Naskah Khutbah Jumat

Teks Khutbah Jumat 6 Desember 2024: Kendalikan Amarah Sebelum datang Penyesalanmu

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Marah

أَنْ يُخَوِّفَ نَفْسَهُ بِعِقَابِ اللَّهِ، وَيَقُولُ قُدْرَةُ اللَّهِ عَلَى أَعْظَمَ مِنْ قُدْرَتِي عَلَى هَذَا الْإِنْسَانِ

Artinya: “Hendaknya seseorang takut pada siksa Allah dan mengatakan bahwa kekuasaan Allah lebih besar dari kekuasaanku terhadap orang ini.” Selanjutnya memadamkan kemarahan dapat dilakukan dengan bewudhu, cara ini dinilai sangat ampuh untuk menurunkan tensi tinggi yang disebabkan oleh amarah.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 6 Desember 2024: Kenikmatan Materi yang Membinasakan

Rasulullah Saw bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Dawud:

إِنَّ الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ

Artinya: “Sesungguhnya marah itu dari setan dan sesungguhnya setan itu diciptakan dari api, sementara api bisa dipadamkan oleh air. Karena itu, jika salah seorang di antara kalian sedang marah, hendaklah dia berwudhu.”

Jika sudah demikian maka kaum muslimin mampu menebarkan kesejukan di tengah masyarakat. Nabi Muhammad Saw menyatakan bahwa kualitas mukmin di tentukan sejauh mana ia dapat menahan diri dari mencela dan berkata keji. Beliau bersabda:

لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ، وَلَا اللَّعَّانِ، وَلَا الفَاحِشَ، وَلَا البَذِيْءَ

Artinya: “Seorang mukmin bukanlah orang yang banyak mencela, bukan orang yang banyak melaknat, bukan pula orang yang keji, dan bukan orang yang jorok perkataannya.” (HR Tirmidzi)

Begitu halnya Rasulullah saw dalam menyelesaikan perkara dengan suku Quraisy, beliau mengedepankan pemaafan dan kasih sayang.

Hal ini terjadi ketika peristiwa Fathu Makkah, saat itu kaum Quraisy berada dalam posisi terdesak.

Disebutkan oleh Syekh Muhammad bin Yusuf dalam kitabnya Subulul Huda war Rasyad fi Sirah Khairil ‘Ibad, halaman 220:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ-صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَذَبَ سَعْدٌ يَا أَبَا سُفْيَان، الْيَوْمُ يَوْمُ الْمَرْحَمَة، الْيَوْمُ يَوْمٌ يُعَظِّمُ اللَّهُ فِيهِ الْكَعْبَة، الْيَوْمُ يَوْمٌ تُكْسَى فِيهِ الْكَعْبَة، الْيَوْمُ يَوْمٌ أَعَزَّ اللَّهُ فِيهِ قُرَيْشًا

Artinya: “Rasulullah Saw bersabda, “Saad telah berbohong wahai Abu Sufyan, hari ini adalah hari kasih sayang, hari ini adalah hari yang di dalamnya Allah memakmurkan Baitullah, hari ini adalah hari yang di dalamnya Allah menghias Baitullah, dan hari ini adalah hari yang di dalamnya Allah memuliakan Quraisy.”

Kaum muslimin rahimakumullah,

Mari mengingat kembali kisah Nabi Yusuf memaafkan saudaranya dengan berkata, “Kalian tidak akan dihukum dan dipersalahkan. Aku mohon kepada Allah Swt berupa ampunan dan rahmat bagi kalian dan Allah sungguh Maha Penyayang." Mengenai hal ini Allah Swt berfirman dalam Al-Quran, Surat Yusuf ayat 92:

Halaman
1234