Tak Ada Izin, Puluhan Warga di Pangandaran Geruduk Pembangunan Tower BTS

Tower ini dibangun sejak tanggal 28 Mei 2025, tapi tidak ada sosialisasi ke warga dari Desa Wonoharjo, Purbahayu, dan Sidomulyo.

Penulis: Padna | Editor: Dedy Herdiana
Tribunpriangan.com/Padna
WARGA PROTES TOWER - Suasana saat puluhan warga menggeruduk Tower BTS di wilayah Desa Purbahayu Kecamatan Pangandaran, Rabu 25 Juni 2025. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna

TRIBUNPRIANGAN.COM, PANGANDARAN - Dianggap merugikan, puluhan warga dari tiga Desa di Kecamatan/ Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat menggeruduk pembangunan tower BTS (Base Transceiver Station), Rabu 25 Juni 2025.

Mereka menolak pembangunan tower BTS milik PT. Dayamitra Telekomunikasi tbk tersebut karena disebut tidak ada sosialisasi dan membahayakan masyarakat. 

Tak hanya bapak-bapak, aksi protes dengan menggeruduk proyek pembangunan tower BTS ini diramaikan ibu-ibu.

Tower BTS ini berada di Dusun Karanganyar RT 01/03 Desa Purbahayu yang berbatasan dengan Desa Wonoharjo dan Desa Sidomulyo.

Seorang ibu-ibu dari Desa Sidomulyo, Nani Maryamah (56) mengatakan, aksi protes ini dilakukan karena pengelola tower tidak izin dan sosialisasi kepada masyarakat.

"Pembangunan tower ini tidak ada sosialisasi ke warga, tidak ada izin lingkungan. Jadi, kami tidak ada yang menyetujui atau menolak dengan didirikannya tower BTS," ujar Nani kepada Tribun Jabar di lokasi pembangunan tower BTS, Rabu siang.

Baca juga: BREAKING NEWS: Polisi Pangandaran Selidiki Kasus Tabungan Murid Mandek yang Dipakai Pensiunan Guru

Tower ini dibangun sejak tanggal 28 Mei 2025, tapi tidak ada sosialisasi ke warga dari Desa Wonoharjo, Purbahayu, dan Sidomulyo.

"Jadi, jika tower ini tetap dibangun, warga yang terdampak itu ada dari tiga Desa. Kebetulan tower ini berada di perbatasan Desa," katanya.

Untuk itu, Ia mewakili warga lain meminta pembangunan tower BTS diberhentikan dan ditutup secara permanen. 

"Alasannya, karena kami warga yang terdekat terkena dampak (radiasi). Terutama rumah itu yang jaraknya cuman 4 meter," ucap Nani.

Sementara Warga Dusun Karanganyar Desa Purbahayu, Rina Wahyuni (30) menyampaikan awal mula tower BTS tersebut dibangun.

"Jadi, pemilik lahan ini mendatangi warga secara door to door. Terus tidak ada sosialisasi dan mengatasnamakan masyarakat bahwa masyarakat sudah setuju," ujarnya.

Saat itu, tidak ada prosedur atau apapun yang dibacakan kepada dirinya. Hanya saja bilang tower sudah aman, ada penangkal petir, dan sudah diperbaharui.

Kemudian dari letak pembangunan tower BTS ini, ternyata dibangun di depan bangunan rumah. Sedangkan, dahulu akan dibangun di belakang rumah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved