Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 13 Juni 2025/17 Zulhijah 1446 H: Menjadi Pribadi Lebih Baik di Tahun Baru Islam

Naskah Khutbah Jumat 13 Juni 2025/ 17 Zulhijah 1446 H: Menjadi Pribadi Lebih Baik di Tahun Baru Islam

Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
Ilustrasi/ Pixabay
KHUTBAH JUMAT BARU - Naskah Khutbah Jumat 13 Juni 2025/17 Zulhijah 1446 H: Menjadi Pribadi Lebih Baik di Tahun Baru Islam (Ilustrasi/ Pixabay) 

TRIBUNPRIANGAN.COM - Berikut ini terdapat Naskah Khutbah Jumat 13 Juni 2025/ 17 Zulhijah 1446 H: Menjadi Pribadi Lebih Baik di Tahun Baru Islam.

Salah satu rukun pada hari Jumat adalah penyamapaian Khutbah oleh sang khatib.

Islam menganjurkan supaya khutbah tidak disampaikan terlalu panjang agar jemaah tidak bosan. 

Sekadar informasi, ajuran untuk menyampaikan khutbah secara singkat terdapat di dalam sebuah hadits riwayat Muslim dan Ahmad berikut ini.

عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ قَالَ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ طُولَ صَلاَةِ الرَّجُلِ وَقِصَرَ خُطْبَتِهِ مَئِنَّةٌ مِنْ فِقْهِهِ فَأَطِيلُوا الصَّلاَةَ وَاقْصُرُوا الْخُطْبَةَ وَإِنَّ مِنْ الْبَيَانِ سِحْرًا (رواه مسلم وأحمد)

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 6 Juni 2025: Hikmah Berkurban, Ibadah Bernuansa Ritual Sekaligus Sosial

Artinya: "Dari Ammar Ibn Yasir (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Sesunggunguhnya panjangnya sholat dan pendeknya khutbah seorang khatib adalah tanda kepahaman seseorang tentang agama. Oleh karena itu panjangkanlah sholat dan persingkatlah khutbah; sesungguhnya dalam penjelasan singkat ada daya tarik." (HR Muslim dan Ahmad)

Ada berbagai jenis topik khutbah Jumat, namun kali ini TribunPriangan.com ingin mengulas satu contoh, Naskah Khutbah Jumat dengan judul: Menjadi Pribadi Lebih Baik di Tahun Baru Islam.

Khutbah I  

الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيْدًا أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّاللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَمَنْ يَّتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا، وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَايَحْتَسِبُ، وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ 

Hadirin jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah..

Kita patut bersyukur atas segala anugerah yang diberikan Allah kepada kita, khususnya anugerah iman dan Islam yang tertancap di dalam hati kita sehingga kita dapat berkumpul di tempat yang mulia ini. Shalawat dan salam mari senantiasa kita haturkan bagi Nabi Besar Muhammad saw dan bagi keluarga serta para sahabatnya yang telah kompak dalam memperjuangkan agama ini. 

Selain itu, tidak bosan-bosannya khatib mengingatkan agar kita meningkatkan kualitas ketakwaan kita. Hal ini penting dilakukan mengingat anugerah Allah yang sangat melimpah sehingga sebagai bentuk berterima kasih kita diwujudkan dengan menambah kualitas ketakwaan terhadap-Nya. Kualitas takwa di sini tidak mesti diimplementasikan dengan menambah jumlah ibadah seperti shalat, puasa, sedekah, dan ibadah-ibadah sunnah lainnya. 

Bahkan lebih prinsip dari itu, kualitas takwa di sini bermakna bagaimana menjadikan aktivitas sehari-hari sebagai nilai ibadah yang murni mengharapkan ridha Allah swt. 

Hadirin jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah.. 

Di antara cara lain yang juga termasuk meningkatkan kualitas ketakwaan adalah dengan muhasabah atau mengevaluasi diri atas prilaku dan sikap yang telah dilakukan selama ini. Terlebih dalam waktu dekat ini kita akan menyambut tahun baru Islam, maka sudah tepat kiranya kita melakukan aktivitas muhasabah ini. 
Secara historis, berdasarkan pendapat yang paling populer, penetapan kalender Islam merupakan kebijakan Khalifah Sayyiduna Umar bin Khattab dengan hitungan awalnya dimulai sejak hijrah Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah. Oleh karenanya dinamai dengan kalender atau tahun Hijriah. Adapun jumlah bulannya kebetulan sama dengan tahun Masehi, yaitu 12 bulan, dan ini selaras dengan firman Allah:

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved