Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 4 Juli 2025: Muharram Bulan Istimewa, Penuh Keutamaan, dan Penghapus Dosa

Berikut Naskah Khutbah Jumat 4 Juli 2025: Muharram Bulan Istimewa, Penuh Keutamaan, dan Penghapus Dosa

TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
NASKAH KHUTBAH JUMAT - Jamaah memanjatkan doa seusai mengikuti Salat Jumat perdana di Masjid Al Jabbar, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (30/12/2022). Berikut Naskah Khutbah Jumat 4 Juli 2025: Muharram Bulan Istimewa, Penuh Keutamaan, dan Penghapus Dosa 

Artinya: "Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ada dua belas bulan dalam Kitab Allah pada hari Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Nabi saw bersabda: Tiga bulan berturut-turut adalah Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Muharram, serta Rajab yang berada antara Jumadil Akhir dan Sya'ban.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 4 Juli 2025/ 9 Muharram 1447 H: Muharram Waktu Terbaik Memuliakan Anak Yatim

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Menurut Ibnu Rajab, dalam kitab Lathaif Ma'arif, halaman 70 menjelaskan, para ulama berbeda pendapat mengenai bulan haram mana yang terbaik. Al-Hasan dan beberapa ulama lainnya menyatakan bahwa bulan terbaik adalah bulan Muharram.

Pendapat ini juga didukung oleh sekelompok ulama belakangan. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh an-Nasa'i dan lainnya dari Abu Dzar ra, di mana ia bertanya kepada Nabi saw terkait keutamaan bulan Haram. nabi bersabda:

سألتُ النَّبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم: أيُّ اللَّيلِ خيرٌ، وأيُّ الأشهُرِ أفضَلُ؟ فقال: خيرُ اللَّيلِ جَوفُه، وأفضَلُ الأشهُرِ شَهرُ اللهِ الذي تَدْعونَه المُحَرَّمَ

Artinya: "Saya bertanya kepada Nabi saw: "Waktu malam yang manakah yang terbaik, dan bulan yang manakah yang paling utama?" Beliau menjawab: "Waktu malam yang terbaik adalah pertengahannya, dan bulan yang paling utama adalah bulan Allah yang kalian sebut sebagai Muharram." [HR. Nasa'i, Ahmad dan Thabrani]

Salah satu keistimewaan bulan Muharram adalah terdapatnya hari di mana Allah swt menerima taubat hamba-Nya. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibn Syaibah dalam kitabnya al-Kitāb al-Mushannaf fī al-Ahādīts wa al-Atsār, di mana Rasulullah saw bersabda:

«إِنْ كُنْتَ صَائِمًا شَهْرًا بَعْدَ رَمَضَانَ، فَصُمِ الْمُحَرَّمَ فَإِنَّهُ شَهْرُ اللَّهِ، وَفِيهِ يَوْمٌ تَابَ فِيهِ قَوْمٌ، وَيُتَابُ فِيهِ عَلَى آخَرِينَ»

Artinya: "Jika kamu berpuasa satu bulan setelah Ramadhan, maka berpuasalah di bulan Muharram karena itu adalah bulan Allah. Di dalamnya terdapat satu hari di mana suatu kaum bertaubat, dan akan ada kaum lainnya yang bertaubat pada hari itu." [HR. Ibnu Syaibah].

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 4 Juli 2025/ 9 Muharram 1447 H: Optimalisasi Amal Kebaikan di Bulan Muharram

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Selanjutnya, keutamaan Muharram adalah dianjurkan untuk berpuasa. Pasalnya, Rasulullah saw sangat menganjurkan umatnya untuk memanfaatkan bulan ini dengan meningkatkan ibadah, termasuk puasa. Puasa pada bulan Muharram, khususnya pada hari Asyura (10 Muharram), memiliki keutamaan yang sangat besar. Puasa Asyura disebutkan dapat menghapus dosa-dosa kecil selama setahun yang telah berlalu. Rasulullah saw bersabda,

 أنَّ النَّبيَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَصُومُ الأَشْهُرَ الْحُرُمَ

Artinya: “Sesungguhnya Rasulullah saw sering melakukan puasa pada asyhurul hurum (Zulqa’dah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab)”.

Keutamaan bulan Muharram ini memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta mengambil pelajaran dari peristiwa bersejarah yang terjadi pada bulan ini.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 4 Juli 2025: Pelajaran dari Peristiwa Penting di Hari Asyura

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Halaman
123
Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved