Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 27 September 2024: Bijaklah dalam Menyebarkan Apa yang Kita Tahu

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi HP. (freepik.com/jannoon028)

“Wahai Amirul Mukminin, jangan lakukan itu, karena di musim haji ini berkumpul orang-orang awam dan yang tidak mengerti. Merekalah yang akan berada di sekelilingmu saat engkau berbicara. Aku khawatir jika engkau menyampaikan hal itu, kata-katamu akan disebarkan oleh setiap orang tanpa memahaminya dan meletakkannya pada tempat yang tidak semestinya. Tunggulah hingga engkau tiba di Madinah, kota hijrah dan sunnah, di mana engkau bisa berbicara dengan orang-orang yang berilmu dan para pemuka masyarakat sehingga mereka memahami perkataanmu dan menyampaikannya dengan benar. Umar R.A pun berkata, “Demi Allah, Insya Allah aku akan melakukannya saat aku pertama kali berdiri di Madinah.” (H.R al-Bukhari)

Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 27 September 2024, Tema: Jangan Meremehkan Kebaikan

Hadirin sekalian yang dimuliakan Allah

Kisah tersebut memberi pesan kepada kita bahwa tidak semua yang kita pahami bisa disampaikan kepada semua orang. Abdurrahman bin Auf cukup cerdas memberi saran kepada Umar agar menyampaikan masalah itu kepada orang-orang yang berilmu, karena bisa jadi, jika hal itu diterima oleh orang awam, akan disalahfahami lalu kemudian tersebar dengan cepat dan menimbulkan keresahan.

Imam as-Syathibi rahimahullah pernah berkata,

ليس كل علمٍ يُبَث ويُنْشَر ، وإن كان حقاً

Artinya, “Tidak semua ilmu harus disebarkan dan dipublikasikan, meskipun itu sebuah kebenaran.”

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 27 September 2024, Sikap Seorang Muslim Mengimani Kematian

Pernyataan ini mengandung makna yang sangat mendalam dan relevan dengan kehidupan kita sehari-hari, apalagi di era digital saat ini, ketika informasi sangat mudah diakses dan disebarkan.

Di era digital yang tanpa batasan, semua orang bisa mengakses menginformasi. Namun tak semua bisa menyaringnya. Oleh karena itu, kita perlu pilah-pilih dalam membagikan ilmu pengetahuan, mana yang layak dibagikan dan mana yang sebaiknya disimpan terlebih dahulu, bahkan, mana yang sebaiknya tidak perlu disampaikan.

Sebagaimana disebutkan oleh Abdurrahman bin Auf, ketika kita berada di area yang tidak bisa kita kontrol, maka sebaiknya simpan dulu sebuah pengetahuan atau berita yang kita miliki. Sebarkan jika tepat waktunya dan tepat audiensnya. Dalam kasus Umar, Abdurrahman bin Auf menyarankan agar disampaikan kepada forum cendekiawan di Madinah.

Sidang Jumat,

Khatib ingin mencontohkan dengan sesuatu yang lebih mudah dimengerti. Seorang yang ahli investasi saham tentu sudah memiliki prediksi saham apa saja yang akan naik dan mana yang akan turun. Namun hal itu biasanya akan jadi pembicaraan di tengah mereka saja, karena mereka bisa menghitung, kapan harus investasi dan kapan harus menjual. Sebanyak apa dia harus investasi dan sebanyak apa yang harus dijual. Prediksi mereka bisa jadi sebuah kebenaran, namun hanya di tengah komunitas mereka.

Ketika prediksi mereka itu sampai di telinga orang biasa. Mereka tidak mengerti bagaimana investasi yang aman, dan lain sebagainya, bisa jadi mereka akan menginvestasikan semua harta mereka. Saat sahamnya turun mereka tak faham, dan akhirnya bangkrut.

Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 27 September 2024, 2 Amalan Surga yang Sering Ditinggalkan

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Mengapa tidak semua ilmu harus disebarkan? Bukankah kebenaran harus disampaikan kepada orang lain? Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita melihat beberapa pandangan ulama besar lainnya.

Ada sebuah pepatah Arab yang menyebutkan,

Halaman
1234