Human Interest Story

KISAH Nu'man Tsabit, Tunanetra yang Mampu Jadi Sarjana di Unisba, Kuliah Berkat Hafal Alquran

Editor: Machmud Mubarok
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nu'man Tsabit, penyandang tunanetra yang berhasil menjadi salah seorang wisudawan Unisba Tahun akademik 2023-2024, di Aula Unisba, Minggu (3/3/2024) / Cipta Permana.

Rektor Unisba menuturkan, bahwa kelulusan menjadi sarjana bukan berarti berhenti mencari ilmu sebab ilmu Allah SWT sangat luas dan dalam. 

“Sebanyak apapun sumber daya yang dimiliki untuk menuliskan segala macam ilmu beserta cabangnya, tidak akan pernah cukup untuk menjelaskan luas dan dalamnya ilmu Allah SWT,” ujarnya.

Maka menurutnya, satu-satunya cara bagi seorang sarjana untuk dapat menjaga dan membangun reputasi kesarjanaannya adalah dengan terus belajar.

“Teruslah belajar dan kembangkan potensi diri agar menjadi sarjana yang unggul, berdaya saing tinggi dan bermanfaat bagi umat, karena zaman telah mengubah lanskap kehidupan. Zaman industri 4.0 telah menggerus kesempatan manusia untuk berkarya karena semuanya sudah digantikan oleh robotisasi dan internet," ucapnya.

“Sehingga yang diperlukan adalah  keluhuran akhlak dan nilai spiritiual dengan disertai penguasaan ilmu pengetahuan yang tinggi. Apalagi kalau dibekali dengan   keterampilan tambahan berupa life skill, communication skill dan pengetahuan  tambahan lainnya," lanjutnya.

Ia berharap, dengan gelar sarjana yang telah diraihnya, para lulusan Unisba tidak menghentikan perjuangannya untuk terus mengembangkan kualitas diri, dan melahirkan inovasi dengan bekal kemampuannya.

Selain itu, lulusan Unisba harus mampu beradaptasi dengan perubahan bahkan menjadi trendsetter perubahan. Serta mampu berpikir dan bertindak dengan cara-cara yang extra ordinary.

"Dengan modal utama, yaitu pendidikan yang diperoleh di Unisba, semua dapat berkreasi menciptakan berbagai peluang baik bisnis maupun usaha-udaha kreatif lainnya, sehingga tidak menjadi beban dan terhindar dari sebutan penambahan pengangguran terdidik,” ujarnya.

"Lulusan Unisba harus dapat menggenggam dunia, generasi muda Islam harus dapat menaklukan kemajuan ilmu pengetahuan guna kemaslahatan ummat, dengan tetap tawadhu dan istiqamah di jalan yang diridhoi Allah," katanya.

Pada wisuda kali ini, lulusan terbaik dengan IPK tertinggi diraih oleh Isty Rizky Sofia dan Ratu Tasya Alieska dari Prodi Akuntansi FEB dengan IPK 3,98.

Sedangkan lulusan tercepat adalah Nadya Putri Arini dari Fakultas Ilmu Komunikasi, dalam waktu tempuh studi 3 tahun 2 bulan 28 hari. 

Adapun lulusan termuda, yaitu Stevia Zahra Rasyid Khoto dari Prodi Akuntansi FEB dalam usia 20 tahun 4 bulan 0 hari. (*)