Naskah Khutbah Jumat

Khutbah Jumat 20 Juni 2025: Perbaiki Interaksimu dengan Surat Cinta Allah, Jika Ingin Hidup Ringan

Berikut ini Naskah Khutbah Jumat 20 Juni 2025/ 24 Zulhijah 1446 H: Perbaiki Interaksimu dengan Surat Cinta Allah, Jika Ingin Hidup Ringan

Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
TribunPriangan.com
KHUTBAN JUMAT JUNI - Berikut ini Naskah Khutbah Jumat 20 Juni 2025/ 24 Zulhijah 1446 H: Perbaiki Interaksimu dengan Surat Cinta Allah, Jika Ingin Hidup Ringan.Ilustrasi Ayat Al-Quran (Ayat Al-quran Surah Al-Hud (TribunPriangan.com/ Lulu Aulia Lisaholith) 

Kaum muslimin jama'ah shalat Jum'at hafidzakumullah. Tidak ada yang bisa pungkiri keutamaan membaca AlQur'an, keutamaan menghafal Al-Quran, namun apakah tujuannya hanya berhenti pada membaca dan menghafal saja atau tujuan sesungguhnya adalah supaya kita memahami maknanya dan mengamalkannya?

a. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak ingin kita baca dan hafal Al-Quran seperti rekaman kaset, MP3.
b. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak ingin kita baca dan hafal Al-Quran seperti burung beo yang pandai meniru kalimat yang diulang-ulang saat memberinya makan.

Para sahabat, tabi'in dan tabi' tabi'in saat membaca dan mempelajari Al-Quran, tidak akan pindah ke ayat dan surat berikutnya, sebelum mereka paham dan mengamalkan kandungan isi kandungannya. Sayyidina Utsman bin Affan dan Abdullah ibnu Mas'ud berkata:

كُنَّا إذَا تَعَلَّمْنَا مِنَ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ آيَاتٍ، لَمْ نُجَاوِزِهَا حَتَّى نَتَعَلَّمَ مَا فِيْحَا مِنَ العِلْمِ وَالعَمَلِ

Jika kami mempelajari sepuluh ayat dari nabi, maka kami tidak akan pindah ke ayat berikutnya, sebelum kami paham makna yang terkandung dalam sepuluh ayat tersebut kemudian mengamalkannya.

Jadi ayat itu mereka baca, mereka pahami maknanya, mereka tadabburi, mereka amalkan lalu mereka hafal baru kemudian mereka beralih membaca ayat lainnya. Metode mereka dalam berintraksi dengan Al-Quran adalah: iqra (baca), ifham (pahami), tadabbar (tadabburi), tabbaq (amalkan), ihfadz (jaga dan hafal). Sementara metode kita sekarang adalah: ihfadz, ihfadz dan ihfadz (hafal, hafal dan hafal)

Problem kita dalam bermuamalah dan berintraksi dengan Al-Quran bukan di bacaannya, bukan pula di hafalannya, membaca dan menghafal Al-Quran adalah amalan yang sangat-sangat terpuji, sangat mulia, merupakan cahaya di atas cahaya. Syariat Islam bahkan sangat menganjurkan kita untuk mendukung dan memberi semangat para pembaca dan penghafal Al-Quran agar kemutawatiran Al-Quran tetap terjaga dengan baik, sehingga Al-Quran bisa diwariskan secara turun temurun sampai hari kiamat.

Saat ini ada eforia di kalangan ummat Islam untuk kembali kepada Al-Quran, di satu sisi kita bahagia jika ummat Islam memiliki perhatian yang sangat besar pada Al-Quran, tapi disisi lain yang harus diingat dan diperhatikan adalah bahwa Al-Quran diturunkan bukan sekedar untuk dibaca dan dihafal, yang lebih penting dari itu semua bahwa Al-Quran adalah "Hudan Linnas" isinya harus dibaca, dihafal, dipelajari, dipahami, kemudian diamalkan dalam kehidupan ini.

وَشِفَآءٌ لِّمَا فِى ٱلصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ

Al-Quran adalah penyembuh penyakit yang ada di dalam dada sebagai hidayah, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang beriman.

Kaum muslimin jama'ah shalat Jum'at hafidzakumullah.

Berbicara tentang Al-Quran sesungguhnya membicarakan sesuatu yang tidak pernah ada habisnya. Dari sisi manapun kita memulai pembicaraan maka kita akan temukan dan rasakan, ia bagaikan samudera luas yang dalam dan tidak bertepi. Akan selalu ada hal-hal baru yang kita dapatkan dari hasil tadabbur dan pembacaan kita terhadap Al-Quran.

Seorang ulama yang bernama DR. Muhammad Abdullah Darraz dalam kitab "An-Nabaul Adzhim" mengatakan: Ayat-ayat Al-Quran itu bagaikan intan, setiap sudutnya memancarkan cahaya yang berbeda dengan apa yang terpancar dari sudutsudut lain. Dan tidak mustahil jika kita mempersilahkan orang lain memandangnya, maka ia akan melihat lebih banyak ketimbang apa yang kita lihat.

Jika ada kalimat yang bisa dijadikan kesimpulan dalam khutbah singkat ini, khatib ingin mengatakan bahwa:

1. Al-Quran disamping harus dibaca dan dihafal juga harus dipelajari, dikaji, ditadabburi dan dipahami maknanya, baik makna tekstual maupun kontekstual "Lafdziyyan Wa Maknawiyyan" sehingga kandungannya dapat diaplikasikan dalam kehidupan.

2. Al-Quran adalah wahyu Ilahi yang dijamin kebenarannya "Wahyullahil Ma'shum" sedangkan pemahaman kita terhadap Al-Quran itu adalah produk manusia "Juhdin Basyari" bisa benar dan bisa juga salah.

3. Al-Quran adalah kitab "masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang" pemahamannya lentur, fleksibel dan tidak kaku "Solihun Likulli Zamanin wa Makanin" Al-Quran selalu sesuai dengan segala waktu dan tempat. Kapanpun dan dimanapun Al-Quran tetap dan tetap menjadi sumber kebenaran yang mutlak, yang tidak ada keraguan di dalamnya dan menjadi pedoman hidup ummat manusia.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 20 Juni 2025/24 Zulhijah 1446 H: Ibadah Penembus Pintu Rahmat Allah

Khutbah II

اَلحمْدُ للهِ حَمْدًا كما أَمَرَ.وأَشْهدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ إِرْغامًا لِمَنْ جَحَدَ بِه وكَفَرَ. وأَشْهَدُ أَنَّ سَيّدَنا محمَّدًا عَبدُهُ ورسُولُهُ سَيِّدُ الْإِنْسِ والْبَشَرِ.اللَّهمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ على سيِّدِنا على عَبْدِكَ  ورَسُولِك محمَّدٍ وآلِه وصَحْبِه مَااتَّصَلَتْ عَينٌ بِنَظَرٍ وأُذُنٌ بِخَبَرٍ. ( أمّا بعدُ ) فيَآايُّهاالنّاسُ اتَّقُوا الله
تعالى وَذَرُوا الْفَواحِشَ ما ظهَرَ مِنْها وما بَطَنَ وحافَظُوا على الطَّاعَةِ وَحُضُورِ الْجُمُعَةِ والجَماعَةِ . وَاعْلَمُوا  أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ  فِيه بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلائكةِ قُدْسِهِ. فَقالَ تعالى ولَمْ يَزَلْ قائِلاً عَلِيمًا: إِنَّ اللهَ وَملائكتَهُ يُصَلُّونَ على النَّبِيِّ يَآ أَيّها الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا اللَّهمَّ صَلِّ وسَلِّمْ على سيِّدِنا محمَّدٍ وعلى آلِ سيِدِنَا محمَّدٍ  كَما صَلَّيْتَ على سيِّدِنا إِبراهِيمَ وعلى آلِ سيِّدِنَا إِبراهِيمَ في الْعالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.
اللَّهمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاء الرّاشِدِينَ الَّذينَ قَضَوْا بِالْحَقِّ وَكانُوا بِهِ يَعْدِلُونَ أَبي بَكْرٍ وعُمرَ و عُثْمانَ وعلِيٍّ وَعَنِ السَتَّةِ الْمُتَمِّمِينَ لِلْعَشْرَةِ الْكِرامِ وعَنْ سائِرِ أَصْحابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعينَ وَعَنِ التَّابِعِينَ وتَابِعِي التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسانٍ إِلَى يَومِ الدِّينِ. اللَّهمَّ لا تَجْعَلْ لِأَحَدٍ مِنْهُمْ فِي عُنُقِنَا ظَلَامَة ونَجِّنَا بِحُبِّهِمْ مِنْ أَهْوالِ يَومِ الْقِيامَةِ. اللَّهمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ والمُسلمينَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ والمُشْركِينَ. ودَمِّرْ أَعْداءَ الدِّينِ. اللَّهمَّ آمِنَّا فِي دُوْرِنا وأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنا. وَاجْعَلِ اللَّهمَّ وِلَايَتَنا فِيمَنْ خافَكَ وَاتَّقَاكَ.
اللَّهمَّ اغْفِرْ لِلمُسلِمينَ والمُسلماتِ والمُؤْمنينَ والمُؤْمِناتِ الْأَحْياءِ مِنْهُمْ والْأَمْواتِ بِرَحْمَتِكَ يَا وَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اللَّهمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ والوَباءَ والزِّنا والزَّلَازِلَ وَالمِحَنَ وَسُوءَ الفِتَنِ ما ظَهَرَ مِنْها وما بَطَنَ عَنْ بَلَدِنا هَذا خاصَّةً وعَنْ سائِرِ بِلَادِ الْمُسلمينَ عامَّةً يا رَبَّ الْعَالَمِينَ.رَبَّنا آتِنا في الدّنيا حَسَنَةً وَفي الآخرة حَسَنَةً  وقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ والْإِحْسان وإِيتاءَ ذِي الْقُرْبَى  ويَنْهَى عَنِ الْفَحْشاءِ والْمُنْكَرِ  وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ على نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ أَكْبَرُ.

(*)

Baca artikel TribunPriangan.com lainnya di Google News

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved