Budaya Ciamis yang Terus Menyala dari Kampung ke Kampung

Dari ujung Kawali hingga Cisaga, dentuman kendang dan tarian khas Helaran terus bergema dalam berbagai festival budaya.

Penulis: Ai Sani Nuraini | Editor: Machmud Mubarok
Istimewa
KESENIAN DAERAH - Kesenian Bebegig Sukamantri saat tampil di halaman Pendopo Ciamis dalam kegiatan Galuh Ethnic Carnival yang digelar dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Ciamis ke-383 bulan Juni 2025. 

Ia menekankan, pelestarian budaya hanya bisa bertahan jika ada kolaborasi antara pemerintah, seniman, dan masyarakat.

“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Semangat gotong royong dan kolaborasi lintas sektor harus terus kita bangun agar budaya Ciamis tetap hidup dan memberi manfaat bagi masyarakat,” ujarnya.

Dian juga membuka peluang kerja sama dengan komunitas, lembaga pendidikan, dan pihak swasta untuk memperkuat kegiatan budaya di tengah keterbatasan anggaran.

Selain menjadi tontonan, Helaran juga berfungsi sebagai sarana edukasi dan pengingat sejarah. 

Setiap pertunjukan menggali kisah dari legenda dan tradisi lokal, sehingga generasi muda bisa belajar mengenal akar budayanya sendiri.

Sebagai kabupaten yang dijuluki “Kota Seribu Situs”, Ciamis menyimpan kekayaan sejarah dan peninggalan leluhur yang luar biasa. 

Melalui Helaran dan kegiatan budaya lainnya, warisan itu kembali mendapat ruang hidup di tengah masyarakat.

 “Pendataan terhadap situs dan warisan budaya terus kami lakukan agar sejarah dan identitas Ciamis tetap terjaga,” ujarnya.

Helaran bukan hanya pertunjukan rakyat. Ia adalah denyut budaya yang menegaskan bahwa di tengah modernitas, masyarakat Ciamis tetap berdiri tegak menjaga warisan leluhur, dengan kreativitas yang terus berkembang dari kampung ke kampung. (*)

 

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved