Pelajar Meninggal Tak Wajar

Putri Karlina: Kami Netral, Sekolah dan Keluarga Masih "Pakeukeuh-keukeuh"

Wakil Bupati Garut Luthfianisa Putri Karlina datangi kediaman orang tua siswa SMA 6 Garut yang mengakhiri hidup

Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: ferri amiril
tribunpriangan.com/sidqi al ghifari
DATANGI RUMAH DUKA - Wakil Bupati Garut Luthfianisa Putri Karlina mendatangi rumah duka anak SMA yang diduga mengalami perundungan di sekolah hingga nekat akhiri hidup, Minggu (15/7/2025). 

Laporan Kontributor TribunPriangan.com Garut, Sidqi Al Ghifari 


TRIBUNPRIANGAN.COM, GARUT - Wakil Bupati Garut Luthfianisa Putri Karlina datangi kediaman orang tua siswa SMA 6 Garut yang mengakhiri hidup diduga mendapatkan kekerasan di sekolah.

P (16) seorang anak SMA kelas 10 di Kabupaten Garut, Jawa Barat ditemukan meninggal dunia di rumahnya sendiri dalam kondisi tak wajar.

Anak tersebut diduga mengakhiri hidup lantaran menerima perundungan di sekolahnya. Ia merupakan siswa SMA 6 Garut.

P diketahui ditemukan meninggal dunia dalam kondisi tak wajar di area luar lantai dua rumahnya pada Senin (14/7/2025) subuh.

Putri mengatakan kasus tersebut telah dipantaunya sejak tiga pekan yang lalu, bahkan korban tengah menjalani bimbingan psikologis.

Baca juga: BREAKING NEWS! Pelajar di Garut Tewas Tak Wajar di Lantai 2 Rumahnya, Dugaan Korban Bullying

"Saya terkejut ketika mendengar ini, ada adik kita meninggal diduga dibully. Seharusnya pendampingan selanjutnya tanggal 17 ternyata sudah keburu dipanggil Allah," ujarnya kepada Tribun di kediaman orangtua korban, Selasa (15/7/2025).

Ia menuturkan, pihaknya sudah meminta keterangan dari pihak sekolah dan keluarga korban, hasilnya masih ada perbedaan pendapat dari kedua belah pihak.

Pemkab Garut juga ungkapnya tengah menelusuri informasi tentang perundungan di sekolah lebih dalam, termasuk adanya keterlibatan oknum guru.

"Masih terjadi "keukeuh-keukeuh" atau saling bersikukuh dari kedua belah pihak. Tapi yang jelas, kami berusaha bersikap se-netral mungkin dan mengevaluasi berdasarkan temuan-temuan dari tim psikolog," ungkapnya.

Putri mengatakan bahwa kasus ini cukup serius sehingga pihaknya harus dibantu tim dari PPA provinsi untuk melakukan monitoring dan evaluasi yang nantinya harus didasarkan pada asesmen profesional.

Ia juga menuturkan bahwa untuk urusan hukum, keluarga almarhum belum ingin menempuh jalur tersebut karena saat ini hanya menginginkan kejelasan. 

"Mereka hanya ingin mendapatkan kejelasan, dari pihak sekolah pun saat ini sedang dilakukan asesmen. Artinya, kedua belah pihak sama-sama menjalani proses asesmen yang berkeadilan," kata Putri.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved