Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 13 Juni 2025: Hindari Banyak Bicara Merupakan Sebab dari Akhlak Mulia

Naskah Khutbah Jumat 13 Juni 2025/ 17 Zulhijah 1446 H: Hindari Banyak Bicara Merupakan Sebab dari Akhlak Mulia

SHUTTERSTOCK
KHUTBAH JUMAT ZULHIJAH - Naskah Khutbah Jumat 13 Juni 2025/ 17 Zulhijah 1446 H: Hindari Banyak Bicara Merupakan Sebab dari Akhlak Mulia. Ilustrasi salat (SHUTTERSTOCK) 

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim." 

Pada kesempatan kali ini, khatib juga mengajak kepada jamaah Jumat untuk senantiasa mengingat apa yang sering disampaikan bilal sebelum khatib naik mimbar melalui sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:

 إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ أَنْصِتْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ 

Artinya: "Apabila kamu berkata kepada temanmu "diamlah" pada hari Jumat, sementara imam sedang berkhutbah, maka engkau telah berbuat tiada guna." (HR al-Bukhari) 

Melalui hadits ini, kita diingatkan untuk menjadi pribadi yang bisa menjaga diri untuk tidak banyak berbicara dan memahami situasi dan kondisi di mana, kapan, dan dengan siapa kita berbicara. 

Hal ini penting kita ingat dan aplikasikan bukan hanya pada saat khatib sedang menyampaikan khutbah saja, namun juga dalam aktivitas interaksi dengan orang lain dalam kehidupan kita sehari-hari. 

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 13 Juni 2025: Persiapan dan Cara Mengisi Bulan Muharram

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah 

Kecenderungan manusia memang suka didengarkan daripada mendengarkan. Kita bisa amati bersama dalam sebuah forum bisa dipastikan ada saja orang yang mendominasi pembicaraan dan tidak mau mengalah dengan pendapatnya. Ketika menanggapi pembicaraan orang lain, ia pun cenderung mengedepankan ke-aku-annya dengan menonjolkan diri dengan apa yang dimilikinya. 

Banyak orang yang dalam sebuah forum masih saja tidak memahami orang lain. Sebaliknya, ia selalu ingin dipahami oleh orang yang diajak berbicara. Tentu ini manusiawi. Namun jika kadarnya terlalu sering malah akan menjadikan kontraproduktif dan mengakibatkan dampak negatif dalam interaksi dan komunikasi. 

Jika komunikasi tidak berimbang dan tidak berlangsung dengan baik, maka orang lain akan bosan dan tidak menanggapi apa yang sedang dibicarakan. 

Imam al-Lu'lui mengatakan dalam syair Adabut Thalab: 

وَفِي كَثِيْرِ الْقَوْلِ بَعْضُ الْمَقْتِ 

Artinya: "Dalam banyaknya bicara dapat menimbulkan sebagian kebencian." 

Sehingga, di sinilah pentingnya keseimbangan dalam berbicara. Ada kalanya kita berbicara, namun ada kalanya kita mendengarkan. Kita perlu renungkan bahwa Allah SWT menciptakan telinga lebih banyak dari mulut. 

Allah memberi karunia dua telinga di bagian kepala sebelah kiri dan kanan. Sementara mulut diciptakan oleh Allah SWT satu buah. Hal ini sebenarnya memiliki hikmah yang mendalam bahwa kita diingatkan untuk lebih banyak mendengar daripada banyak berbicara. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved