Maasyiral Muslimin rahimakumullah, Kehadiran Nabi Muhammad ke dunia ini membawa sebuah misi penting di antaranya adalah memperbaiki akhlak manusia.
Baca juga: Teks Khutbah Salat Jumat 25 Agustus 2023 tentang Nikmat dan Tanggung Jawab Kemerdekaan
Misi ini menandakan bahwa akhlak menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia karena itulah yang akan membawa perdamaian dan ketentraman dalam setiap interaksi manusia dengan lingkungan sekitar. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari, Baihaqi, dan Hakim:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخَلاقِ
Artinya: “Sungguh aku diutus menjadi Rasul untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” Akhlak menjadi bagian utama dalam bangunan kepribadian seorang muslim sehingga para ulama menyebut bahwa “Al-Adabu fauqal ilmi’. Bahwa adab, tatakrama, akhlak, di atas ilmu yang dalam artian harus didahulukan untuk dimasukkan dalam diri setiap muslim.
Baca juga: Teks Khutbah Jumat Tentang Makna Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Spirit dan Hikmah Independence Day
Dalam pendidikan pun sudah seharusnya mengedepankan aspek afektif (sikap dan karakter) dibanding aspek kognitif (kepintaran otak).
Maka itu fungsi guru dan orang tua yang paling utama adalah mendidik agar generasi muda menjadik baik. Bukan hanya mengajar untuk menjadikan generasi muda menjadi pintar.
Pendidikan karakter dan akhlak generasi muda di era saat ini menjadi sangat dan sangat penting. Hal ini karena tantangan dan godaan zaman di tengah perkembangan teknologi semakin menjadi-jadi.
Baca juga: Teks Khutbah Jumat Tentang Spirit Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan, Ikhtiar Fastabiqul Khoirot
Akibat perkembangan teknologi dan informasi saat ini, ancaman terhadap degradasi moral sangat terlihat di depan mata. Kita lihat bagaimana saat ini akhlak para pemuda sudah mulai tereduksi akibat gaya hidup digital di zaman modern.
Kejadian tindakan kriminal, asusila, kurangnya kepedulian sosial dan menurunnya rasa sosial-kemanusiaan yang dilakukan dan dimiliki generasi muda mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Saat ini kita radakan mereka lebih asik bermain di dunia maya dengan ponselnya dari pada bersosialisasi di dunia nyata.
Kebiasaan berkomentar di media sosial yang tak melihat dengan siapa ia berbicara, terbawa dalam kehidupan nyata.
Baca juga: Teks Khutbah Idul Adha 1444 Hijriah: Tema Makna Kurban untuk Dekatkan Diri Pada Allah SWT
Sehingga bisa dirasakan mereka menyamakan antara berbicara dengan teman dan berbicara dengan orang tua. Gampangnya berkomunikasi, berinteraksi, dan mencari informasi juga sedikit demi sedikit menjadikan para generasi muda menggampangkan berbagai hal.
Ini berdampak kepada sikap malas dan mudah menyerah pada tantangan permasalahan yang dihadapi. Mereka terdidik dengan hasil yang instan tanpa perjuangan berat dan menghilangkan etos perjuangan serta sikap tak kenal menyerah.
Maasyiral Muslimin rahimakumullah, Fenomena-fenomena ini patut direnungi oleh kita dan para orang tua pada umumnya. Momentum Maulid Nabi Muhammad saw menjadi saat yang tepat untuk kembali memperkuat penjagaan pada akhlak generasi penerus.
Baca juga: Teks Khutbah Jumat Tentang Jihad Mencegah Polusi Udara, Spirit Melawan Kerusakan Alam
Perlu dipantau aktivitas mereka saat memegang handphone agar akhlak bisa benar-benar terjaga. Akhlak menjadi barometer apakah seseorang menjadi insan terbaik atau tidak. Bukan kepintaran yang menjadi barometer!.