Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 27 September 2024: Bijaklah dalam Menyebarkan Apa yang Kita Tahu

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi HP. (freepik.com/jannoon028)

“ليس كل ما يعلم يُقال، وليس كل ما يُقال جاء أوانه، وليس كل ما جاء أوانه حضر أهله”

Artinya, “Tidak setiap yang diketahui harus dikatakan, tidak setiap yang dikatakan tepat waktunya, dan tidak setiap yang tepat waktunya hadir orang yang layak mendengarnya.”

Dari pernyataan ini, kita bisa memahami bahwa ada tiga pertimbangan utama dalam menyebarkan ilmu: apakah ilmu itu pantas untuk disebarkan, apakah waktu penyebaran itu tepat, dan apakah orang yang menerima ilmu itu layak untuk menerimanya.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 27 September 2024 Bertemakan Hidupkan Hati dengan Ilmu dan Al-Quran

Dalam hadis riwayat Al-Bukhari, Rasulullah bahkan pernah memperingatkan Muadz bin Jabal agar tidak membagikan apa yang ia dapatkan dari Nabi kepada kaumnya. Nabi merasa saat itu kaumnya belum bisa menerima hal itu sehingga akan menyusahkan Muadz sendiri.

عَنْ مُعَاذٍ قَالَ: «كُنْتُ رِدْفَ النَّبِيِّ ﷺ عَلَى حِمَارٍ يُقَالُ لَهُ عُفَيْرٌ فَقَالَ: يَا مُعَاذُ هَلْ تَدْرِي حَقَّ اللهِ عَلَى عِبَادِهِ وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللهِ. قُلْتُ: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ: فَإِنَّ حَقَّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَحَقَّ الْعِبَادِ عَلَى اللهِ أَنْ لَا يُعَذِّبَ مَنْ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا. فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ أَفَلَا أُبَشِّرُ بِهِ النَّاسَ قَالَ: لَا تُبَشِّرْهُمْ فَيَتَّكِلُوا.»

Dari Muadz bin Jabal berkata: Aku pernah dibonceng di belakang Nabi SAW saat naik keledai yang diberi nama ‘Uqoir. Beliau bertanya: “Wahai Mu’adz, tahukah kamu apa hak Allah atas hamba-Nya dan apa hak hamba atas Allah?” Aku jawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui”. Rasul pun bersabda: “Sesungguhnya hak Allah atas para hamba-Nya adalah beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Sedangkan hak hamba atas Allah adalah dia tidak akan disiksa selama dia tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.” Lalu aku berkata: “Wahai Rasulullah, apakah boleh aku menyampaikan kabar gembira ini kepada manusia?” Beliau menjawab: “Jangan kamu beritahukan mereka sebab nanti mereka akan berpasrah saja”. (H. R al-Bukhari)

Ada beberapa hal yang bisa difahami dari hadis ini. Pertama, hal ini hanya disampaikan kepada Muadz, karena Muadz sudah memiliki dasar pengetahuan bahwa seorang hamba tidak cukup hanya dengan tidak menyekutukan Allah. Kedua, Nabi juga meminta agar hal tersebut disampaikan kepada orang-orang yang sudah memiliki bekal cukup, bukan kepada semua orang. Bisa jadi memiliki kapasitas keilmuan yang berbeda dan bisa jadi mereka akan salah faham, bahkan nabi berkata, “Nanti mereka tidak melakukan apa-apa.”

Abu Hurairah bahkan menyimpan beberapa pengetahuannya rapat-rapat, karena hal itu dapat membahayakan dirinya. Pernyataan ini bisa dilihat dalam Sahih al-Bukhari,

حفظت من رسول الله صلى الله عليه وسلم وعاءين: فأما أحدهما فبثثتُه، وأما الآخر فلو بثثته قطع هذا البلعوم

“Aku menjaga dari Rasulullah dalam dua wadah. Satu wadah aku sebarkan, dan satu wadah lagi jika aku sebarkan tenggorokanku putus.”

Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 26 September 2024: Hindari Sifat-sifat Buruk Ini Jika Tak Ingin Binasa

Hadirin Rahimakumullah,

Pengetahuan dan ilmu adalah amanah yang harus dijaga dengan baik. Namun sebagaimana beberapa penjelasan khatib sebelumnya, tidak semua ilmu, kebenaran bisa disebarkan. Ada beberapa alasan mengapa tidak semua ilmu itu harus disebarkan:

Bahaya Misinterpretasi: Tidak semua orang memiliki kapasitas untuk memahami suatu ilmu dengan benar. Hal ini bisa mengakibatkan kesalahpahaman yang berujung pada tindakan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Konteks Sosial dan Budaya: Beberapa ilmu mungkin cocok untuk satu masyarakat atau waktu tertentu, tetapi tidak untuk masyarakat atau waktu yang lain. Menyebarkan ilmu tanpa mempertimbangkan konteks ini bisa menimbulkan fitnah dan masalah sosial.

Kesiapan Penerima: Sebagaimana dijelaskan oleh Imam Malik, tidak setiap ilmu bisa disebarkan kapan saja dan kepada siapa saja. Ada ilmu yang hanya boleh disampaikan kepada orang yang sudah siap secara mental dan spiritual untuk menerimanya.

Bahkan, terkadang, jamaah sekalian, dalam pembahasan agama ada beberapa pendapat, yang semestinya tidak bisa asal disampaikan, harus ditimbang-timbang dengan baik dan disampaikan secara komprehensif. Jika tidak, umat bisa salah paham dan salah amal. Apalagi jika disampaikan di tengah masyarakat awam yang tidak semuanya memiliki bekal dalam menyikapi perbedaan pendapat.

Halaman
1234