Hal ini yang menjadi dasar para muslim diperingatkan unutuk tidak berbuat dosa atau melakukan kedzoliman di empat bulan mulia ini.
Selain itu, bulan Muharram sangat diistimewakan karena masayarakat jahiliah pada zaman dahulu tak mengetahui nama tersebut kecuali RasuluLlah, dan mereka mengenalnya dengan nama Syawfarul Awal, atau bulan safar yang pertama.
Melekatnya nama Muharram pada bulan yang dibahas ini, terjadi saat RasuluLlah SalaLlahu a'laihi wassalam diutus untuk mengganti nama Syawfarul Awal tersebut ke bulan Muharram yang artinya dimuliakan.
Dalam perawih lain, Az-Zuhri mengatakan : "Perlu diketahui bahwasannya para sahabat dahulu sangat menghomati bulan-bulan yang dimuliakan ini" dinukil dari sanad Abdul Razak, no hadist 17301.
Alasan mengapa RasuluLlah diutus untuk memperbaiki nama dari bulan mulia ini, bersumber dari sebuah cerita.
Dimana 4 bulan ini juga dimuliakan oleh orang-orang bangsa Kurais, sebab di bulan-bulan tersebut mereka tidak melaksanakan peperangan.
Baca juga: ONE DAY ONE HADITS, Jumat, 21 Juli 2023 / 3 Muharram 1445, Keutamaan Puasa Asyura Begitu Besar
Sebelum RasuluLlah diutus, mereka (bangsa kurais) hidup dari harta rampasan dari hasil peperangan mereka selama berbulan-bulan.
Pada masa itu (jahiliah), orang-orang makkah membentuk satu tim bernama Ahlunnasik yang diberi kuasa untuk mengganti nama bulan dari ketetapannya.
Semisal tiba bulan Rajab yang diharukan untuk menghindari peperangan, maka orang tersebut seketika mengubah nama bulan tersebut menjadi bulan lain agar bisa keluar untuk berperang.
Hal inilah yang mnedasari kekacauan sebelum RasuluLlah diutus.
Kemudian saat RasuluLlah diutus untuk menata kembali bulan-bulan tersebut dan menghapus semua tradisi jahiliah tersebut, maka munuclah hadist sebagaimana yang telah d sebutkan di atas.
Adapun kekeliruan mengenai bulan Muharram yang dianggap dalam masyarakat sebagai bulan yang sial.
Baca juga: ONE DAY ONE HADITS: Keutamaan-keutamaan Muharram, Bulan yang Baik untuk Berpuasa Setelah Ramadan
Dengan beranggapan bahwa yang dikerjakan seperti halnya melakukan akad nikah, menggelar acara, berpindah atau mebangun rumah, bahkan melakukan aktifitas berlebihan di luar rumah kan mendatangkan kesialan bagi orang yang mengerjakannya.
Namun hal tersebut tidak benar dan tidak disebutkan oleh RasuluLlah, dan bahkan dianjurkan sebaliknya, karena bulan tersebut merupakan bulan mulia.
Adapun prasangka tersebut dapat bersifat dosa besar karena mempercayai sesuatu yang tidak datang dari anjuran RasuluLlah, yang merupakan perintah Allah.